“Itu adalah Elemental Stone. Selain Emas, Perak dan Perunggu, para pengendali lebih sering menggunakan Elemental Stone untuk perdagangan dan lain- lainnya. Karena kami menunjukkan kartu identitas sebagai perwira dari kota Vermilion maka para penjaga akan menarik biaya masuk untuk kalian. Satu Elemental Stone untuk satu orang, itu adalah biaya untuk memasuki kota Vermilion.”
Mirip dengan sistem pajak atau visa, setiap orang akan mengeluarkan sejumlah biaya tertentu untuk memasuki sebuah daerah. Tentu saja mereka tidak akan membayar dengan percuma, sebab di dalam daerah tersebut akan ada pasukan keamanan yang siap untuk mencegah jika terjadi sesuatu yang buruk. Perkelahian dan pembunuhan juga di larang sebab itu daerah akan menjadi lebih aman.
Lagi- lagi ketika mereka memasuki kota, Rinto dan anak- anak lainnya kembali takjub dengan kebesaran dan keindahan kota Vermilion. Semua bangunan disana sangat megah dan indah, jalan- jalan yang telah di aspal dengan batu- batu cantik. Bangku- bangku kayu terpasang disetiap pinggir jalan.
Adapun bangunan, kios dan toko penjual mereka di satukan dalam satu garis panjang, Rinto bahkan tidak melihat ujungnya. Sayang sekali, mereka tidak melewati jalan itu sebab pelatih Roy menggunakan jalan yang berbeda.
“Kota Vermilion sangat luas, bahkan jika desa Wind Gaze ada 10 dan digabungkan, mereka tidak akan cukup untuk satu kota Vermilion. Saya akan mengajak kalian berkeliling setelah mendaftarkan diri”
Mereka menuju sebuah bangunan yang mirip dengan menara Jam.Sama seperti warna tembok kota, menara jam itu juga berwarna merah gelap. Dua orang penjaga berdiri di depan pintu menara jam. Mereka menghentikan pelatih Roy, tapi pengawal lainnya segera menunjukkan kartu identitasnya.
“Kami dari desa Wind Gaze ingin mendaftar! Saya perwira bintang 2 dan ini adalah perwira Roy bintang 4. Kami membawa...”
“Silahkan masuk!” Setelah mendengarkan penjelasan yang baik, kedua penjaga itu mempersilahkan pelatih Roy dan yang lainnya memasuki menara Jam.
Menara jam itu tergolong kosong sebagai aula, hanya satu meja resepsionis di bagian paling dalam. Rinto baru bisa melihat seorang wanita paruh baya dengan pakaian merah menyala duduk dengan tenang disana. Ia nampak menutup matanya seolah tertidur pulas.
Pelatih Roy dengan hati- hati berkata, “Tuan, kami ingin mendaftarkan diri”
Sedetik kemudian, wanita itu membuka matanya. Ia melihat Roy dan pengawal lalu mengangguk pelan. “Tulis nama, umur dan unsur yang dibangkitkan”
Pelatih Roy dengan cepat menulis nama dari ketujuh orang yang dibawanya. Lalu menyerahkan kertas itu dengan hati- hati pada sang wanita.
Sang wanita memeriksa satu persatu nama yang diberikan oleh pelatih Roy sambil sesekali memperhatikan Rinto dan yang lainnya seolah ingin mencocokkan yang tertulis di kertas.
“Siapa yang bernama Rinto?” Wanita itu bertanya, Rinto terkejut ketika namanya disebutkan. Namun ia masih mengangkat tangannya. “Saya”
Wanita itu menatap Rinto lalu mengangguk, ada senyum kecil dibibirnya. “Seperti biasa, desa Wind Gaze mengirimkan sebagian besar berunsur angin. Enam dari kalian kecuali Rinto dapat meninggalkan menara ini. Tiga hari kemudian, pelatihan akan dimulai secara resmi, saat itu anda bisa kembali lagi kemari”
Pelatih Roy menyuruh pengawal lainnya untuk mengantarkan mereka pada sebuah restoran dekat dari menara Jam sambil menunggu Rinto. Dengan cepat hanya tersisa Rinto, Pelatih Roy dan wanita resepsionis itu.
“Bagaimana kabar dari tuan Ouyang? Apakah ia masih baik- baik saja?” Wanita itu memulai percakapan lebih dulu.
Pelatih Roy mengangguk, “Tuan Ouyang masih sehat, anda tidak perlu mengkhawatirkannya”
Wanita itu mengangguk, “Jadi ini adalah alasan tuan Ouyang pensiun lebih awal, memang langit memiliki takdir yang misterius.” Ia melirik Rinto.
Rinto bingung harus membalas apa, Pelatih Roy lalu berkata, “Rinto, perkenalkan dia adalah Tuan Iria. Ia merupakan seorang Dentarion walau umurnya hanya setengah dari tuan Ouyang.”
“Roy kau terlalu membuatku tinggi! Dia akan canggung nanti!” Wanita itu terkekeh pelan, namun nadanya memarahi Roy.
Rinto tercengang mendapatkan informasi tersebut, baru saja ia tiba di kota Vermilion namun ia telah bertemu dengan seorang Dentarion yang bahkan kakeknya sendiri tidak bisa. Ini membuatnya sangat terkejut.
“Tidak sia- sia tuan Ouyang membesarkan anak! Ia rupanya memiliki peluang menjadi pengendali ganda. Sepertinya masa depan desa Wind Gaze tidak lagi bergantung padamu melainkan pada anak ini” wanita itu kembali berkata.
Pelatih Roy mengangguk, “Rinto akan membawa desa Wind Gaze mencapai ketinggian yang baru”
“Baiklah, kalau begitu anda bisa kembali. Saya akan memberikan daftar ini pada kapten. Ketika pelatihan di mulai, mungkin para pelatih akan melirik Rinto, jadi pastikan perkembangan anak ini baik.” Dentarion Iria memberikan beberapa nasehat.
Pelatih Roy mengajak Rinto meninggalkan menara, mereka menuju kesebuah restoran terdekat. Disana, rombongan lainnya telah menunggu sambil menyantap beberapa hidangan diatas meja.
“Hentikan tuan! Anak saya tidak bersalah!” Tepat ketika Rinto ingin memasuki restoran tersebut, suara memohon terdengar dari kejauhan. Karena penasaran, Rinto berbalik dan melihat apa yang terjadi.
Seorang wanita gemetar ketakutan sambil memeluk anaknya yang menangis. Ia dikelilingi oleh beberapa orang berseragam.
“Tidak bersalah? anak anda jelas- jelas menabrak tuan muda kami!” Seorang dari kumpulan berseragam berbicara dengan nada membentak. Wanita itu terkejut dan semakin ketakutan, meski begitu ia tidak melepaskan pelukan anaknya.
“Tuan muda anda tidak menderita apa- apa, tolong lepaskan kami!” wanita itu kini erubah posisinya. Ia berlutut dihadapan seorang remaja berusia 15 tahun. Remaja itu mengangkat kepalanya tinggi- tinggi, nampak sombong dengan baju halus berlapis emas.
“Saya tidak peduli! Anak itu telah menabrak saya, setidaknya kedua kakinya harus dipatahkan untuk menebus kesalahannya” anak itu berkata sambil memberi kode pada bawahannya.
Bawahannya mengangguk, mereka mengerti maksud dari tuan muda mereka. Segera seorang pria berbedan besar menarik kedua tangan ibunya lalu pria lainnya menarik anaknya. Anak itu masih kecil, berusia 7 hingga 8 tahun, dua tahun lebih muda dari Rinto.
“Patahkan!” Tuan muda itu berkata dengan santai, anehnya para bawahannya mengangguk dan menaati perintah dari tuan muda mereka.
Rinto yang melihatnya dengan tatapan tidak percaya, ia tidak sadar menarik bagian belakang baju pelatih Roy membuat yang terakhir harus berhenti dan menoleh kebelakang.
“Ada Apa?” tanya pelatih Roy.
Rinto menunjuk kearah kejadian, pelatih Roy segera menoleh kearah yang ditunjuk. Matanya membulat sesaat lalu kembali normal. “Itu sudah biasa! Kau harus membiasakan diri dan tidak ikut campur dengan urusan orang lain”
Rinto terkejut, “Itu keterlaluan, hanya karena anak itu menabraknya membuat kedua kakinya dipatahkan? Tidak adil”
Pelatih Roy menggeleng tak berdaya, “Lalu apa kau ingin membantunya? Apa kau punya kekuatan? Lihatlah orang- orang yang ada, mereka juga melihat kejadian itu tapi tidak ada yang datang membantu”
Pelatih Roy menunjuk para pedagang dan pejalan kaki yang ada disekitar, mereka jelas menonton dan melihat tapi tidak ada yang memberikan bantuan.
“Kenapa?” Rinto kembali terkejut.
“Karena kekuatan dan latar belakang! Setidaknya orang- orang itu kekuatannya berada pada tahap pengendalian dasar bintang 2. Rakyat biasa tidak akan mampu melawan mereka.Juga dari pakaian yang dipakai oleh tuan muda dan orang- orang itu, jelas sekali jika mereka berasal dari kota kecil Reveres.”
Rinto pernah mendengar tentang kota kecil Reveres dari Ouyang. Kota Vermilion memiliki banyak kota kecil dan desa dibawah pemerintahan dan perlindungan mereka. Diantara sekian banyaknya kota dan desa itu, terdapat 3 kota kecil yang terkenal. Adapun kota Reveres termasuk dari ketiga kota tersebut. Banyak Dentarion yang berasal dari kota Reveres membuat mereka semakin kuat sehingga tidak banyak yang ingin mencari masalah dengan kota tersebut.
“Tapi apakah kita diam saja melihat penindasan seperti itu?” Rinto menolak.
“Kau bisa menghentikannya jika kau memiliki kekuatan! Hanya dengan begitu kau bisa ikut campur” Pelatih Roy memarahi. Ia menyeret Rinto masuk dan tidak membiarkannya melihat lebih banyak kekerasan yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments