Lilith memimpin mereka menuju sebuah tempat yang cukup luas. Karena kamp pelatihan tidak menyediakan kelas bagi mereka maka seluruh latihan dan pelajaran akan diberikan di lapangan oleh instuktur masing- masing.
Berbeda dengan kondisi dan suasana kelas lain yang tegang dan anak- anak cukup ketakutan melihat instuktur mereka, kelas tujuh relatif tenang dan damai. Ini mungkin karena Lilith yang memiliki umur tidak terlalu jauh dari mereka membuat beberapa perubahan dan membuat suasana tidak terlalu tegang. Bahkan ia tidak mengizinkan mereka untuk memanggilnya instuktur melainkan dengan sebutan senior atau kating.
Pelajaran hari itu berlangsung tenang di kelas 7, Lilith tidak serta merta mengajarkan mereka pelatihan yang berat dihari pertama seperti beberapa instuktur lainnya. Ia memiliki konsep agar semua orang dapat memahami pelatihan yang akan mereka jalani dan tujuannya.
“Saya ingin bertanya apakah ada diantara kalian telah berhasil memasuki atau setidaknya merasakan tahap pertama dari menjadi seorang pengendali elemental?” Setelah menjelaskan teori, Lilith mulai bertanya.
Ada 20 orang mengangkat tangan mereka, Lilith mengangguk puas. Setelah itu ia bertanya lagi, “Yang mencapai tahap kedua?”
Kini beberapa orang segera menurunkan tangan mereka, tersisa 12 orang masih mengangkat tangannya. Lilith hampir tersenyum tipis melihat jumlahnya hampir mencapai setengah dari jumlah kadet.
Kemudian tiba dipertanyaan ketiga, hanya tersisa 3 orang yang mengangkat tangan mereka. Lilith mau tidak mau harus memperhatikan ketiganya. Wajah ketiganya dipenuhi dengan kesombongan ketika Lilith menatap mereka dengan serius.
Beberapa anak berharap jika itu adalah mereka, beberapa lainnya bahkan menganggap jika ketiganya telah mendapatkan perhatian dari Lilith. Benar saja Lilith begitu gembira melihat tiga orang dari kelasnya telah berada pada tahap ketiga. Ia sampai melupakan keberadaan 5 orang lainnya yang sama sekali tidak mengangkat tangan mereka, terlebih Rinto termasuk diantara kelimanya.
“Kalian sungguh berbakat, tidak diragukan lagi akan menjadi mutiara- mutiara kota Vermilion dimasa depan” Lilith menyanjung mereka. Ketiganya semakin sombong setelah Liliht memuji. Karena tidak tahan melihat kesombongan mereka, salah seorang siswa segera melemparkan hinaan pada yang lainnya.
“Sangat berbeda dengan mereka yang tidak mengangkat tangan! Bahkan tidak mampu merasakan sedikit dari tahap pertama, menjijikkan!” Tentu saja hinaannya itu ditujukan pada Rinto dan anak lainnya.
Setelah hinaan itu, datang lagi hinaan lainnya hingga hinaan maupun kritik datang bertubi- tubi. Rinto menjadi panas setelah mendengar hinaan mereka, ia ingin berdiri lalu menghajar mereka yang menghinanya tapi Lilith dengan cepat datang dan mengambil alih situasi.
“Semua orang memiliki waktu yang berbeda untuk maju, mungkin saja teman- teman kalian membutuhkan lebih banyak waktu untuk berlatih!” Lilith tidak terlihat kecewa dengan mereka yang tidak mengangkat tangan, ia telah memiliki beberapa kebijaksanaan.
Rinto akhirnya kembali diam setelah melihat instukturnya itu mengambil alih dan menenangkan situasi. Sebenarnya, ia bisa saja mengangkat tangannya, tapi setelah dipikir- pikir akan lebih baik jika ia terus menyembunyikan kekuatannya sampai ia benar- benar berhasil menjadi pengendali dasar bintang 1.
Selain itu Rinto juga terkejut ketika mendapati banyak yang berhasil mencapai tahap kedua bahkan ada tiga orang yang mencapai tahap ketiga. Sedangkan mereka yang berasal dari desa Wind Gaze mungkin hanya memilikinya yang mencapai tahap ketiga sedangkan yang lain hanya berada pada tahap pertama.
Setelah itu Lilith menyuruh ketiga orang yang telah berada ditahap ketiga untuk kedepan. Ia ingin ketiganya menunjukkan bagaimana perkembangan dalam tahap ketiga.
Ketiganya tidak tinggal diam, mereka merasa waktunya untuk menunjukkan bakat mereka pada sosok Lilith, atau Dentarion yang dimasa depan akan menjadi Centarion dan diatasnya. Jika mereka berhasil menarik minat pada sosok seperti itu akan sangat menguntungkan.
Mereka bertiga berlomba menampilkan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Dibawah pasang mata teman- teman kelas mereka, ketiganya tampil dengan baik. Berbeda dengan ekspresi Rinto yang memasang ekspresi kecewa.
Ia awalnya menduga jika ketiganya akan memberikan ia pencerahan ataupun sebuah masukan namun setelah melihatnya, ia tahu bahwa posisi ketiganya masih jauh dibelakang. Bahkan energi yang ada dalam tubuh mereka belum dapat menyatu dengan sempurna.
“Apakah itu dapat dikatakan memasuki tahap ketiga jika energi belum menyatu dengan sempurna di dalam tubuh?” Rinto mengangkat tangannya lalu bertanya.
Ketiganya jelas tidak senang dengan pertanyaan Rinto, salah seorang dari mereka bahkan mencela dan mengatakan jika Rinto hanya berusaha mencari kesalahan agar ketidakmampuannya tertutupi.
Tapi berbeda dengan Lilith yang nampak terkejut, ia menatap Rinto dengan seksama lalu menjawab pelan. “Jika saya boleh jujur, itu belum dapat dikatakan sebagai tahap ketiga. Namun ketika mereka telah berhasil sedikit menyatu maka seharusnya mereka menyentuh dasar dari tahap ketiga. Mengerti?”
Rinto mengangguk paham, lalu ia bertanya lagi tidak lama setelah itu, “Jika seseorang telah berhasil dengan sempurna menyatu dengan energi dan mampu mengendalikan energi tersebut dengan mudah apakah mereka berhasil menyelesaikan tahap ketiga?”
Namun sebelum Lilith menjawab, seorang anak lainnya yang bertubuh tinggi berkata dengan kasar, “Apa yang kau tanyakan itu? Kau bahkan tidak dapat merasakan energi di dalam tubuhmu tapi telah bertanya sejauh itu. Melebih- lebihkan diri sendiri tidak akan membuatmu pintar!”
Rinto menatap anak itu, walau usia anak itu mungkin 3 hingga 4 tahun diatasnya namun ia tidak takut sama sekali. Ia ingin sekali maju namun Lilith segera menahannya, ia juga menjawab pertanyaan Rinto dengan jelas.
“Sebenarnya tahap ketiga adalah tahap terakhir sebelum menjadi pengendali dasar. Mereka yang telah menyelesaikan tahap ketiga akan segera menjadi pengendali dasar bintang 1. Sebab itu seorang dapat dikatakan menyelesaikan tahap ketiga jika ia berhasil menyatu dengan energi lalu mengendalikan sebagian kecil elemental yang ada disekitarnya.”
Rinto mengangguk sekali lagi, ia kemudian kembali ketempatnya dan tidak memikirkan bagaimana teman- temannya kini memandang rendah dirinya. Mereka semua berpikir jika Rinto mungkin mencari perhatian instuktur dengan bertanya.
Adapun Liliht, ia sedikit memikirkan Rinto. Bagaimanapun ia terkejut ketika anak itu mengatakan jika energi yang ada di dalam tubuh ketiga rekannya tidak menyatu dengan sempurna. Bagaimana mungkin ia dapat melihat atau merasakannya. Hanya orang yang berhasil pada tahap ketiga yang mampu melihat energi yang ada dalam tubuh orang lain.
Kelas hari itu berlangsung hingga sore, Lilith dengan begitu sabar mengajarkan setiap anak- anak yang ada di kelasnya. Berkat pengajarannya, anak- anak dari desa terpencil menjadi lebih paham, mereka bahkan mulai merasakan beberapa perasaan aneh.
Adapun Rinto, ia menjawab seadanya ketika Lilith menanyakan beberapa hal padanya. Meski begitu, Rinto mengerjakan sesuai dengan yang diperintahkan Lilith padanya.
Daniel, Grite, Myuguh dan yang lainnya juga kembali ke tenda mereka masing- masing ketika sore. Wajah mereka begitu kelelahan karena pelatihan yang dilakukan oleh masing- masing kelas. Mereka terkejut ketika Rinto pulang dengan wajah yang masih segar tidak terlihat menjalani pelatihan apapun.
Memang Lilith mengajarkan mereka meditasi hari pertama bukan pada pelatihan sebab menurutnya akan bagus jika mereka semua memasuki tahap pertama lebih dulu sebelum memulai latihan yang berat.
Mereka memutuskan untuk beristirahat, malam itu sebagian besar kadet tidur dengan pulas. Pelatihan yang berat seharian penuh membuat tubuh mereka kembali segar ketika bangun dipagi hari.
Rinto memilih untuk berlatih sesaat sebelum mendengar gerak kaki yang jelas di sekitar tendanya. Ia segera memutuskan untuk tidur saat itu juga. Ia tidak ingin dihukum pada hari pertamanya di kamp pelatihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments