Bab 10 : Wajah Bodoh!

"Ah, itu Nona Muda!" kata Arnold Ken sambil menunjuk seorang gadis tertentu dalam kelompok siswi yang baru saja keluar.

Ardian Prasetya melihat ke arah yang ditunjuk Arnold Ken. Angkara Elvira adalah seorang gadis yang tinggi dan cantik. Meskipun ada gadis-gadis lain di sampingnya, Ardian Prasetya tahu dengan pasti gadis mana yang dimaksud oleh Arnold Ken sebagai Nona Muda.

Angkara Adam sebelumnya menyebutkan bahwa Angkara Elvira terkenal sebagai primadona sekolah, oleh karena itu, dia pasti yang paling cantik di antara mereka, kecuali rasa kecantikan Ardian Prasetya salah atau sedikit melenceng dari normalnya.

Memang ada gadis lain di sampingnya yang sama cantiknya, tetapi sedikit lebih pendek. Jadi, dia tidak cocok dengan profilnya. Namun tak dipungkiri, gadis itu juga berpotensi menjadi primadona kampus. Dia pasti akan terlihat menakjubkan ketika dia tumbuh dewasa, memakai baju renang, dan berpesta bersamanya di atas kolam re— Plak! Ardian memukul pipinya sekali lagi. Pikirannya sering menjadi liar akhir-akhir ini. Dia mungkin harus mencari waktu untuk rehabilitasi mental di tengah malam yang sunyi.

Saat Angkara Elvira dan gadis lainnya berjalan menuju mobil, beberapa siswa laki-laki terlihat mengikuti di belakang mereka.

"Elvira, tolong tunggu sebentar!" Salah satu siswa laki-laki mencoba menghalangi jalan Angkara Elvira, "Elvira, aku sangat serius ingin menjalin hubungan denganmu, bisakah kamu memberiku sebuah kesempatan? Tolong?"

Angkara Elvira mengerutkan kening, dia menatap siswa laki-laki di depannya dengan ekspresi jijik. "Roland Pratama, berapa kali aku harus memberitahumu bahwa aku tidak tertarik padamu. Jadi, bisakah kau berhenti menggangguku?!"

"Namun!" Roland Pratama ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Angkara Elvira mendorongnya menjauh. Perasaannya sangat bauruk. Jadi, dia tidak peduli dengan citra baik dan sebagainya. Dia berlari kecil menuju mobil.

"Roland Pratama sangat menjengkelkan! Dia terus saja datang menggangguku setiap hari! Apa dia tidak bosan?" Angkara Elvira menggerutu saat dia masuk ke mobil. Tiba-tiba, pandangannya terganggu dengan kehadiran Ardian Prasetya yang sedang duduk di kursi penumpang depan. Dia lalu bertanya dengan heran, "Tunggu, kamu siapa?"

"Senang bertemu dengan Anda, Saya Ardian Prasetya." Ardian Prasetya tahu bahwa nona muda itu pemarah. Jadi, dia mencoba yang terbaik untuk terlihat semenarik mungkin. Sayangnya hal jtu justru lebih menonjolkan sisi kebodohan yang terlukis di wajahnya.

"Ardian Prasetya? Aku tidak pernah mendengarnya? Paman Ken, siapa dia? Kenapa dia ada di sini?" tanya Angkara Elvira yang bingung sambil terus memperhatikan pakaian Ardian Prasetya dari sisi ke sisi. "Nona Muda, Tuan Muda ini adalah penjaga yang dipekerjakan Presdir Angkara untuk Nona," jelas Arnold Ken.

"Tunggu, seorang penjaga? Apa-apaan, aku tidak membutuhkannya, yang aku minta adalah perisai wajah, sesuatu seperti pacar palsu untuk menjauhkan anak laki-laki. Lihat dia, bagaimana dia bisa menjadi tamengku? Bisakah dia menjauhkan seseorang dariku dengan wajah bodohnya itu?" Angkara Elvira sangat panik ketika dia sekali lagi melihat Ardian Prasetya. Pria itu mengenakan rompi kebesaran dan celana robek, meskipun pakaiannya meneriakkan brand pakaian mahal, tetapi gaya seperti itu sudah jauh ketinggalan zaman. Bahkan untuk seorang penjaga, Ardian tidak terlihat semengancam itu.

Arnold Ken mulai berkeringat deras. Dia memandang Ardian Prasetya tanpa daya dan ketika dia melihat bahwa tidak ada reaksi dari Ardian, dia menghela napas lega. Dia adalah orang yang paling dekat dengan Angkara Adam, dia tahu berapa banyak usaha yang dilakukan oleh Presdir Angkara hanya untuk membuat Ardian Prasetya mengambil pekerjaan ini. Bahkan Penatua Angkara, ayah Angkara Adam, harus membantu secara pribadi.

Ardian Prasetya melirik pakaian yang ia kenakan. Dia tidak punya banyak set pakaian di rumah karena biasanya dia selalu memakai pakaian khusus yang bisa meredam benturan dan yang membantunya bergerak dengan mudah. Pakaian santai yang ia miliki hanyalah pakaian bekas milik kakeknya semasa muda, dan yang ia kenakan saat ini adalah salah satunya.

"Nona Muda. Presdir berkata bahwa Tuan Muda Prasetya adalah orang yang sangat berbakat. Tidak hanya dia kuat, dia juga pintar. Dia seharusnya tidak kesulitan menjadi perisai Anda." Arnold Ken mencoba menjelaskan dan menenangkan Angkara Elvira.

Agar Putrinya tidak merasa khawatir, Presdir Angkara sengaja menyembunyikan banyak hal tentang Ardian darinya. Dia memerintahkan Arnold Ken untuk tidak mengatakan masa lalu Ardian Prasetya pada Angkara Elvira atas dasar apapun. Mereka memang meminta Ardian Prasetya untuk mengurus dan menjaga studi dan kehidupan pribadi Angkara Elvira, tetapi ada agenda tersembunyi dalam misi tersebut. Sebuah pengaturan yang terkait dengan perjanjian yang dibuat oleh para tetua dalam keluarga.

Jika mereka tiba-tiba memutuskan untuk menaruh pengawal pribadi untuk Angkara Elvira, kemungkinan besar dia tidak akan setuju. Untungnya, mereka mengetahui bahwa Angkara Elvira kesulitan menghadapi pria yang ingin berkencan dengannya. Jadi, dia pergi ke Angkara Adam untuk meminta seseorang yang bisa dia gunakan sebagai perisai untuk mencegah orang lain mendekat. Karena hal itu, mereka bisa merekomendasikan Ardian Prasetya kepada Angkara Elvira.

Arnold Ken ikut melirik pakaian Ardian Prasetya dan dia mulai menyesal tidak memberi beberapa perubahan sebelum pergi ke sekolah. Arnold Ken sudah melihat banyak foto Ardian Prasetya, dan pemuda itu terlihat bagus ketika memakai setelan formal dengan latar yang gelap. Satu-satunya masalah adalah pakaiannya saat ini terlalu menonjolkan kesan bodoh pada wajahnya.

"Si Wajah Bodoh ini?" Angkara Elvira merasa sulit untuk melihat apa yang istimewa dari Ardian Prasetya. Di matanya, Ardian hanya terlihat seperti salah satu pekerja bangunan yang memiliki tubuh yang bagus dan itu saja.

Di sisi lain, gadis di samping Angkara Elvira tertawa tanpa henti sambil mencoba menutupi mulutnya. Karena pakaian yang dikenakan oleh Ardian, dia juga merasa sulit untuk percaya bahwa Ardian Prasetya mampu menjadi tameng Angkara Elvira.

"Apa yang kamu tertawakan!?" bentak Angkara Elvira saat dia menatapnya. Awalnya Angkara Elvira sudah sangat marah dengan ayahnya. Ketika dia melihat sahabatnya cekikikan, dia menjadi lebih marah.

Setelah menerima omelan dari Angkara Elvira, Tinia Atmaja menjulurkan lidahnya dan menutup mulutnya. Tapi itu tidak menghentikannya untuk menatap Ardian Prasetya dengan rasa ingin tahu. Wajahnya memang bodoh, tetapi setelah diperhatikan dengan baik, Ardian Prasetya cukup tampan. Poin paling baik mungkin terletak pada tubuhnya yang terbentuk dengan sempurna.

“Paman Ken, minta dia turun dari mobil. Aku tidak menginginkannya!" Angkara Elvira mengerutkan kening. Dia tidak ingin berdebat tentang masalah ini lagi.

"Nona muda, Presdir sangat yakin bahwa Ardian Prasetya mampu melakukan tugas ini. Dia telah menandatangani kontrak." Pada dasarnya, Arnold Ken mencoba memberi isyarat kepada Angkara Elvira, bahwa ayahnya sudah mengambil keputusan dan tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubahnya.

Episodes
1 Bab 1 : Demi Dua Ribu Dollar
2 Bab 2 : Tujuh Puluh Ribu Dollar
3 Bab 3 : Lima Puluh Ribu Dollar
4 Bab 4 : Empat Puluh Ribu Dollar
5 Bab 5 : Tiga Puluh Ribu Dollar
6 Bab 6 : Ratusan Juta Dollar Pertahun
7 Bab 7 : Dua Puluh Ribu Dollar
8 Bab 8 : SMAN Terbit Tenggara
9 Bab 9 : Punya SIM?
10 Bab 10 : Wajah Bodoh!
11 Bab 11 : Tunjukkan Bakatmu!
12 Bab 12 : Apa Kamu Menyukainya?
13 Bab 13 : Tinggal Bersama?
14 Bab 14 : Iblis Surgawi
15 Bab 15 : Dia Lumayan
16 Bab 16 : Ciuman
17 Bab 17 : Tidur
18 Bab 18 : Gua
19 Bab 19 : Gerbang
20 Bab 20 : Gulungan
21 Bab 21 : Kultivasi
22 Bab 22 : Video Biru
23 Bab 23 : Kertas Tisu
24 Bab 24 : Protein Mentah
25 Bab 25 : Mie
26 Bab 26 : Air
27 Bab 27 : Menantu
28 Bab 28 : Kepala Sekolah
29 Bab 29 : Kelas
30 Bab 30 : Kertas
31 Bab 31 : Ikut Aku!
32 Bab 32 : Semangat
33 Bab 33 : Pistol Air
34 Bab 34 : Teman?
35 Bab 35 : Permata
36 Bab 36 : Berharta dan Berbeasiswa
37 Bab 37 : Kantin
38 Bab 38 : Tinia Atmaja
39 Bab 39 : Tinia Atmaja (2)
40 Bab 40 : Sahabat
41 Bab 41 : Atap
42 Bab 42 : Atap (2)
43 Bab 43 : Atap (3)
44 Bab 44 : Sesudah
45 Bab 45 : Liontin
46 Bab 46 : Bank
47 Bab 47 : Sandera
48 Bab 48 : Sandera (2)
49 Bab 49 : Sandera (3)
50 Bab 50 : Sandera (4)
51 Bab 51 : Sandera (5)
52 Bab 52 : Sandera (6)
53 Bab 53 : Chen Sisi
54 Bab 54 : Chen Sisi (2)
55 Bab 55 : Chen Sisi (3)
56 Bab 56 : Chen Sisi (4)
57 Bab 57 : Chen Sisi (5)
58 Bab 58 : Tuan Tameng
59 Bab 59 : Tuan Tameng (2)
60 Bab 60 : Chandra
61 Bab 61 : Chandra (2)
62 Bab 62 : Serigala Cupu
63 Bab 63 : Perawat Julie
64 Bab 64 : Perawat Julie (2)
65 Bab 65 : Perawat Julie (3)
66 Bab 66 : Tidak Jera
67 Bab 67 : Tidak Jera (2)
68 Bab 68 : Tidak Jera (3)
69 Bab 69 : Tidak Jera (4)
70 Bab 70 : Hukuman
71 Bab 71 : Kekacauan
72 Bab 72 : Dewa
73 Bab 73 : Emosi
74 Bab 74 : Pembawa Masalah
75 Bab 75 : Wanita ini
76 Bab 76 : Halu
77 Bab 77 : Biter
78 Bab 78 : Cedera
79 Bab 79 : Tidak Terjangkau
80 Bab 80 : Angkara Adam
81 Bab 81 : Siapa Dalang?
82 Bab 82 : Kamu Menyukainya?
83 Bab 83 : Timur
