Rinto dan yang lainnya juga kembali ke tenda mereka masing- masing untuk beristirahat. Penjaga telah memberitahukan mereka bahwa setiap malam hari akan ada pengawas yang menjaga dan semua kadet diharuskan untuk tidur sebelum pengawas itu menangkap mereka.
Rinto memilih untuk berlatih lebih dulu, kemarin ia hampir saja mengendalikan energinya dan mendapatkan kekuatan yang aneh. Bahkan telapak tangannya telah mengeluarkan beberapa hembusan angin kecil.
Ia sangat menikmati latihannya sampai tidak menyadari jika waktu pengawasan telah tiba. Seorang pria tua dengan jubah hitam berjalan pelan di bawah sinar rembulan yang redup. Tubuh pria itu tidak terlalu tinggi dan berotot namun ketika ia berjalan, beberapa getaran terbentuk dipijakannya membuat gempa kecil disekitar.
Ia mengelilingi kawasan rendah itu sambil mencari kadet yang tidak mematuhi peraturan. Ketika ia sampai di tenda milik Rinto, pria tua itu melihat Rinto yang sedang berlatih. Baru saja ia ingin menariknya keluar dan membawa Rinto karena tidak mematuhi peraturan kamp. Tapi kemudian ia melihat di telapak tangan Rinto, beberapa bilah angin secara bertahap menjadi jelas.
“Anak ini!” Pria itu jelas terkejut ketika bilah angin berputar di kedua telapak tangan Rinto semakin jelas sampai akhirnya bilah angin itu terbentuk sempuran.
“Jelas anak ini telah menjadi pengendali elemen dasar bintang satu! Ahh bakat yang mengerikan!” Pria tua itu akhirnya menggeleng lalu melangkah pergi. Ia berniat melupakan hal tersebut dan memaafkan Rinto. Adapun alasannya karena pria itu dengan jelas merasakan jika anak itu baru saja membuat terobosan dan tidak dapat diganggu untuk saat ini, jika tidak maka semua pencapaiannya mungkin akan terganggu.
Malam itu Rinto telah berhasil melangkah ke pengendali elemen dasar bintang satu, ia begitu menikmati latihannya hingga terbangun ketika Myuguh memanggil mereka semua.
“Ahh, saya bahkan lupa untuk tidur!” Rinto tersenyum kecut, ia benar- benar tenggelam dalam pelatihan ketika di dalam jiwanya ia merasakan hembusan angin yang begitu menenangkan. Seolah angin itu membawanya ke dunia yang baru. Rinto bahkan merasakan dirinya yang diterbangkan pelan oleh angin menuju awan di langit.
“Tapi apakah tidak ada pengawas yang melihatku terjaga semalaman?” Rinto ingat peraturannya, menurut aturan, ia akan dihukum tapi sampai pagi tidak ada pengawas yang membangunkannya.
“Apa yang kau pikirkan?” Daniel menegur Rinto yang sedang melamun.
Rinto menggeleng pelan, “Tidak apa- apa” Ia tidak mungkin menceritakan jika waktunya semalaman dipakai untuk berlatih pada Daniel. Sebab itu ia memilih untuk melupakan masalah itu.
Seperti biasa, Myuguh memimpin mereka menuju sebuah barisan depan namun agak di pinggir. Banyak anak- anak dari desa maupun kota juga ikut berbaris di lapangan tengah. Hari ini adalah hari pertama bagi mereka semua untuk mendapatkan pelatihan di kamp.
Semua anak termasuk Rinto bersemangat, mereka sungguh penasaran dengan pelatihan yang akan di dapatkan.
Benar saja, tidak lama seorang pria tua yang memiliki tubuh agak bungkuk memasuki lapangan. Wajah dan penampilannya sedikit standar, jika ditempatkan di area yang ramai maka ia mungkin tidak akan mencolok.
Tapi tidak ada yang berani bersuara saat ini bahkan di depan orang tua itu. Mereka menunggu dengan sabar ketika pria tua itu berbicara dan menyapa mereka.
“Halo anak- anak, perkenalkan saya adalah Baron. Saya akan menjadi pemimpin utama dari kamp pelatihan tahun ini!”Orang tua itu memperkenalkan dirinya.
Rinto dan anak- anak lainnya menjadi bersemangat ketika mendengar identitas dari Baron. Pemimpin utama dari kamp pelatihan tahun ini? Itu bahkan jauh lebih tinggi dari seorang Centarion. Walau mungkin ia hanya akan menjabat selama satu tahun namun itu sudah cukup baginya. Bagaimanapun posisi seperti itu hanya berada di bawah Kapten Kamp Pelatihan.
“Hari ini adalah hari pertama kalian berlatih di dalam kamp, oleh sebab itu saya akan menjelaskan beberapa peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi selama menjalani pelatihan.”
Baron menyebutkan bahwa selain larangan untuk beraktivitas di malam hari, juga tidak ada satupun perkelahian yang terjadi ketika jam pelatihan selesai. Keduanya menjadi tata tertib utama.
“Selama menjalani pelatihan, kalian akan dibagi kedalam beberapa kelas. Setiap kelas nantinya akan memiliki 30 hingga 40 murid dan akan di bimbing oleh seorang instuktur pelatihan.” Baro nenunjuk pada kumpulan instuktur yang berdiri agak jauh di depan peserta.
“Untuk petunjuk kelasnya akan dibacakan secara detail oleh instuktur masing- masing. Saya tidak ingin membuang banyak waktu untuk membacakannya pada kalian semua. Mengerti?!”
Para kadet tidak berani untuk membantah, mereka segera mengangguk mengerti. Baron mengangguk puas, ia kembali berkata, “Karena kalian telah mengerti maka latihan hari ini akan diambil oleh masing- masing instuktur kalian.”
Setelah orang tua itu pergi, sebuah layar yang cukup besar terpampang di hadapan mereka semua. Layar itu menunjukkan daftar nomor para kadet bersama dengan kelas dan instukturnya.
Rinto dengan cepat menemukan nomornya, 210 pada kelas Tujuh. Begitupula dengan Myuguh dan yang lainnya. Sayang sekali Rinto tidak memiliki seorangpun yang ia kenali di kelas tujuh.
Setelah sepuluh menit, layar itu menghilang digantikan oleh para instuktur yang mulai menunjukkan nomor kelas mereka. Rinto dapat melihat bahwa instuktur yang menjaga kelas 7 adalah seorang wanita yang masih sangat mudah.
Jika diperkirakan maka wanita itu mungkin hanya berusia 22 hingga 25 tahunan. Bahkan jauh lebih muda dari Iria yang menjadi dentarion di menara Jam.
Rinto dengan cepat mendekati instukturnya, beberapa orang juga mulai mendekati wanita itu. Rinto dengan diam melihat semua orang yang berada satu kelas dengannya. Diantara mereka yang menjadi paling tua disana adalah seorang pria dengan rambut hitam legam. Sementara ia menjadi yang paling muda di kelas tujuh.
Pelatih muda itu tersenyum melihat anak walinya, segera ia memperkenalkan diri sebagai Instuktur kelas 7 bernama Lilith, ia adalah salah satu dentarion muda yang berusia dibawah 30 tahun. “Tenang saja, walau saya hanya menjadi Dentarion baru- baru ini tapi kalian tidak perlu mencemaskan kekuatan yang saya miliki.” ucapnya sambil tersenyum kecil.
Anak walinya menatap Lilith dengan kekaguman, usia mereka mungkin tidak terpaut jauh namun yang terakhir telah mencapai pangkat Dentarion yang artinya mereka memiliki kekuatan setidaknya pengendalian elemen dasar bintang 5. Itu bahkan setara jika tidak lebih kuat dari kakek Rinto, tuan Ouyang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments