Namun tidak sengaja dia melihat foto Dimas bersama kedua orang tua nya. Pada saat itu Dimas masih berumur 17 tahun.
"Ternyata pak Dimas mirip kepada Papah nya yang sangat gagah." ucap Bela.
"Pak Dimas sudah Tampan dari dulu nya, namun di sini dia terlihat sangat polos dan pasti sangat baik, namun sekarang sudah sangat berbeda." ucap Bela.
Dia membuka-buka album keluarga nya yang benar-benar sangat lengkap.
Dimas juga menyimpan foto wanita yang sangat cantik di album nya yang Bela Tebak itu adalah kekasih nya.
Namun setelah di lihat-lihat namun ternyata wanita itu adalah saudara perempuan Dimas karena ada foto bayi mereka berempat.
"Bela!" panggil Bibik dari luar. Bela langsung menyimpan semua nya dan merapikan kembali.
"Iyah Bik ada apa?" tanya Bela.
Bibik meminta bantuan Bela untuk membantu nya bersih-bersih di luar.
Sedang bersih-bersih namun tiba-tiba Vivi datang membuat semua orang kaget. "Non Vivi ada apa ke sini?" tanya pelayan.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Saya ke sini karena ini adalah rumah pacar saya ,kamu jangan tidak sopan seperti itu." ucap Vivi.
"Tapi Tuan Dimas sedang di kantor Non."
"Saya tau." ucap Vivi dia masuk ke dalam dan melihat Bela.
"Saya ke sini mencari kamu." ucap Vivi menunjuk ke arah Bela yang awalnya cuek saja.
"Saya?"
"Iyah."
Bela mengikuti Vivi ke atas. "Saya tau kamu yang tau semua nya tentang Dimas kan?" ucap Vivi.
"Maksudnya non?"
"Tidak perlu berpura-pura tidak tau! Sekarang kasih tau sama saya dengan siapa Dimas dekat akhir-akhir ini." ucap Vivi.
Bela terdiam kaget dan juga bingung. "Saya yakin Dimas dekat dengan wanita lain. Dia berusaha menyembunyikan nya dari saya." ucap Vivi.
"Saya tidak tau non, saya tidak memiliki hak untuk tau itu."
"Benar kamu tidak memiliki hak untuk tau, namun kamu pasti pernah melihat bukti-bukti kalau Dimas bermain dengan wanita lain." ucap Vivi.
Sejauh ini Bela tidak menyadari hal itu. Dia berfikir kalau ada bekas lipstik di baju Dimas atau bau parfum wanita itu seperti nya milik Vivi.
Dia mencoba mengingat lagi namun sama sekali tidak ada.
"Apa akhir-akhir Dimas sering tidak pulang?" tanya Vivi.
"Seperti nya akhir-akhir ini pak Dimas lebih sering pulang cepat Non setelah sehat dari sakit nya." ucap Bela.
"Tidak mungkin! Kamu pasti menutupi nya kan karena Dimas adalah bos kamu." ucap Vivi.
"Sebaiknya Non langsung tanyakan saja kepada pak Dimas agar tidak salah paham." saran Bela.
"Tidak perlu menasehati saya seperti itu." ucap Vivi..Bela hanya bisa diam karena Vivi tidak menerima saran dari nya.
"Jangan sampai saya tau kalau kamu menyembunyikan tentang perselingkuhan bos kamu, karena kamu atau wanita itu tidak akan saya ampuni." ucap Vivi dan langsung pergi.
Vivi pergi Bela bernafas lega. "Kelihatan nya saja cantik dan tidak banyak bicara namun asli nya sangat menyeramkan." ucap Bela.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Teman Bela.
"Non Vivi berfikir kalau Pak Dimas selingkuh, dia bertanya apa aku memiliki bukti atau tidak tentang wanita selingkuhannya." ucap Bela.
"Huff sudah menjadi hal biasa." ucap mereka.
"Maksud nya?"
"Ini bukan pertama kali nya Non Vivi datang ke sini menanyakan hal yang sama."
"Emang nya pak Dimas benar selingkuh? Bukan nya mereka saling mencintai dan mereka juga sudah lama bersama." ucap Bela.
"Lama nya hubungan tidak menjamin hubungan itu sehat atau baik-baik saja." ucap pelayan teman Bela.
"Maksud nya apa sih? aku tidak mengerti."
"Huff kamu sudah berbulan-bulan tinggal di sini namun tetap saja tidak mengerti dengan bos kamu sendiri."
"Tuan Dimas sudah berulang kali selingkuh saat bersama Non Vivi. Ketika perselingkuhan nya di ketahui Non Vivi tidak segan-segan membuat kehidupan selingkuhan tuan Dimas berantakan."
Mendengar nya saja membuat Bela merinding.
"Tapi walaupun seperti itu tuan Dimas tidak akan berhenti bergonta-ganti tidur dengan wanita lain di luar sana."
Bela menghela nafas panjang mendengar nya.
"Oh iya jangan sampai hal ini terdengar oleh orang lain karena kalau tersebar kita bisa mati."
"Sudah-sudah apa yang sedang kalian bicarakan? Sebaiknya kalian lanjut bekerja." ucap Bibik.
Semua nya langsung bubar. "Bela ayo bicara sebentar." ucap Bibik. "Iyah Bik."
"Biasanya kalau seperti ini pasti tuan Dimas memiliki wanita lain. Sebaiknya kamu menutupi nya walaupun kamu tau." ucap Bibik.
Bela mengangguk. "Ya udah kalau begitu ayo ke bawah sebelum tuan pulang." ucap Bibik.
Dimas di ruangan nya masih bekerja. Namun dia tidak berhenti melihat jam di pergelangan nya.
"Seperti nya Bapak memiliki janji di luar, saya akan melanjutkan pekerjaan ini." ucap Serli.
Dimas menggeleng kan kepala nya.
"Saya ingin tau toko peralatan dapur yang buka malam hari di mana?" tanya Dimas.
Serli terdiam sejenak memikirkan apa yang di maksud oleh bos nya.
"Kalau bapak butuh sesuatu katakan saja kepada saya, saya akan mencari nya untuk Bapak."
"Katakan di mana tempat nya!" ucap Dimas.
Serli membuka Handphone dan menunjukkan nya kepada Dimas.
"Apa yang mereka jual di sana?" tanya Dimas.
Serli menunjukkan semua gambar nya dan Dimas langsung menyetujui tempat itu.
"Apa bapak mau saya temanin?" tanya Serli.
"Tidak perlu! Saya bisa pergi sendiri."
"Kalau begitu saya akan meminta Fahri mengantarkan Bapak."
"Saya akan pergi sendiri!" ucap Dimas. Serli langsung mengangguk mengerti walaupun dia bingung.
Tidak beberapa lama akhirnya Dimas pulang, entah mengapa dia sangat bersemangat pulang ke rumah.
Mobil nya sudah terparkir di depan rumah nya.
"Selamat sore Tuan."
Dimas hanya mengangguk saja.
Dia tidak melihat Bela di sana dia langsung ke kamar dia sangat terkejut melihat Bela baru saja mau keluar dari kamar mandi menggunakan handuk.
Bela kaget dan langsung masuk lagi ke kamar mandi sementara Dimas terdiam di dekat pintu.
"Ini masih sangat sore namun kenapa pak Dimas sangat cepat pulang? Bagaimana ini?!" ucap nya panik.
"Apa yang kamu lakukan di sana? saya mau menggunakan kamar mandi!" ucap Dimas mengetuk pintu kamar mandi.
"Tunggu Tuan." ucap Bela. Terpaksa dia memakai baju nya yang sudah kotor menutupi dadanya.
Dia keluar dari kamar mandi sangat takut. Dimas berdiri di depan pintu dan melihat badan dada putih milik Bela yang tidak tertutup sempurna.
Rambut yang di ikat sehingga menunjukkan leher nya.
"Maaf Pak." ucap Bela langsung masuk ke ruangan ganti.
Dimas tersenyum tipis melihat Bela berlari ke ruangan ganti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments