Karena hanya beberapa cahaya merah yang dipasangkan di ruang ujian membuat Rinto dapat melihat sekilas bentuk dari lawannya. Seperti petunjuk, mereka akan menghadapi boneka kayu yang mana kekuatannya setara dengan pengendali dasar bintang satu. Hal ini jelas sangat tidak mungkin bagi mereka.
Boneka kayu itu setinggi 2 meter, dengan tubuh ramping dan panjang karena terbuat dari kayu pilihan. Tiba- tiba boneka itu mulai bergerak menuju kearahnya dengan kecepatan yang membuat Rinto tercengang.
Salah satu tangan panjang dari boneka kayu mencoba menghantam Rinto, anak itu segera menghindar dengan susah payah karena kecepatannya yang lebih lambat.
Bang! Bunyi hantaman terdengar beberapa centimeter dari wajah Rinto, tentu ia tidak akan melihat retak halus yang ada di dinding karena suasana yang gelap. Rinto masih ingin mengambil nafas ketika tangan panjang yang menghantam tembok bergerak kesamping seolah mengetahui posisinya.
Kali ini Rinto tidak dapat menghindar dan tubuhnya segera terhantam oleh tangan kayu yang keras. Ia terpental jauh hingga menabrak tiang besar. Wajahnya menjadi pucat karena merasakan sakit di dadanya. Meski begitu, ia belum mengalami cedera dan tidak dikeluarkan dari menara latihan.
Setelah dua kali serangan, Rinto mulai mengambil langkah. Ia berlari menuju belakang boneka, meski disana gelap dan hanya cahaya merah samar yang mengungkapkan bentuk boneka tersebut, Rinto masih dapat menemukan sisi belakang lawan dan berlari kearahnya.
Ia mengumpulkan kekuatan di pukulannya lalu dengan cepat menyerang selagi boneka tidak menyadari keberadaannya. Reaksi boneka itu memang lambat terhadap serangan, tubuhnya memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat bergerak kebelakang membuat serangan Rinto berhasil mengenainya.
Sayang sekali, kekuatan pukulan Rinto belum cukup untuk menghancurkan boneka. Ia hanya dapat membuat boneka itu terpental kebelakang beberapa langkah sebelum kembali bergerak menyerangnya.
Kali ini Rinto telah siap, ia segera menundukkan kepala serta badannya hingga hampir menyentuh lantai. Lalu memakai kakinya yang ramping untuk menendang bagian betis boneka kayu. Untuk kedua kalinya, boneka itu terpental dan Rinto berhasil menghindari serangannya.
Perlahan Rinto mulai menganalisis kelemahan dari sang boneka. Ia mulai melakukan serangan- serangan sesuai dengan yang diajarkan pelatih Roy di pelatihan. Anak itu menyerang bagian- bagian penting yang biasanya ada ditubuh manusia. Seperti daerah perut, di atas paha, pinggang kanan, leher, wajah dan kaki. Tapi sepertinya diantara semua bagian itu tidak ada yang menjadi titik lemah boneka kayu.
Rinto bingung, ia belum memiliki waktu untuk berpikir lebih keras ketika serangan balasan dari boneka kayu menyerbu kearahnya. Kali ini dua pukulan secara langsung menerjang kearah Rinto, bisa dipastikan jika anak itu terkena serangannya maka ia akan mengalami cedera dan dikeluarkan dari menara Ujian.
Rinto tidak mau itu terjadi, sebab itu ia segera melompat kedepan dan menggunakan kedua kakinya untuk menghadapi dua serangan yang datang. Perlu keseimbangan yang tinggi untuk melakukannya sebab selain memfokuskan kekuatan ke dua kakinya, Rinto harus menjaga tubuhnya agar tidak jatuh selama menahan serangan tersebut.
Dengan cepat kedua serangan itu bertemu menyebabkan suara pertempuran yang keras. Rinto terpental namun dengan cepat mendapatkan posisi yang baik untuk mendarat. Sementara boneka kayu itu juga terpental dan terjatuh.
Melihat boneka kayu yang jatuh ke lantai, Rinto bergegas dan menggunakan kekuatannya yang tersisa melompat dan menempatkan kakinya yang terkuat untuk menendang wajah sang boneka. Wajah sang boneka juga terbuat dari kayu dengan lukisan wajah di sana. Rinto bingung mengapa boneka yang nampak seperti orang mati itu dapat bergerak seperti orang hidup dengan bebas bahkan sempat mendapatkan keunggulan dari pertarungannya.
Walau Rinto juga masih sangat muda dan baru menginjak usia remaja tapi ia telah berlatih sejak umur 5 tahun. Sebab itu pelatihan fisik telah membuat tubuhnya kuat dan ulet. Ia mungkin lebih kuat dari Myuguh yang telah berumur hampir 20 tahun.
Setelah mendapatkan serangan terakhir dari Rinto boneka itu tidak lagi bergerak. Ia telah berubah menjadi boneka kayu seutuhnya, Rinto yang masih bingung karena merasa serangannya tidak mungkin dapat menghancurkan boneka memutuskan untuk memeriksa.
Tapi sebelum ia dapat memeriksa boneka kayu, ruangan itu tiba- tiba mendapatkan sinar. Perlahan beberapa lampu yang terang menyinari ruangan tersebut. Intensitas cahaya yang tiba- tiba datang disaat Rinto telah berhasil menyesuaikan dirinya di dalam kegelapan membuat anak itu silau dan menutup matanya dengan kedua tangan.
Barulah setelah beberapa saat, Rinto berhasil menyesuaikan dirinya lagi dan dapat dengan bebas melihat ruangan yang kini telah terlihat jelas. Ruangan itu sepenuhnya berwarna putih polos, Rinto dapat melihat hanya boneka kayu yang terduduk tak bergerak disana.
Tidak lama, pintu ruangan terbuka dengan pengawas tua yang mengantar Rinto didepan pintu. Wajahnya sedikit terkejut namun segera ia tersenyum ramah di depan Rinto. “Kadet, silahkan ikuti saya untuk ujian selanjutnya!”
Rinto mengangguk, ia mengikuti pengawas tua itu menuju daerah lainnya. Berbeda dengan daerah ujian fisik, kali ini tidak ada sekat yang membatasi antara para kadet. Mereka semua melakukan ujian di tempat yang sama. Rinto dapat melihat dua orang yang dikenalinya yang tidak lain kadet yang juga berasal dari desa Wind Gaze.
Ruangan itu cukup luas menampung lebih dari 300 kadet, namun yang ada disana hanya sekitar 100 orang. Mereka semua duduk bersilah dalam sikap meditasi, dengan beberapa orang pengawas berdiri memastikan mereka mengikuti ujian dengan benar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments