Kakek Rinto adalah seorang mantan tentara disalah satu kota besar, tapi sekarang tidak lagi sebab usianya yang telah tua. Ia akhirnya kembali ke desa Wind Gaze dan menjadi sesepuh disana.
“Kakek! Paman Roy ingin menemuimu” Rinto berlalu masuk ke dalam rumah yang sederhana sambil memanggil kakeknya, dibelakangnya pelatih yang tidak lain bernama Roy mengikutinya.
Tidak lama, seorang pria tua muncul dari dapur, wajahanya dipenuhi keriput serta janggut dan rambutnya telah memutih. “Biasakan salam dulu sebelum masuk bukan berteriak” Pria itu memarahi Rinto.
Mendapat teguran dari kakeknya, Rinto tersenyum kecut.
“Sudahlah, masuk dan ganti bajumu” Kakeknya kembali berkata. Rinto menurut dan berjalan masuk sementara itu Roy yang melihat kakek Rinto segera menunduk hormat.
“Tuan Ouyang, apa kabar” pelatih Roy menyapa.
“Tidak buruk seperti kemarin. Pelatih Roy tidak biasanya anda kemari, apakah ada sesuatu yang terjadi?”
Pelatih Roy mengangguk, “Tuan Ouyang, ini sudah 5 tahun sejak kota Vermilion merekrut tentara muda. Tahun ini, kota itu telah mengirimkan undangan kepada desa kita”
Tuan Ouyang mengangguk, “Lalu apakah kau telah menemukan bakat- bakat baik selama 5 tahun terakhir?”
Dengan senyum kecut diwajahnya, pelatih Roy menggeleng, “Semakin tahun desa Wind Gaze mengalami kemunduran, saya tidak memiliki kandidat yang cocok untuk di rekomendasikan.”
“Menjadi tentara memang tidak mudah, dibutuhkan kerja keras dan tekad yang kuat! Desa Wind Gaze telah ada selama tahun- tahun tak terhitung jumlahnya hanya bisa menghasilkan beberapa tentara hebat saja. Seingatku, selain saya hanya kau yang berhasil menjadi tentara selama kurung waktu 60 tahun ini bukan?” Kakek Ouyang berkata dengan prihatin.
Pelatih Roy tersenyum kecil, “Bakat dari desa kecil seperti kita tidak banyak yang bisa bersaing di kota besar. Akan sangat beruntung jika berhasil menjadi Tentara biasa dan sangat luar biasa jika mencapai bintang 3 seperti anda”
Ouyang menggeleng, “Bahkan dengan bintang 3 sekalipun masih menjadi golongan terendah di kota. Jika tidak maka mungkin saya tidak akan pulang di desa ini, menghabiskan waktu tua dengan sulit”
Tuan Ouyang sebenarnya adalah tentara bintang 3 di kota Vermilion. Bakatnya menjadi yang tertinggi di desa Wind Gaze, meski begitu ia hanya bisa mencapai tentara bintang 3. Di kota besar seperti Vermilion, tentara bintang 3 masihlah prajurit tingkat bawah yang tidak memiliki kedudukan yang berarti.
Hanya jika seorang berhasil lolos menjadi seorang Dentarion yang memimpin 10 orang tentara bintang 3 dapat memiliki kedudukan disana, itupun masih sangat rendah. Diatas Dentarion adalah Centurion yang memimpin 10 orang dentarion. Adapun diatasnya disebut sebagai pemimpin legiun dengan 100 centurion setiap legiunnya.
“Jika saya berhasil menjadi pengendali Lanjutan bintang 1 mungkin saya akan menjadi dentarion, sayang sekali itu tidak terjadi” tuan Ouyang berkata dengan sangat kecewa.
Pelatih Roy dengan cepat menghibur, “Saya yakin anda akan menjadi pengendali lanjutan bintang 1 tidak lama lagi dan menjadi orang terkuat di desa Wind Gaze!”
Tuan Ouyang menggeleng pelan, ia tidak setuju dengan perkataan pelatih Roy. “Umurku sudah sangat tua, sangat sulit untuk meningkatkan kekuatanku untuk saat ini. Saya juga tidak lagi berniat kembali ke kota Vermilion dan ingin menghabiskan sisa hidupku didesa ini”
Pelatih Roy tidak membantah jawaban tuan Ouyang, ia kembali menanyakan masalah tentang undangan perekrutan tentara untuk kota Vermilion.
“Saya melihat bakat dari Rinto juga diatas rata- rata, jika saja undangan ini tiba setahun hingga dua tahun lebih lama maka Rinto akan memenuhi syarat menjadi perwira di kota Vermilion”
Tuan Ouyang berdiri dari tempatnya sambil menghela nafas, “Beberapa tahun telah berlalu semenjak kejadian itu. Rinto telah menjadi remaja dan akan segera pergi, rasanya saya tidak rela melepaskannya menuju dunia luar yang amat kejam dan berbahaya”
Namun kemudian Rinto tiba- tiba muncul dan memeluk kakeknya itu dengan sangat erat sambil berkata dengan tegas, “Saya tidak akan meninggalkan kakek! Tidak akan pernah!”
Ouyang sangat tersentuh dengan tindakan Rinto, ia tahu anak itu menguping pembicaraan keduanya sejak awal namun bukannya marah, Ouyang semakin memeluk Rinto dengan penuh kasih sayang. “Kau tidak boleh berbicara seperti itu. Ingat impianmu menjadi seorang pengendali elemen yang kuat, kau harus menggapainya. Bukan terjebak di desa ini dan malah membuatmu membuang bakat yang ada”
“Rinto tidak ingin meninggalkan kakek! Biarkan Rinto menjadi manusia biasa asalkan bisa menemani kakek setiap hari” Rinto memelas, ia benar- benar menyayangi kakeknya itu.
Pelatih Roy bertanya, “Apakah Rinto tidak ingin menjadi seperti kakek Ouyang? Menjadi seorang tentara bintang 3 yang disegani?”
Rinto terdiam lalu menggeleng perlahan, “apa artinya itu semua tanpa kehadiran kakek?”
Pelatih Roy terdiam sementara Ouyang tersenyum tipis mendengar jawaban Rinto.
Ouyang sebenarnya bukanlah kakek asli dari Rinto sebab ia belum memiliki istri satupun. Ia mendapatkan Rinto ketika sedang dalam misi peperangan di pegunungan bersalju jauh dari kota Vermilion.
Ketika itu, Ouyang mendengar suara bayi menangis di antara pebukitan yang sangat tinggi. Merasa aneh, Ouyang mencari sumber suara dan mendapati sesosok bayi tengah menangis tanpa mengenakan pakaian berbaring di tanah bersalju yang dingin.
Karena kasihan, Ouyang mengambil bayi tersebut lalu membuatnya merasa hangat. Barulah saat itu, Ouyang menyadari jika bayi itu telah dibuang oleh seseorang yang tidak memiliki hati. Ia kemudan membawa bayi itu kembali sambil memberikannya nama sebagai Rinto.
Sejak kecil, Rinto bercita- cita menjadi pengendali Elemen yang hebat dan mendapatkan pangkat yang tinggi di bidang militer. Sebab itu dari umur 6 tahun, Rinto telah merengek untuk mengikuti pelatihan tentara dan elemen dibawah kepelatihan Pelatih Roy.
“Rinto tidak usah mengkhawatirkan kakek. Disini kakek akan menunggu Rinto kembali sambil mengenakan seragam tentara yang gagah dan meraih mimpi yang diinginkan oleh Rinto!” Tuan Ouyang berusaha membujuk Rinto.
Undangan yang diterima sebenarnya meminta desa Wind Gaze mengirimkan seluruh remaja yang berada di pelatihan akhir untuk mengikuti ujian perwira kota Vermilion. Walau umumnya, usia 10 tahun seperti Rinto belum mencapai tahap akhir namun Rinto berbeda.
Ia telah masuk ke pelatihan jauh lebih awal dari anak lainnya juga kecerdasan yang ia miliki lebih mengagumkan membuatnya menjadi salah satu remaja pelatihan akhir untuk tahun ini. Sebab itu Ouyang sangat sedih mengingat Rinto tidak lama lagi akan meninggalkannya menuju kota Vermilion.
“Rinto, persiapkan dirimu. Besok dan beberapa hari kedepan kau tidak perlu mengikuti pelatihan bersama teman- temanmu dipelatihan akhir. Kalian harus beristirahat dengan cukup sebab minggu depan, saya akan membawa bola uji unsur untuk menguji apakah anda telah berhasil menjalin interaksi dengan energi yang ada dalam tubuh kalian atau tidak!”
Pelatih Roy pamit pulang tidak lama kemudian, sementara Rinto masih dilanda kebingungan. Ia ingin menjadi pengendali elemen namun disisi lain ia sangat menyayangi kakeknya sehingga tidak ingin meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
CrocodileRogue
up
2023-05-02
1