Tengah malam dihari kedua, Rinto kembali merasakan kelelahan dan segera tertidur ketika berbaring di kasur. Begitupula dengan yang lainnya.
Di hari ketiga, Rinto kembali bangun lebih awal dan memulai latihannya. Kemarin ia telah berhasil merasakan dengan jelas energi yang terdapat dalam tubuhnya. Sebab itu hari ini ia berniat untuk tetap berlatih agar dapat mengendalikan energi tersebut.
“Setelah merasakan energi dengan sangat jelas di dalam tubuh, langkah selanjutnya adalah berlatih untuk mengendalikan energi tersebut. Tahap ini akan lebih sulit dari yang pertama karena membutuhkan konsentrasi, stamina, kemampuan dan bakat. Semakin cepat melewati langkah kedua maka semakin tinggi bakat yang dimiliki” Penjelasan pelatih Roy masih teringat jelas dikepala Rinto.
Dengan itu ia mencoba untuk mengendalikan energi yang ia rasakan dalam tubuhnya. Pada percobaan pertama, Rinto masih sulit mengendalikan energinya. Tapi pada percobaan kedua dan ketiga, semuanya menjadi lebih lancar.
Seolah belajar dari pengalamannya, Rinto berhasil mengendalikan energi tersebut setelah siang hari. Ia membuka matanya senang karena berhasil melangkah ke tahap yang kedua denga begitu cepat. Melihat di sekitarnya Daniel dan yang lainnya sedang berlatih dengan serius membuat Rinto memelankan suaranya takut jika mengganggu mereka.
Tahap selanjutnya adalah menyatukan energi kedalam tubuhnya lalu setelah itu ia akan mampu mengendalikan elemen yang sesuai dengan atribut energinya. Untuk berlatih hal seperti itu, ia membutuhkan lapangan yang luas.
Halaman belakang menjadi tempat yang pas untuknya berlatih. “Kendalikan energi tersebut untuk bergabung dalam tubuh lalu mulai dengan mencoba merasakan elemen yang ada disekitar.” Pelatih Roy menjelaskan.
“Apakah kita tidak bisa mengendalikan energi untuk menyerang di percobaan pertama?” seorang anak mengangkat tangannya lalu bertanya.
Pelatih Roy mencibir, “Bagaimana kau bisa mengendalikan energi untuk menyerang jika kau bahkan tidak bisa merasakan keberadaan mereka disekitarmu?”
Sekilas percakapan antara pelatih Roy dan seorang murid di salah satu waktu pelatihannya di desa Wind Gaze terputar di memori Rinto.
Ia berdiri de tengah halaman lalu mulai berkonsentrasi. Karena ia berhasil mengendalikan energi tersebut, ia tidak perlu lagi menjalankan teknik perangsang energi karena sekarang ia telah mampu merasakan energinya hanya dengan fokus dan konsentrasi.
Segera tahap demi tahap dilakukan Rinto sesuai dengan penjelasan pelatih Roy. Energi itu dengan cepat menyatu dengan tubuh Rinto lalu mengalir melalui peredaran darah, daging dan tulang. Rinto kemudian mulai memuka telapak tangannya dan mencoba merasakan elemental yang ada disekitarnya.
Segera Rinto dapat merasakan dengan samar warna dan karakter yang ada disekitarnya. Ia merasakan sesuatu yang keras dibawah dengan warna kuning kecoklatan yang samar. Lalu warna biru yang indah membentuk bulir- bulir air di dalam tanah.
Ada sinar dan kegelapan di langit dan dibawah pohon yang teduh, warna hijau tua yang indah dari berbagai tanaman yang ada disekitarnya. Terakhir barulah ia merasakan warna hijau terang di udara. Diantara semuanya, warna Hijau terang menjadi yang paling dominan yang kemudian menyamarkan warna- warna lainnya.
“Karena tubuh manusia terdiri dari daging, dan darah maka wajar jika terdapat elemen air dan tanah. Suhu tubuh manusia nampaknya juga diatur oleh elemen api.” Ia terkejut mendapati tubuhnya dipenuhi dengan warna kuning, merah dan biru
Rinto terus mempertahankan dirinya untuk merasakan elemen- elemen yang ada, anehnya ketika ia ingin merasakan lebih jauh elemen selain angin maka warna hijau terang akan menghentikannya dan membuat elemen itu pergi.
“Apakah ini karena batasan dari teknik perangsang energi?” Rinto menaikkan alisnya. Ia mencoba mengingat penjelasan dari pelatih Roy namun ia sama sekali tidak menemukan penjelasan yang memuaskan.
“Mungkin hanya di kamp pelatihan saya bisa mendapatkan jawabannya!” Rinto harus puas, karena hanya elemen angin yang dapat ia rasakan dengan baik untuk saat ini maka ia akan mencoba untuk lebih merasakannya sebelum benar- benar mencoba untuk mengendalikannya.
Sehari kembali berlalu, Rinto kembali berkumpul dengan yang lainnya karena pelatihan hari itu tidak sampai malam. Mereka kemudian mulai menceritakan peningkatan- peningkatan yang mereka rasakan selama dua hari ini.
Myuguh yang menjadi ketua kelompok itu berkata dengan bangga, “Selama dua hari ini saya mengalami peningkatan yang pesat! Saya yakin setelah beberapa bulan dapat menguasai tahap pertama dan memasuki tahap kedua!”
Semua orang bertepuk tangan mendengar pencapaian Myuguh. Kemudian seorang yang seangkatan dengan Myuguh juga mengatakan peningkatannya, ia berharap dalam setengah tahun kedepan dapat menguasai tahap pertama.
Orang ketiga dan keempat juga mengatakan yang tidak jauh berbeda dengan Myuguh. Rinto tercengang mendengarkan peningkatan anggota kelompoknya. Bahkan mereka tidak menguasai tahap pertama? Tapi ia telah berhasil menguasai tahap ketiga dan bahkan mulai mengendalikan elemental.
Karena kejutan itu, Rinto hanya tersenyum kecil ketika ditanya peningkatannya. Ia tidak ingin berbohong namun ia takut jika mengatakan yang sebenarnya mereka tidak akan mempercayainya.
Myuguh menyangka Rinto masih sangat jauh dari penguasaan tahap pertama dan merasa malu karena tidak sehebat yang lainnya. “Adik, kau tidak perlu merasa malu! Diantara kami semua, anda yang paling muda disini. Saya yakin anda akan mendapatkan kemajuan ketika di dalam kamp pelatihan”
Rinto tersenyum sambil mengangguk kecil. Daniel juga menepuk pundaknya, “Pelatih Roy mengatakan jika seorang yang berbakat saja membutuhkan waktu sebulan untuk menguasai tahap pertama.”
“Baiklah, saya tahu bakatku tidak terlalu bagus” Rinto menjawab, ia kemudian bertanya pada Daniel dan Grite tentang peningkatan mereka. Grite menjawab dengan bantuan dari pelatih Roy ia yakin mampu memasuki tahap kedua setelah tiga bulan. Sejauh ini Grite menjadi yang tercepat.
Kemudian tersisa Daniel. Sedikit anak itu memainkan rambutnya dan memasang postur sombong di depan yang lainnya. Ia berkata dengan penuh semangat, “Saya dapat merasakan jika dalam waktu satu bulan lebih beberapa hari akan dapat memasuki tahap kedua!”
Wajah semua orang berubah ketika mendengar ucapan Daniel, “Jadi kau mengatakan hal itu karena ingin dianggap sebagai orang yang berbakat?” Rinto tersedak karena menyadari perkataan Daniel sebelumnya bukan untuk menyemangatinya tapi untuk memberitahukan jika ia termasuk orang yang berbakat.
“Konyol!” Grite tertawa kecil melihat tingkah Daniel sedangkan Myuguh dan yang lainnya memandang iri keduanya.
Tapi di dalam hatinya Rinto kembali berpikir mengenai kecepatannya dalam merasakan energi. Jika mereka yang memiliki bakat saja membutuhkan waktu sebulan maka ia yang hanya sehari berlatih dapat dikatakan ajaib?
Setelah berbincang- bincang sejenak, mereka memutuskan untuk istirahat. Besok mereka akan memasuki kamp pelatihan tapi sebelum itu mereka akan di uji lebih dulu . Hanya mereka yang layak untuk mendapatkan pelatihan dari kota Vermilion.
Pagi datang begitu cepat, sesuai dengan perkataan pelatih Roy, seorang dari kamp pelatihan menjemput mereka menggunakan kereta militer. Di dalam kota, mereka yang dapat menaiki hewan tunggangan maupun kereta harus memiliki status yang tinggi atau merupakan utusan dari kota lain.
Kamp militer sendiri adalah milik kota Vermilion sehingga menggunakan kereta militer tidak melanggar aturan kota. Mereka semua dalam keadaan canggung dan gugup menuju kamp pelatihan.
“Kalian tidak perlu canggung seperti itu! Perkenalkan, saya perwira bintang 3. Seperti kalian, saya juga berasal dari desa Wind Gaze”perwira itu berkata menghilangkan rasa gugup mereka.
Mendengar orang yang berasal dari desa yang sama membuat mereka tidak lagi merasa canggung. “Saya Myuguh, pemimpin dari kelompok ini.” Myuguh memimpin anak- anak lainnya memberi hormat pada perwira itu.
“Kalian tidak perlu seperti itu!! Saat ini yang paling penting kalian harus berhasil memasuki kamp pelatihan! Saya mendengar kouta tahun ini sangat terbatas dan hanya 1000 orang saja yang akan diterima. Jauh berbeda dari tahun- tahun sebelumnya yang mencapai lima hingga sepuluh ribu.”
Rinto dan yang lainnya tercengang mendengar jumlah yang sebanyak itu. Jika 10 ribu saja telah banyak mengeliminasi banyak orang bagaimana dengan seribu?
“Sebab itu, jika kalian berhasil maka sumber daya yang berharga akan menjadi milik kalian. Dalam lima tahun kedepan mungkin kalian akan berhasil menjadi perwira bintang satu.”
Semua orang kembali bersemangat, niat mereka untuk memasuki kamp pelatihan semakin besar. Terutama Rinto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments