Bela kebingungan dia melihat Dimas sudah seperti orang mati yang tidak akan bangun lagi.
Bau yang sangat menyengat membuat Bela mau muntah.
Akhirnya dia memberanikan diri untuk membersihkan badan Dimas.
"Ternyata kata orang itu benar. Pria tua ini sangat suka mabuk sehingga tidak sadar." Batin Bela.
"Bagus deh Kalau pak Dimas mabuk, aku bisa tidur dengan tenang." Ucap nya.
Bela bisa tidur dengan tenang di Sofa malam ini.
Dia rasa baru saja tertidur namun mendengar suara dari arah tempat tidur.
Perlahan dia membuka mata nya dia kaget melihat Dimas sudah berdiri tidak jauh dari nya.
"Aku akan membalas kan dendam ku! Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia." ucap nya sambil mengarah kan tangan nya ke leher Bela.
Dengan cepat Bela langsung menghindar dia berlari keluar.
"Kemana kau? Ke sini lah! Kau harus merasakan apa yang sudah aku rasakan." ucap Dimas tidak berhenti mengejar Bela.
Sudah di luar, Bela tidak tau harus bagaimana dia tidak mau kemana lagi karena jalan nya sudah di kunci oleh Dimas.
"Pak! Saya mohon jangan lakukan apapun kepada saya, saya mohon." ucap Bela memohon sudah sangat takut. Tiba-tiba Bibik dan Pengawal datang.
"Tuan Dimas." ucap mereka langsung menangkap Dimas.
Pengawal langsung membawa Dimas ke kamar nya lagi tampa ada perlawanan dari Dimas.
"Maaf sudah membuat kamu takut Bela. Tuan Dimas memang selalu seperti ini ketika dia mabuk." ucap Bibik.
Bela yang masih gugup hanya bisa mengangguk.
Keesokan harinya... Bela bangun lebih awal seperti biasa dan Bersih-bersih seperti biasa membantu yang lain nya.
"Hei buat kan saya Kopi." tiba-tiba Dimas datang. Bela yang sedang bersih-bersih di ruang tamu sedikit terkejut mendengar suara Dimas.
"Ba-baik Pak." ucap Bela langsung bergegas ke Dapur.
"Ini kopi nya pak, aku akan ke kamar menyiapkan pakaian kerja bapak." ucap Bela dengan sedikit gugup.
Dimas mencicipi kopinya namun tiba-tiba dia menyemburkan nya kepada Bela.
"Kenapa pak? apa sangat pahit? aku akan mengganti nya." ucap Bela langsung sebelum Dimas melakukan hal yang kasar kepada nya.
"Ini sangat panas sekali!" ucap Dimas.
"Air kopi ini air mendidih pak, Wajar saja jika masih panas."
"Berani-beraninya kamu melawan perkataan saya!" Bentak Dimas marah.
Bela yang tadi nya memiliki keberanian sekarang sudah tidak bisa mengatakan apapun dia sangat takut sekali.
"Permisi Tuan." Sekertaris Dimas datang yang bernama Serli.
"Ada apa?" tanya Dimas dengan nada yang sudah sangat kesal.
"Tuan Johan sudah di luar, apa saya meminta nya ke kantor saja?" tanya Serli.
"Katakan pada nya untuk tunggu saya di depan, saya akan mandi dulu." ucap Dimas langsung pergi.
Serli melihat ke arah Bela.
Menatap dengan tatapan iba. "Keadaan nya memang sudah buruk sebelum nya, namun sekarang terlihat sangat buruk." batin Serli.
"Bela tolong buat Teh untuk dia orang dan antar ke ruang tamu." ucap Serli. Bela mengangguk.
"Silahkan duduk Tuan." ucap Serli kepada Johan dan Sekretaris nya. Mereka membahas pekerjaan sebentar. Tidak beberapa lama Bela datang.
"Silahkan di minum Pak." ucap Serli.
"Terimakasih." ucap Johan.
Setelah selesai mandi Dimas langsung ke ruang tamu dan berbicara dengan Johan.
Johan adalah teman Bisnis Dimas, sudah lama mereka berkerja sama.
Bela duduk di teras belakang sambil mengobati pipi nya yang masih sakit dan juga mengoleskan minyak urut ke badan nya.
Tiba-tiba Bibik datang.
"Bagaimana bisa Kamu sampai ke sini?" tanya Bibik duduk di samping Bela.
Bela menoleh ke arah Bibik sambil tersenyum.
"Emang nya Bibik belum tau?" tanya Bela.
"Loh kamu kok nanyak balek sih? Kan Bibik nanya duluan." ucap Bibik.
Bela tersenyum. "Aku sampai di sini karena di beli oleh pak Dimas seperti yang di katakan oleh yang lain." ucap Bela.
Tiba-tiba seseorang tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Tukang kebun yang sedang merapikan taman.
Bela melihat nya, pria itu juga melihat Bela.
"Siapa itu Bik? aku baru melihat nya? Aku sudah satu Minggu di sini namun aku baru melihat nya." ucap Bela.
"Fahri sini!" ucap Bibik. Fahri membuka topi nya dia mendekati Bibik.
"Kenalin ini namanya Fahri, dia adalah keponakan Bibik dia bekerja di sini hanya dua hari seminggu untuk merapikan semua taman yang ada di sini."
"Emang tinggal nya di Mana?"
"Dia masih Kuliah semesta akhir. Mungkin kalau sudah lulus nanti dia akan tinggal di sini."
"Kenapa tinggal di sini? kenapa tidak mencari pekerjaan lain?" tanya Bela.
Bibik tersenyum. "Nanti kamu mengerti. Kenalin Fahri ini namanya Bela." ucap Bibik.
Fahri tersenyum dia menjulurkan tangan nya untuk di Salim oleh Bela.
Bela cukup kaget karena Fahri terlihat sangat ramah, bahkan dia juga menjulurkan tangan nya untuk di Salim.
"Humm aku..."
"Tidak apa-apa, Fahri berbeda dari yang lain kok, kamu bisa menganggap Bibik sama Fahri keluarga kamu di sini." ucap Bibik.
Bela tersenyum dia langsung menyalim tangan Fahri.
"Kalau aku jadi kamu memiliki pendidikan yang tinggi, aku tidak mau bekerja di sini." ucap Bela.
Fahri hanya tersenyum saja. Entah mengapa dia jadi sedikit menjadi pendiam ketika bertemu dengan Bela.
"Bela!!!!!!!" Tiba-tiba Teriakan dari dalam membuat semua orang kaget termasuk sang empunya nama.
Lagi asyik-asyik berbicara dengan Bibik dan Fahri.
"Iyah Pak." jawab nya Bela langsung.
"Di mana tas kerja saya? Di mana Handphone dan kunci mobil saya?" tanya Dimas dengan nada yang tinggi.
"Saya tidak tau pak, Bapak pulang tadi malam dengan keadaan mabuk dan tidak membawa apa-apa." ucap Bela.
"Kamu pasti menyembunyikan nya kan? Kamu mau menjual nya kan?" ucap Dimas. Bela menggeleng kan kepala nya.
"Tidak Pak." ucap Bela masih membela diri.
"Kembali kan atau saya akan membunuh mu!" ucap Bagas mau melayang kan tangan nya kepada Bela namun tiba-tiba pengawal nya datang.
"Maaf pak, ini tas, handphone dan kunci mobil bapak." ucap pengawal nya yang mengantarkan dia pulang tadi malam.
Dimas menghela nafas panjang, dia mengambil nya dan segera pergi. Bela yang sudah sangat takut langsung lega melihat Dimas sudah pergi.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Bibik. Bela mengangguk.
Seiiring waktu berjalan tidak terasa Bela sudah Dua bulan tinggal di Rumah Dimas.
Namun sampai sekarang dia masih menjaga mahkota nya dengan baik. Dia tidak akan mempermasalahkan Dimas menyiksa nya habis-habisan dari pada dia memberikan mahkota nya begitu saja.
Di malam hari dia baru saja selesai mandi. Dia keluar dari kamar dan melihat Dimas baru saja masuk ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Eishika Eis
namanya gonta ganti sih thour.
perkenalkan dulu donk nama panjang dimas siapa.
jd aqoh ga bingung
2023-10-09
1
🥑⃟Riana~
kok jadi bingung 😕 ya,namanya dimas apa bagas?
2023-06-25
0