5

Bab 5. Satu malam dengan pria asing

Lima tahun kemudian.

Broommm....!

Mobil yang ditumpangi oleh Melisa dan ibunya kini tiba di kantor di mana Dia bekerja.

"Ibu," ucap seorang anak laki-laki yang kini berada di sampingnya.

"Ya sayang?" Ucap Melisa sambil menatap putranya yang sedang memperlihatkan wajah merajuknya.

"Aku mau menunggu di mobil saja," ucap pria kecil bernama Fernando yang tidak mau pergi ke tempat ibunya bekerja Sebab orang-orang di kantor ibunya selalu saja mengerumuninya dan menggodanya setiap kali dia berada di sana.

Intinya adalah setiap kali Fernando ikut ke tempat kerja ibunya, dia tidak akan mendapatkan ketenangan, semuanya hanya bertemu dengan para pengganggu yang menyebalkan.

Melisa mengangkat sebelah alisnya menatap putranya, "ibu akan bekerja dari pagi sampai sore, jadi kau tidak mungkin tinggal di dalam mobil dari pagi sampai sore. Iya 'kan?" Ucap Melisa pada putranya sembari mengambil tasnya.

Tetapi Fernando menggelengkan kepalanya, "tidak! Justru aku senang kalau berada dalam mobil sepanjang hari, jadi tidak ada yang menggangguku," Kata Fernando sambil memasang headset miliknya lalu pria kecil itu mulai membuka buku programmer yang ada di tangannya dan menenggelamkan fokusnya pada buku tersebut.

Melisa menghela nafas melihat kelakuan putranya, lalu perempuan itu kemudian keluar dari mobil dan berjalan ke arah kursi penumpang depan mobil dan membuka pintu mobil sambil menatap putranya yang tampak cuek membaca bukunya.

"Sayang, kalau kamu ikut dengan Ibu, nanti ibu akan membelikanmu buku yang kau inginkan," ucap Melisa membujuk putranya.

Fernando melepaskan sebelah earphone-nya sambil berkata, "biarpun Ibu tidak membelikanku, nenek akan membelikanku!"

Setelah berbicara, Fernando kembali memperbaiki earphone-nya hingga membuat Melisa menahan amarahnya menatap putranya.

Beberapa saat kemudian, Melisa mengulurkan tangannya melepaskan sebelah earphone milik putranya sambil berkata, "Kalau begitu, ibu akan memberitahu siapa ayahmu."

Setelah mendengar kata ayah, Fernando akhirnya menatap ibunya, "kali ini ibu tidak berbohong kan?" Tanya Fernando dengan mata yang begitu awas menatap ibunya, sebab sudah berkali-kali dia terus dibohongi oleh ibunya.

Lagi pula, dia sangat tidak diperbolehkan menggunakan ponsel dan juga komputer, sebab Melisa sangat takut dengan perkembangan putranya yang begitu cepat dari anak-anak seumurannya.

Bagaimana tidak, di umur 4 tahun saja saat ini putranya sudah tertarik membaca buku-buku yang sulit dimengerti oleh Melisa, sehingga dia cemas kalau putranya dikenalkan dengan teknologi, pria itu akan semakin cepat berkembang dan membuat putranya semakin sulit bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

"Tentu saja, Ibu tidak akan bohong, kali ini ibu akan memberitahukanmu namanya," ucap Melisa sambil tersenyum pada putranya hingga membuat Fernando menatap ibunya sambil menyipitkan matanya.

Setelah beberapa saat, Fernando akhirnya memasang kembali earphone-nya lalu dia mengambil tumpukan buku yang ia bawa dari rumahnya Sebelum turun dari mobil dan berjalan menuju lobi perusahaan.

Melihat kelakuan putranya, maka Melisa menghela nafas dengan berat sambil menutup pintu mobil lalu mengikuti putranya yang berjalan dengan langkah yang begitu percaya diri dan tegas.

'aku sangat cemas melihat Putraku ini, dia memang sangat mirip dengan pria itu. Wajahnya, bahkan caranya berjalan dan kharismanya, Kenapa semuanya harus mirip dengan pria itu dan tidak ada satupun yang mirip denganku?' gerutu Melisa dalam hati sambil menyusul putranya hingga ia berjalan di samping putranya.

Sambil melangkahkan kakinya, Fernando berkata, "kalau kali ini ibu tidak memberitahu, aku akan mogok makan selama satu bulan penuh!"

Melisa melototkan matanya mendengar ucapan putranya, karena selama ini setiap kali putranya berbicara, maka apapun yang ia katakan akan selalu dipegang teguh oleh putranya.

Bahkan pernah ketika putranya berkata tidak akan memanggil ibunya sebagai ibu selama 1 bulan, maka satu bulan penuh meski Melisa susah payah membujuk putranya berkali-kali bahkan dengan segala iming-iming, putranya tetap tidak pernah memanggilnya sebagai ibu.

Hal itu membuat Melisa menghela nafas, 'Hah,,, putraku sungguh sulit dihadapi,' ucap Melisa dalam hati.

Terpopuler

Comments

Trii Ernaa Wijayanti

Trii Ernaa Wijayanti

bagus ceritanya, gak bertele tele

2023-06-13

0

Kerimpak Kaca Luya

Kerimpak Kaca Luya

Bagus saya suka jalan ceritanya🥰🥰🥰

2023-05-15

0

Ningsih S Yantie

Ningsih S Yantie

semangat thor up nya....

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!