6

Bab 6. Cinta satu malam dengan pria asing

Ting!

Melisa bersama putranya tiba di lantai 23, lalu keduanya keluar dari lift dan berjalan menuju ruang kerja Melisa yang mana Semua orang yang telah berada di ruang kerja tersebut langsung fokus pada Fernando.

"CEO junior kita datang lagi!!"

"CEO junior, Coba lihat ke tante, tante punya permen untukmu!"

"Hari ini pun CEO junior kita sangat tampan, bahkan melebihi ketampanan CEO di perusahaan utama!!"

Semua orang berusaha berbicara pada Fernando, tetapi Fernando mengangkat wajahnya tinggi-tinggi dengan tatap mata tak perduli pada apa pun di sekitarnya sambil berjalan terus menuju meja kerja ibunya.

Melisa yang melihat itu, dia langsung berkata, "Dia sedang marah, jadi dia tidak akan merespon kalian. Dia bahkan membawa earphone supaya tidak mendengar orang berisik di sekitarnya."

"Ya, sayang sekali, Padahal dia tampan, tapi kenapa dia sangat tidak suka berbicara dengan orang lain?"

"Hah,, Aku khawatir padanya, cobalah membujuknya untuk lebih akrab dengan orang lain."

Melisa yang mendengarkan saran dari rekan-rekan kerjanya hanya bisa tersenyum sambil menatap putranya, "Aku berusaha membujuknya l, tapi dia benar-benar tidak mau mendengar," ucap Melisa sambil menghela nafas.

"Bu manager yang sabar, kalau dia sudah masuk sekolah, mau tidak mau dia pasti akan bersosialisasi dengan teman-temannya," ucap salah seorang perempuan yang duduk paling dekat dengan Melisa.

"Hah,, seharusnya dia sudah sekolah dari umur 3 tahun di playgroup, Tetapi dia sama sekali tidak mau bersekolah. Dia bilang segala sesuatu yang perlu dipelajari di sekolah bisa ia pelajari sendiri di rumah," kata Melisa yang sangat cemas dengan putranya.

Putra kecilnya itu tidak pernah menikmati masa-masa kecilnya bermain bersama teman-teman sebayanya, bahkan berbicara dengan orang lain selain Dia dan kakek neneknya, Fernando tidak pernah mau melakukannya.

"Fernando memang terlihat seperti orang dewasa, bahkan di usia 4 tahun dia sudah membaca buku-buku yang sulit. Tapi kalau aku terus memperhatikannya, aku benar-benar berpikir bahwa dia adalah anak dari CEO di perusahaan utama. Kenapa kau bisa memiliki anak yang begitu mirip dengan CEO kita?" Ucap salah seorang perempuan sambil memperhatikan Fernando yang sedang sibuk membaca.

Melisa yang mendengarkan itu hanya bisa memegang erat pena yang ada di tangannya lalu beberapa saat kemudian dia berkata, "kalian tidak boleh mengatakan omong kosong seperti itu, kalau nanti ada yang mendengar hal seperti itu, bisa jadi aku dipecat dari pekerjaanku karena rumor yang tidak benar."

"Kau memang benar, Tapi kau juga belum pernah mengenalkan ayahnya pada kami, bahkan memperlihatkan fotonya saja tidak pernah jadi tentu saja Kami berspekulasi yang sesuai dengan pikiran kami." Kata salah seorang perempuan diangguki oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Ah, aku dan ayahnya bercerai saat aku mengandungnya, dan ayahnya tentu saja bukan saja CEO kita. Kalau iya, Mana mungkin aku hidup susah seperti ini dengan bekerja keras untuk membiayainya?" Gerutu Melisa sambil menghela nafas dan menyalakan komputernya untuk memulai pekerjaannya.

"Benar juga sih, kalau ayahnya adalah CEO perusahaan ini, maka dia tidak akan pernah membiarkan putranya hidup menderita. Apalagi kalau dia tahu Fernando adalah pria yang sangat pintar. Tapi aku dengar rumor bahwa CEO kita memang memiliki sikap yang sama dengan Fernando, Dia sangat jarang berbicara dengan orang lain." Kata salah seorang perempuan sambil menggerakkan gerakan jarinya di atas komputer.

Melisa yang mendengarkan itu kini menghentikan gerakan tangannya dan memilih mengepal kuat tangannya untuk menahan amarahnya.

'Putraku tidak pernah sama dengan pria itu, Putraku adalah pria yang sangat baik l, berbeda dengan pria brengsek itu!!' ucap Melisa dalam hati yang benar-benar selalu sakit hati kalau putranya bisa makan dengan ayahnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***