84 Bab 84 : Kita harus merayakannya!
85 Bab 85 : Pindah? Tidak masuk akal.
86 Bab 86 : Kekuatan Keberanian
87 Bab 87 : Ini cuman bersikap baik, kok.
88 Bab 88 : Sumpit
89 Bab 89 : Menuju Transformasi Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 : Demi Dua Ribu Dollar
2
Bab 2 : Tujuh Puluh Ribu Dollar
3
Bab 3 : Lima Puluh Ribu Dollar
4
Bab 4 : Empat Puluh Ribu Dollar
5
Bab 5 : Tiga Puluh Ribu Dollar
6
Bab 6 : Ratusan Juta Dollar Pertahun
7
Bab 7 : Dua Puluh Ribu Dollar
8
Bab 8 : SMAN Terbit Tenggara
9
Bab 9 : Punya SIM?
10
Bab 10 : Wajah Bodoh!
11
Bab 11 : Tunjukkan Bakatmu!
12
Bab 12 : Apa Kamu Menyukainya?
13
Bab 13 : Tinggal Bersama?
14
Bab 14 : Iblis Surgawi
15
Bab 15 : Dia Lumayan
16
Bab 16 : Ciuman
17
Bab 17 : Tidur
18
Bab 18 : Gua
19
Bab 19 : Gerbang
20
Bab 20 : Gulungan
21
Bab 21 : Kultivasi
22
Bab 22 : Video Biru
23
Bab 23 : Kertas Tisu
24
Bab 24 : Protein Mentah
25
Bab 25 : Mie
26
Bab 26 : Air
27
Bab 27 : Menantu
28
Bab 28 : Kepala Sekolah
29
Bab 29 : Kelas
30
Bab 30 : Kertas
31
Bab 31 : Ikut Aku!
32
Bab 32 : Semangat
33
Bab 33 : Pistol Air
34
Bab 34 : Teman?
35
Bab 35 : Permata
36
Bab 36 : Berharta dan Berbeasiswa
37
Bab 37 : Kantin
38
Bab 38 : Tinia Atmaja
39
Bab 39 : Tinia Atmaja (2)
40
Bab 40 : Sahabat
41
Bab 41 : Atap
42
Bab 42 : Atap (2)
43
Bab 43 : Atap (3)
44
Bab 44 : Sesudah
45
Bab 45 : Liontin
46
Bab 46 : Bank
47
Bab 47 : Sandera
48
Bab 48 : Sandera (2)
49
Bab 49 : Sandera (3)
50
Bab 50 : Sandera (4)
51
Bab 51 : Sandera (5)
52
Bab 52 : Sandera (6)
53
Bab 53 : Chen Sisi
54
Bab 54 : Chen Sisi (2)
55
Bab 55 : Chen Sisi (3)
56
Bab 56 : Chen Sisi (4)
57
Bab 57 : Chen Sisi (5)
58
Bab 58 : Tuan Tameng
59
Bab 59 : Tuan Tameng (2)
60
Bab 60 : Chandra
61
Bab 61 : Chandra (2)
62
Bab 62 : Serigala Cupu
63
Bab 63 : Perawat Julie
64
Bab 64 : Perawat Julie (2)
65
Bab 65 : Perawat Julie (3)
66
Bab 66 : Tidak Jera
67
Bab 67 : Tidak Jera (2)
68
Bab 68 : Tidak Jera (3)
69
Bab 69 : Tidak Jera (4)
70
Bab 70 : Hukuman
71
Bab 71 : Kekacauan
72
Bab 72 : Dewa
73
Bab 73 : Emosi
74
Bab 74 : Pembawa Masalah
75
Bab 75 : Wanita ini
76
Bab 76 : Halu
77
Bab 77 : Biter
78
Bab 78 : Cedera
79
Bab 79 : Tidak Terjangkau
80
Bab 80 : Angkara Adam
81
Bab 81 : Siapa Dalang?
82
Bab 82 : Kamu Menyukainya?
83
Bab 83 : Timur
84
Bab 84 : Kita harus merayakannya!
85
Bab 85 : Pindah? Tidak masuk akal.
86
Bab 86 : Kekuatan Keberanian
87
Bab 87 : Ini cuman bersikap baik, kok.
88
Bab 88 : Sumpit
89
Bab 89 : Menuju Transformasi Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!