17

Bab 17. Satu malam dengan pria asing

Ting!

Melisa yang kini tiba di tempat kerjanya, ia langsung pergi melihat ruangan sekretaris utama karena dia berniat mengembalikan kartu milik CEO, tetapi karena marsita belum ada di ruangannya, maka Melisa pergi ke meja kerjanya dan mendapati ada tumpukan berkas di mejanya.

'Hah,,, pekerjaan hari ini sangat banyak,' ucap Melisa dalam hati sambil melihat ke arah meja kerja yang lainnya, dan terlihat bahwa Melisa mendapat jauh lebih banyak pekerjaan dibandingkan milik orang lain, Bahkan dia melihat milik Jessica jauh lebih sedikit lagi.

"Ada apa?" Tanya Jessica pada Melisa ketika ia melihat Melisa sedang memperhatikannya.

Melisa tersenyum pada Jessica sambil berkata, "bolehkah aku meminjam penamu sebentar?"

"Oh, tentu," ucap Jessica sambil menyerahkan pena miliknya pada Melisa hingga membuat Melisa kemudian kembali duduk di kursinya dan meletakkan pena tersebut di samping pena miliknya.

Melisa Meminta pena pada Jessica hanyalah sebuah alasan supaya dia tidak ketahuan sedang memperhatikan jumlah pekerjaan yang hendak dikerjakan perempuan itu pada hari ini.

"Hei,," tiba-tiba suara Dika dari sampingnya langsung membuat Melisa menatap ke arah Dika dengan tatapan bingungnya.

Dika kemudian mendekatkan bibirnya ke arah telinga Melisa sambil berbisik pelan, katanya, "Kenapa kau meminta pena pada Jessica?"

Melisa langsung melihat tangan Dika yang memegang pena di atas meja kerja Melisa, selain pena Jessica maka dia juga memiliki dua pena lainnya.

Oleh sebab itu, Melisa mengerti apa yang ada di pikiran Dika sehingga dia tersenyum sambil berkata, "tadi aku ingin meminta sesuatu yang lain, tapi sepertinya dia tidak akan memberikannya, jadi aku pura-pura meminta pena."

"Ah,,, Memangnya Apa yang kau butuhkan? Kalau aku memilikinya, aku pasti akan meminjamkan mu," ucap Dika.

"Ini bukan barang milik pria!" Tegas Melisa pada Dika Sebelum dia kembali fokus pada pekerjaannya.

Melihat sikap Melisa, maka Dika hanya bisa menghela nafas, lalu dia pun kembali mengerjakan pekerjaannya.

Setelah 1 jam bekerja, Melisa kemudian teringat akan kartu yang ada di dompetnya sehingga perempuan itu pun segera menutup komputernya Lalu dia pergi menuju ruangan Marsita untuk mengembalikan kartu tersebut.

Begitu tiba di ruangan marsita, dia melihat Marsita sedang berteleponan dengan seseorang sehingga Melisa pun hanya berdiri diambang pintu kaca.

Marsita bisa melihat Marsita melambaikan tangannya ke arah Melisa sebagai pertanda bahwa perempuan itu bisa masuk ke dalam ruangannya.

Makan Melisa cepat-cepat masuk ke dalam ruangannya lalu dia meletakkan kartu milik CEO di atas meja sebelum dia membungkukkan badannya pada marsita.

Setelah selesai, Melisa berbalik untuk meninggalkan ruang kerja tersebut ketika ia menghentikan langkahnya karena melihat CEO sudah berdiri ambang pintu.

"Buatkan aku kopi!" Perintah Raka pada Melisa sebelum pria itu pergi meninggalkan ruangan marsita.

Marsita yang saat itu juga sudah berdiri karena menyambut kedatangan CEO, ia kini menatap ke arah Melisa "buatkan dia kopi, tapi dia tidak suka kopi yang terlalu manis, jadi gulanya jangan terlalu banyak," kata Marsita sebelum dia kembali fokus pada pekerjaannya.

"Baik," jawab Melisa sebelum dia keluar dari ruangan Marsita lalu pergi ke dapur kantor.

Begitu tiba di dapur, Melisa memperhatikan dapur tersebut, dan dia merasa lega bahwa tempat itu tidak memiliki CCTV sehingga Melissa dengan cepat membuat kopi untuk CEO.

'Ini akan menjadi awal balas dendamku,' ucap Melisa dalam hati sambil mengambil sesuatu dari dalam sakunya lalu dia pun membubuhkan serbuk tersebut ke dalam kopi sebelum dia membawa kopi tersebut menuju ruangan CEO.

Setelah tiba di depan ruangan CEO, Melisa mengetuk pintu ruangan, tok tok tok.

"Masuk!" Perintah pria dari dalam ruangan langsung membuat Melisa membuka pintu ruangan tersebut, dan Dia memegang erat-erat baki yang ada di tangannya sambil mengatur nafasnya supaya dia tidak merasakan trauma lagi melihat Raka.

Maka setelah masuk ke dalam ruangan, Melisa berusaha bersikap tenang dengan berjalan mendekati Raka lalu meletakkan kopi di meja pria itu.

Awalnya semuanya berjalan dengan baik, karena Raka tampaknya tidak memperdulikannya dan pria itu hanya fokus pada berkasnya saja.

Tetapi ketika Melisa sudah berjalan keluar dan hendak membuka pintu keluar, tiba-tiba saja dari belakangnya terdengar suara Raka yang berkata, "sebentar lagi aku ada meeting, bantu aku memperbaiki rambutku."

Ucapan itu langsung membuat Melisa tersentak kaget di tempatnya, apalagi ketika Raka sudah mengangkat wajahnya menatapnya, saat itu ingatannya tentang apa yang terjadi di 5 tahun yang lalu langsung berputar cepat di kepalanya hingga membuatnya mengeluarkan keringat di keningnya.

Bahkan saat itu, Melisa dengan cepat merasakan bulir-bulir keringat jatuh di punggungnya hingga membuat perempuan itu mengepal kuat tangannya.

"Baik," kata Melisa kembali lagi mendekati Raka dengan tatapannya yang sengaja dialihkan dari tatapan pria itu, Karena dia benar-benar tak kuasa saat tatapannya dan neraka bertemu.

Terpopuler

Comments

Budy Yawati

Budy Yawati

lanjut

2023-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!