"Saya terpaksa makan ini." ucap Dimas dan mengambil nya. Bela mau tersenyum melihat tingkah Dimas seperti anak kecil.
"Baik-baik." ucap Bela melihat Dimas tidak berdaya mengangkat sendok.
Akhirnya Bela menyuapi nya. Dengan sangat tulus Bela menyuapi Dimas.
Tidak beberapa lama akhirnya selesai. Bela meninggalkan Dimas setelah sudah minum obat.
Dimas membuka handphone nya sudah banyak pesan masuk dari Vivi kekasih nya.
Dia memutuskan untuk menghubungi Vivi agar Vivi tidak terlalu khawatir kepada nya
Di tempat lain Fahri bekerja seperti apa yang di ajarkan oleh anggota lain nya. Dia bukan hanya sekedar menjadi pengawal namun dia juga harus tau bagaimana mengurus pekerjaan dengan baik kalau Pak Dimas tidak ada di sana.
Serli melihat Fahri bekerja dengan sangat baik membuat nya salut banget.
"Semoga saja Fahri betah bekerja di sini dan juga selalu seperti ini." ucap Serli.
"Non Vivi..." tiba-tiba Bibik kaget, seisi rumah kaget melihat kehadiran Kekasih Bos mereka datang ke rumah itu.
Vivi melihat mereka semua dengan tatapan sinis.
"Ada apa dengan kalian? kenapa kelihatan nya kalian kaget melihat ku datang?" tanya Vivi.
"Humm kalau boleh tau Non mau ngapain?" tanya Bibik.
"Saya mau ketemu Dimas lah, dia yang minta saya datang ke sini." ucap Vivi.
"Oohhhh begitu yah non, kalau begitu kami kabarin tuan dulu."
"Tidak perlu, saya bisa ke kamar nya sendiri." ucap Vivi langsung masuk menerobos masuk ke dalam.
Namun saat mau ke kamar Dimas tidak sengaja bersamaan dengan Bela.
"Ini untuk Dimas kan? biar saya saja yang bawa." ucap Vivi mengambil Air hangat dari tangan Bela.
Bela hanya diam karena kaget.
"Sayang bagaimana keadaan kamu?" tanya Vivi.
Dimas tersenyum. "Aku sudah bilang kamu tidak perlu datang ke sini, Lagian aku sudah mulai sembuh." ucap Dimas.
"Tapi tetap saja aku mengkhawatirkan kamu sayang. Kamu sudah makan siang? Aku membeli makanan dari luar kamu harus mencicipi nya." ucap Vivi.
"Aku masih kenyang, nanti saja yah."
"Kamu harus makan biar cepat sembuh." ucap Bela sudah membeli kan makanan kesukaan Dimas.
Bela melihat Bibik di dapur. "Bik kalau boleh tau perempuan tadi siapa? Bukan nya orang baru tidak boleh sembarangan masuk ke rumah ini?" tanya Bela.
Karena sudah beberapa lama di sana dia tidak pernah melihat orang baru, hanya orang yang sama setiap hari nya.
"Sebenarnya perempuan tadi bukan orang asing, dia adalah kekasih Tuan Dimas."
"Kekasih pak Dimas?" tanya Bela. Bibik mengangguk.
"Kenapa aku baru tau kalau pak Dimas memiliki kekasih? aku pikir dia tidak memiliki pacar itu sebabnya dia membeli ku." ucap Bela.
Bibik menarik tangan Bela ke taman belakang.
"Tuan Dimas memiliki sifat yang buruk yaitu berganti-ganti pasangan. Dia juga sering membayar perempuan." ucap Bibik.
"Sudah ku tebak. Aku bisa melihat dari wajah dan sifat nya." ucap Bela.
"Humm dengan Non Vivi mereka sudah bersama hampir satu tahun. Sejauh ini semua nya baik-baik saja, namun semua perempuan yang bersama Tuan hanya menginginkan uang saja." ucap Bibik.
Bela hanya diam saja mendengar kan fakta Dimas seperti apa.
Bela tidak kaget karena dia bisa tau selama beberapa lama tinggal di sini.
"Bik sebaiknya aku menyiapkan makan siang pak Dimas dan memberi nya minum obat."
Bibik menahan Bela.
"Tidak perlu, di kamar nya masih ada non Vivi. Jangan sampai non Vivi tau kalau Kamu...."
Bibik tidak melanjutkan pembicaraannya karena takut Bela tersinggung.
"Iyah Bik, aku paham kok. Aku takut kalau pak Dimas tidak minum obat dengan teratur dia tidak akan sembuh." ucap Bela.
"Percaya saja sama Non Vivi, dia pasti tau cara merawat orang sakit." ucap Bibik.
"Bagaimana kalau kamu menggunakan waktu senggang kamu istirahat? Lihat lah kamu sangat pucat." ucap Bibik.
Bela mengangguk. Dia masuk ke kamar Bibik membaringkan tubuh nya.
"Arghhhh!!! enak sekali. Pinggang ku sangat sakit." ucap Bela.
Baru beberapa menit dia sudah tertidur dengan sangat lelap.
Di dalam kamar Dimas. Dia tidak berhenti melihat ke arah pintu karena sudah lapar ingin makan, dia sama sekali tidak berselera makan makanan yang di bawakan kekasih nya.
Vivi sampai di sana hanya main handphone Tampa menghiraukan nya.
"Sayang aku harus pergi dulu yah, aku ada kerjaan mendadak." ucap Vivi. Dimas mengangguk.
"Hati-hati yah, makasih sudah datang menjenguk ku." ucap Dimas.
"Sama-sama sayang, kamu cepat sembuh yah." ucap Vivi dan langsung pergi. Dimas menghela nafas panjang melihat Vivi.
"Bik.." panggil Dimas keluar dari kamar. Bibik kaget dia langsung mendekati Dimas.
"Ada apa Tuan? Apa Tuan butuh sesuatu?" tanya Bibik.
"Di mana Bela? kenapa sampai sekarang makan siang saya belum di buat kan? saya juga harus minum obat! bagaimana bisa dia lalai!" ucap Dimas.
Walaupun masih sakit dia masih memiliki tenaga untuk marah-marah kalau tentang Bela.
"Kalau begitu saya akan menyiapkan nya Tuan."
"Kemana Bela? kenapa harus Bibik yang menyiapkan nya?"
"Humm anu Tuan."
"Kemana dia? Jangan bilang dia mengambil kesempatan untuk keluar dari rumah ini di saat saya sakit." ucap Dimas.
Bibik menggeleng kan kepala nya.
"Tidak Tuan. Bela masih di rumah ini hanya saja dia sedang tidur di kamar saya Tuan."
"Jangan marah Tuan kepada Bela, saya yang meminta nya untuk istirahat terlebih dahulu karena say berfikir non Vivi yang akan merawat Tuan." ucap Bibik.
"Ini bukan waktu tidur!" ucap Dimas.
"Iyah Tuan, saya tau. Namun Bela terlihat sangat letih dan sekarang dia masih tidur dengan nyenyak." ucap Bibik.
Dimas tidak mengatakan apapun dengan langkah cepat dia berjalan ke arah kamar Bibik.
Bibik dan yang lain hanya bisa diam saja melihat Dimas.
"Huff seharusnya Bibik jangan meminta Bela istirahat Bik. Kalau seperti ini kasian sekali Bela." ucap pelayan lain nya.
Semua orang sudah sangat sayang kepada Bela. Mereka sangat kasian kepada Bela yang selalu di marahin habis-habisan oleh Dimas.
Kalau mereka ikut membuly Bela kasian sekali gadis muda itu.
Dimas membuka pintu dan melihat Bela tidur dengan sangat nyaman memeluk bantal guling.
"Bisa-bisa nya dia tidur nyenyak di sini tanpa mengingat memberi saya makan." ucap Dimas.
Bela mendengar suara Dimas langsung bergeliat. Perlahan mulai sadar dengan adanya Dimas di ruangan itu.
Dia langsung duduk kaget melihat Dimas.
"Maaf Tuan, saya ketiduran." ucap Bela.
"Saya tidak membangun kan kamu, Kenapa kamu bangun? istirahat lah." ucap Dimas.
Bela sedikit canggung namun dia masih sangat mengantuk dan akhirnya melanjutkan tidur nya.
Dimas melihat tingkah Bela membuat nya tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments