Seorang pengawas datang menghampiri pengawas tua yang mengantar Rinto. Keduanya terlihat berbicara pelan sebelum pengawa itu melirik Rinto dengan tatapan selidik. Namun itu hanya bertahan beberapa detik sebelum tersenyum kecil.
“Ujian kedua untuk kadet 210 adalah ujian meditasi! Anda harus dapat melakukan meditasi dengan benar dan baik sebelum gelembung meditasi yang terhubung dengan jiwa kalian menunjukkan angka. Hanya ketika nilai meditasi anda melewati angka 60 maka anda lolos dalam ujian meditasi!” pengawas itu menjelaskan peraturan umum pada Rinto.
“Apakah ada ketentuan untuk memperoleh nilai?” tanya Rinto. Ia telah memperhatikan bahwa di tengah ruangan tersebut terdapat sebuah gelembung besar yang di dalamnya memiliki banyak gelembung kecil. Anehnya setiap gelembung kecil memiliki angka yang berbeda- beda selain dari nomor identitas kadet.
Pengawas itu mengangguk, “Pada dasarnya meditasi yang baik memerlukan beberapa faktor dan gelembung akan menilai dari faktor- faktor tersebut. Secara aturan saya tidak bisa menyebutkan faktor itu pada anda karena akan melanggar dan dianggap curang”
Rinto mengangguk paham, ia awalnya ingin mengetahui faktor yang dimaksud namun segera ia berubah pikiran, menurutnya meditasi yang baik dapat ia lakukan dengan kemampuannya saat ini.
Melihat kepercayaan diri yang muncul dari Rinto, pengawas itu segera menambahkan penjelasannya. “Percaya diri itu bagus tapi jangan sampai untuk membuat diri anda sombong! Beberapa dari kadet yang percaya diri awalnya memasang ekspresi seperti itu tapi beberapa saat kemudian ia dikeluarkan dari menara ujian.”
Mendengarnya membuat Rinto terkejut, “Apakah ada yang mengalami cedera di ujian meditasi?” Karena hanya menguji seberapa baiknya meditasi mereka, maka ia tidak berpikir jika ada yang mengalami cedera seperti pada ujian fisik.
“Meski ini hanya ujian meditasi namun cedera juga tidak dapat dihindari. Ketika seorang memasuki kondisi meditasi maka jiwa mereka pada dasarnya berusaha memahami alam dan elemental. Jika seseorang berbuat yang buruk atau memiliki niat lain maka menara ujian akan membuatnya lebih besar dan pada akhirnya mereka akan mengalami cedera mental. Mungkin mereka tidak akan bisa bermeditasi selama beberapa hari karena cedera tersebut”
Mendengar penjelasan dari pengawas, Rinto mulai mengerti. Ia bahkan percaya cedera meditasi jauh lebih buruk dibandingkan cedera fisik.
Rinto kemudian diarahkan pada salah satu tempat yang kosong, disana ia diberikan sebuah permen. Permen itu yang akan menghubungkannya dengan gelembung pusat dan memberikan nilai meditasinya.
Rasa permen itu sedikit asin, namun Rinto mengalihkan perhatiannya dan berusaha untuk bermeditasi. Benar saja, tidak berselang lama ia memasuki keadaan meditasi seperti anak- anak lainnya.
Adapun gelembung yang terpasang pada jiwanya mulai memunculkan angka. Awalnya angka disana hanya berisi nomor identitas Rinto namun semenit kemudian angka sepuluh muncul menandakan gelembung tersebut telah menghitung nilai meditasi Rinto.
Rinto melakukan meditasi seperti biasanya, karena akhir- akhir ini ia begitu lama menghabiskan waktu untuk bermeditasi membuatnya sangat tenang dan nyaman dalam menjalani ujian.
Tanpa sadar waktu berlalu dengan cepat, sekitar 30 menit telah terlewati begitu saja dan Rinto masih tenggelam dalam meditasinya. Adapun angka yang ada di gelembungnya telah melewati angkat lima puluh. Sebentar lagi Rinto akan menyelesaikan meditasinya.
Menurut aturan, para kadet akan menggunakan waktunya selama 3 jam untuk menghitung nilai meditasinya. Tentu saja jika seorang kadet berhasil mencapai angka 60 maka ia berhak untuk mengakhiri meditasinya dan memilih melanjutkan pelatihan. Namun ada juga yang mendorong mereka ke titik batas yang mereka miliki. Mereka akan berhenti setelah 3jam selesai walau itu nilai mereka telah melewati angka 60.
Beberapa menit kemudian, nilai Rinto berhasil mencapai angka 60 yang artinya ia lolos ujian menara di bagian meditasi. Segera gelembung akan memberikannya tanda untuk berhenti. Rinto merasakan tanda itu dengan cepat, namun ia masih tenggelam dalam meditasinya dan memilih untuk terus melakukannya hingga waktu habis.
Setelah diberi tanda untuk ketiga kalinya, pengawas yang mengantarkan Rinto mengerti jika kadet 210 ingin mengetahui batasnya dalam meditasi. Sejujurnya ketika ia bertemu dengan kadet 210, pengawas tua itu sama sekali tidak tertarik bahkan berpikir jika Rinto tidak akan mampu lulus dari ketiga ujian menara. Namun ketika Rinto berhasil melewati rintangan pertama yang merupakan hal yang paling susah disana dengan waktu yang jauh lebih cepat daripada kadet pada umumnya. Membuatnya kaget sekaligus kagum, sebab itu ia juga turut menantikan bagaimana Rinto akan melewati batasannya kali ini.
Sejujurnya hanya dalam waktu 30 menit lebih Rinto berhasil mendapatkan skor 60 di bagian meditasi sudah sangat mencengangkan bagi mereka. Pasalnya tidak ada seorangpun di dalam catatan ujian menara dasar mendapatkan waktu yang begitu cepat. Bahkan yang paling berbakatpun membutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai skor 60 dan sejam lainnya untuk menyentuh angka 90.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments