Rinto bangun pagi- pagi sekali, bahkan cahaya matahari belum terlihat. Ia bergegas menuju sebuah tempat yang dirasa sepi. Lalu memulai pelatihannya dalam mengendalikan elemental. Karena di dalam tenda tidak dapat mengendalikannya secara bebas sehingga Rinto berlatih di ruang terbuka. Selain karena ruang geraknya tak terbatas, ia juga dapat merasakan dengan jelas banyaknya elemental disana.
Anak itu mulai mengalirkan energi yang telah menyatu dalam tubuhnya, melalui energi itu ia mencoba mengendalikan sebagian kecil elemental yang ia rasakan menuju telapak tangannya. Dan anehnya elemental itu segera menuju telapak tangannya dengan begitu mudah.
Rinto tercengang, kemarin ia merasakan sangat sulit untuk mengendalikannya tapi hari ini ia bahkan tidak mengerahkan banyak tenaga untuk membuat beberapa partikel kecil dari angin berkumpul ditangannya.
Ia membuka matanya dengan penasaran, kini ditelapak tangannya terlihat beberapa partikel kecil yang berputar- putar. Meski itu tidak besar namun mereka sangat jelas. Rinto sangat senang melihatnya, ia bahkan hampir berteriak jika tidak ingat akan membangunkan kadet lainnya.
“Saya berhasil!” Rinto menatap telapak tangannya dengan tidak percaya, Lilith mengatakan jika seorang berhasil mengendalikan elemental dalam jumlah kecil dengan mudah maka ia telah mencapai penguasaan dasar bintang 1.
Rinto berniat untuk memberitahukan hal itu pada Lilith di kelasnya besok. Pelatih Roy mengatakan semakin cepat ia menjadi pengendali dasar maka para atasan mungkin akan semakin tertarik padanya. Dan ini terhitung hari kedua Rinto memasuki kamp pelatihan, akan sangat mengejutkan jika ia telah menjadi pengendali dasar hari itu.
Setelah menenangkan diri, Rinto mengulanginya beberapa kali lagi sebelum kembali ketendanya. Waktu itu, semburat merah di ujung timur telah tercipta dengan indah ketika Rinto kembali. Ia mulai membersihkan diri lalu menunggu di dalam tenda hingga semua kadet terbangun.
Tepat matahari telah muncul hingga beberapa tombak keatas, semua kadet telah bangun dan bersiap menjalani kelas mereka. Beberapa memasang wajah semangat sementara yang lainnya terlihat belum siap menjalani kelas pagi itu dan ingin kembali tidur.
Tapi bagaimana mereka akan kembali tidur ketika suara yang sangat keras mengagetkan mereka semua. Pemimpin kamp tahun itu telah tiba dengan wajah geram melihat beberapa kadet yang nampak malas.
“Kelas akan dimulai 5 menit lagi! Para instuktur kalian telah menunggu, jadi cepatlah jika tidak ingin mendapatkan hukuman!” Setelah mengatakan itu, ia kembali dan meninggalkan para kadet yang mulai panik.
Rinto yang telah bersiap lebih awal segera menyapa teman- temannya sebelum menuju tempat kemarin kelas mereka di adakan. Letaknya tidak terlalu jauh, hanya berjalan sekitar 2 hingga 3 menit untuk kesana.
Terlihat dikejauhan seorang wanita sedang menunggu di bawah pohon yang besar, posisinya sedang membawa sebuah keranjang sedang di tangannya. Rinto tidak enak hati membiarkan instukturnya itu menunggu terlalu lama sehingga ia mempercepat langkahnya.
Lilith tersenyum kecil melihat Rinto tiba pertama, sebelum menyapanya. “Selamat pagi kadet 210!”
Rinto membalas sapaan Lilith dengan hormat, “Selamat pagi juga untuk anda senior”
Lilith mengibaskan tangannya, “Kau tidak perlu begitu formal!”
“Kadet 210, saya penasaran tentang pertanyaan anda kemarin. Bisakah anda menjelaskannya?” Karena hanya mereka berdua ditempat itu, membuat Lilith lebih nyaman menanyakan rasa penasarannya dari kemarin.
Rinto menaikkan alisnya, “Itu.. Sebenarnya pelatih saya sebelumnya telah menjelaskan dan kebetulan saya belum mengerti.” Jelas sekali dari sikap menjawab Rinto yang sangat gugup dan terbata- bata membuat Lilith curiga.
Rinto juga sebenarnya khawatir jika Lilith akan kembali mempertanyakannya, tapi beberapa saat kemudian Lilith mengangguk dan tersenyum kecil. Ia tidak lagi bertanya apapun pada Rinto membuat anak itu mendesah legah.
“Anda menjadi peserta termuda disini selain itu, kemarin secara pribadi Dentarion Iria memberitahukan beberapa hal tentangmu” Tapi kemudian Lilith kembali berkata membuat Rinto kembali gugup.
“Bakatmu mungkin diatas rata- rata, akan mudah bagimu untuk mencapai tahap penguasaan dasar bintang satu dalam beberapa bulan. Kau mungkin belum mencapai tahap pertama karena kondisimu sebagai pengendali ganda yang membuatmu harus bekerja 2 kali lebih keras dari yang lainnya, tapi yakinlah, jika ada yang ingin kau tanyakan jangan pernah ragu” Lilith berbicara lebih panjang sebelum kembali diam.
Dentarion Iria pasti telah menceritakan tentangnya pada Lilith tentang dirinya yang menjadi pengendali ganda. Sebab itu Lilith mungkin akan lebih memperhatikannya.
Karena masih belum ada kadet lainnya yang tiba disana, Rinto memutuskan untuk memberitahukan tentang perkembangannya pada Lilith. Bagaimanapun ia berpikir Lilith adalah instukturnya, apapun perkembangannya akan lebih baik untuk melaporkannya.
“Senior, sebenarnya saya telah mencapai tahap ketiga beberapa hari yang lalu” ucap Rinto pelan.
“Saya tahu itu, anda pasti menyembunyikan beberapa dari saya... Ehh, apa kau bilang tahap ketiga?!” Lilith awalnya tersenyum senang ketika Rinto telah mulai terbuka padanya. Tapi beberapa saat kemudian ia menyadari jika salah dan terkejut mendengar pengakuan Rinto.
Berapa umur Rinto? Ia anak berumur 10 tahun, yang bahkan baru menginjak usia remaja. Tapi diusianya seperti itu, ia berhasil mencapai tahap ketiga? Apakah itu tidak keterlaluan?
“Apa kau yakin?” Lilith menatap Rinto dengan serius, hal ini akan menjadi keributan yang besar jika terungkap.
Rinto mengangguk, ia dapat menemukan jejak ketidakpercayaan Lilith padanya. “Saya bisa membuktikannya”
Kemudian ia mulai berdiri dengan tenang, menutup matanya mencoba untuk fokus dan mengendalikan energi yang ada di dalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian, bilah angin yang samar dapat terlihat di telapak tangan Rinto.
Lilith terkejut, ia melebarkan matanya dan berusaha melihat lebih dekat dengan bilah angin yang terbentuk. Tangan kecil Rinto terlihat sangat kontras ketika terdapat bilah angin yang merusak di atasnya.
“Ini benar- benar tahap ketiga dan hampir sempurna!” Lilith semakin terkejut. Tapi ia segera menyuruh Rinto untuk berhenti ketika menyadari beberapa teman kelasnya telah terlihat di kejauhan.
“Jangan ungkapkan hal ini pada siapapun untuk saat ini!” pesannya dengan serius sebelum ia kembali memasang senyum kecil diwajahnya menyambut para kadet lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments