Walau hidangan yang disajikan restoran itu sangat beragam dan terlihat enak tapi Rinto terlihat tidak menikmati. Pikirannya seolah tidak ada disana. Pelatih Roy menggeleng pelan melihat tingkah Rinto namun ia tidak menghentikannya.
Apa yang dipikirkan Rinto sebenarnya adalah kejadian yang sebelumnya ia saksikan. “Apakah yang kuat akan selalu memandang rendah kaum yang lemah? Apakah itu tujuan sebenarnya dari para elemental mencari kekuatan? Agar mereka dapat menindas yang lain atau melawan ketidak adilan yang mereka dapatkan?”
Rinto terus bertanya dan menjawab di dalam hatinya, seolah ada dua kepribadian muncul dan saling bertentangan. Satu menyetujui dan membenarkan tindakan itu namun sisi lain menolak. Kedua hal inilah yang membuat Rinto semakin jatuh dalam lamunannya sehingga ia bahkan tidak sadar jika semua orang menunggu dirinya.
“Rinto!” Pelatih Roy mengguncang tubuh Rinto membuat anak itu tersadar.
“Ahh...” Rinto yang tersadar melihat Rinto yang mengguncang tubuhnya. “Maafkan saya!” Ia melihat sekeliling dan mengetahui jika yang lain tengah menunggunya.
“Ayo pergi” Pelatih Roy menarik Rinto pelan dari tempat duduknya. Ia menjadi satu- satunya yang sadar jika sedari tadi Rinto hanya melamun.
Mereka keluar berurutan dari restoran setelah pelatih Roy membayar tagihan, sedikit Rinto melirik kearah penindasan sebelumnya. Namun tempat itu kini hanya diisi oleh orang- orang yang berjalan kaki dan berjualan.
“Sebaiknya kau tidak terlalu memikirkannya! Setelah memasuki pelatihan, kau akan lebih paham dengan situasinya” Pelatih Roy menepuk pundak Rinto pelan lalu berjalan di depan. Rinto dan yang lainnya mengikuti pelatih Roy, mereka kini menuju penginapan yang telah disewakan oleh pelatih Roy.
“Tiga hari kemudian, akan ada seorang tetua yang akan mengantarkan kalian menuju tempat pelatihan. Tinggal tunjukkan kartu ini, dan kalian semua dapat memasuki pelatihan kota Vermilion! Ingatlah untuk tidak menghilangkan kartu ini!” Pelatih Roy memberikan masing- masing kartu pada mereka bertujuh.
“Gunakan waktu tiga hari kedepan untuk beristirahat! Saya dan para penjaga akan kembali ke desa Wind Gaze hari ini, sebab itu saya harap kalian akan saling menjaga di pelatihan kedepannya!”
Rinto dan yang lainnya mengangguk dengan cepat, yang paling tua diantara mereka segera maju dan mengatakan bahwa ia akan menjadi pemimpin mereka untuk sementara dan berjanji akan menjaga mereka semua selama di kota Vermilion.
“Baguslah kalau begitu, kami akan pergi!” Pelatih Roy memberi kode pada Rinto sebelum ia benar- benar berbalik dan pergi dari ketujuh perwira muda desa Wind Gaze.
Setelah itu, anak yang mengajukan diri menjadi pemimpin segera menyebutkan namanya, “Nama saya Myuguh, saya harap kita semua akan saling menjaga disini!”
Penginapan yang disewa oleh pelatih Roy memiliki 4 kamar, yang mana keempatnya berada pada satu ruangan yang besar. Selain dari 4 kamar yang ada, terdapat juga tempat berlatih yang cukup luas untuk dipakai dua hingga tiga orang secara bersamaan.
Rinto kebetulan ditempatkan bersama dengan seorang pemuda berumur 13 tahunan. Ia ingat jika pemuda itu berhasil membangkitkan unsur berwarna kuning kecoklatan yang menandakan pemuda itu akan menjadi pengendali elemen tanah atau pasir.
“Nama saya Rinto!” Rinto mengambil inisiatif pertama untuk menyapa.
“Daniel!” Pemuda itu membalas sapaan Rinto.
Setelah perkenalan itu, Rinto dan Daniel menjadi sedikit akrab. Mereka awalnya bercerita tentang diri mereka masing- masing lalu berlanjut hingga hobi dan pengalaman mereka.
Dari cerita tersebut, Rinto mengetahui jika Daniel bukanlah dari desa Wind Gaze. Orang tuanya mengirim Daniel di desa Wind Gaze bersama seorang pengasuhnya sejak ia berumur 5 tahun. Sejak itu Daniel tinggal bersama pengasuhnya dan tidak lagi bertemu dengan orang tuanya.
Rinto maupun Daniel sedikit merasa dekat setelah mendengar cerita masing- masing, mereka memiliki nasib yang hampir mirip.
“Saya ingin berlatih, kau ingin ikut?” Rinto mengajak. Daniel mengangguk setuju, mereka tidak memiliki apapun yang ingin dikerjakan saat itu.
Daniel dan Rinto mulai berlatih dengan giat sesuai dengan pelatihan yang mereka jalani bertahun- tahun dari pelatih Roy. Tidak lama setelah mereka berlatih, anak- anak lainnya juga ikut berlatih hingga tanpa sadar mereka berlatih hingga tengah malam.
Ketika tengah malam, mereka semua memutuskan untuk berhenti dan beristirahat. Rinto juga lelah sehingga segera tertidur begitu ia berbaring di kasur.
Keesokan paginya, Rinto kembali berlatih. Ia bangun paling awal diantara yang lainnya dan segera memasuki tempat latihan. Sebelum pelatih Roy meninggalkan mereka, ia telah memberikan beberapa cara untuk mempermudah mereka dalam merasakan energi di dalam tubuh.
Kakek Ouyang pernah bercerita jika salah satu penyebab mengapa ia tidak mampu menembus pengendalian lanjutan karena teknik untuk merangsang energi yang ia gunakan kurang sesuai dan terlalu rendah. Ia mungkin dapat mencapai pengendalian lanjutan ketika mendapatkan teknik yang lebih tinggi.
Desa Wind Gaze sendiri memiliki satu teknik perangsang energi kualitas dasar. Inilah yang diberikan pelatih Roy pada mereka.
Rinto mulai mempelajari cara mengendalikan energi berdasarkan yang tertuang dalam teknik tersebut. Ia perlahan dapat merasakan sesuatu di dalam tubuhnya walau masih sangat samar. Ia sangat bersemangat dan kembali mengulang cara yang sama untuk kali keduanya.
Kali ini perasaan itu semakin jelas membuat Rinto mengerti mengapa teknik ini diperlukan bagi mereka. “Berdasarkan penjelasan pelatih Roy, semakin tinggi teknik yang digunakan maka akan semakin cepat pula perkembangannya. Walau teknik yang dimiliki desa Wind Gaze hanya pada tingkat dasar tapi saya dapat merasakan energi di kali kedua!”
Rinto semakin bersemangat, ia kemdian mengulangi teknik tersebut hingga berulang kali. Karena ia begitu menikmati prosesnya, Rinto sampai tidak sadar jika semua orang telah terbangun dan kembali berlatih bersamanya.
Kemudian pada siang harinya, Rinto membuka matanya yang sedari pagi tertutup. Ia memiliki senyum paling lebar dan membuat semua orang terheran- heran.
“Kenapa kau tersenyum begitu lebar? Apakah kau mendapatkan peningkatan di latihan hari ini?” ketua grup itu bertanya. Semua orang dengan cepat menoleh kearah Rinto dan menunggu jawabannya.
Rinto dengan polos mengangguk! “Saya telah mencoba berlatih menggunakan teknik perangsang energi yang diberikan oleh pelatih Roy hari ini! Dan saya mulai dapat merasakan energi samar di dalam tubuh!”
Semua orang terkejut mendengarnya, Daniel kemudian berkata, “Jika seperti itu, kalian semua sangat beruntung karena memiliki elemen angin! Pelatih Roy hanya memberi kita perangsang energi dengan atribut elemen angin!”
Dengan ini Rinto melirik Daniel dan Grite, keduanya sangat malang karena memiliki elemen atribut yang berbeda. Teknik Perangsang Energi memang memiliki atribut khusus, itu akan memiliki efek yang sangat buruk jika digunakan dengan atribut yang berbeda. Karena desa Wind Gaze memiliki spesialisasi hukum angin sehingga sangat wajar jika teknik mereka memiliki atribut angin.
Semua orang ikut sedih ketika mendengarnya, tapi kemudian Grite Golf dengan senyum manis menggeleng pelan, “Tidak perlu seperti itu! Pelatih Roy telah menggantinya dengan sesuatu yang lain pada kami berdua. Lagipula ketika berhasil memasuki kamp pelatihan, akan ada kesempatan untuk mendapatkan teknik perangsang energi yang sesuai dengan atribut kami”
Daniel juga mengangguk, “Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, kami hanya berdoa agar kita semua dapat meningkat ketika seleksi memasuki kamp pelatihan dan semuanya lulus”
Mereka semua serentak mengangguk, dengan begitu mereka semua kembali berlatih. Perkataan Rinto memang benar, menggunakan teknik itu dalam pelatihan mereka membuat banyak orang mulai merasakan perasaan yang samar.
Tentu saja mereka perlu mencobanya dalam hitungan puluhan kali sebelum merasakan hal yang sama seperti Rinto pada percobaan pertamanya. Mereka semua begitu larut dalam pelatihan hingga hanya berhenti ketika perut mereka terasa lapar. Tapi setelah mengisi perut, mereka akan berlatih kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments