Bab 5 Kamp Pelatihan

Kota Vermilion memiliki banyak kota kecil dan desa sebagai wilayah kekuasaannya. Diantara mereka terdapat 5 kota kecil yang paling terkenal sekaligus paling kuat diantara yang lainnya. Kota Copra juga salah satu dari 5 kota kecil tersebut. Terlebih kota Copra dulunya bukanlah kota kekuasaan kota Vermilion dan milik kota lainnya. Tapi beberapa puluh tahun yang lalu, kota Copra secara resmi bergabung di dalam kesatuan kota Vermilion.

Mendengar kota Copra, penjaga itu juga berhenti. Anak itu berpikir jika penjaga itu ketakutan mendengarkan latar belakangnya. Ia baru saja ingin sombong namun wajahnya tiba- tiba ditampar dengan sangat keras dan membuatnya terjatuh.

Pipi anak itu segera membira membuat semua yang melihatnya merasa kasihan. Orang yang menamparnya tidak lain adalah penjaga yang mengantarnya. “Tidak peduli identitas atau latar belakang kalian, disini hanya ada hormat dan bakat, jika kalian tidak memiliki keduanya maka bersiaplah untuk menjadi yang selanjutnya” Penjaga itu menatap anak- anak yang lain. Setelah itu penjaga benar- benar pergi meninggalkan kerumunan.

Banyak anak- anak disana memandang anak itu dengan kasihan sebelum kembali ketempat mereka. Mereka tidak cukup bodoh tinggal disana lebih lama setelah mendengar latar belakangnya.

Mereka berpikir jika itu akan berakhir, namun sedetik kemudian, ia kembali berdiri dan menatap salah satu tenda yang memiliki lingkungan cukup bersih dan jauh dari kubangan sampah. Kebetulan tenda itu telah ditempati oleh seorang anak perempuan.

Anak itu segera menyuruh pemilik tenda untuk pindah, “Saya lebih dulu disini!” Namun anak perempuan itu mengetahui jika tenda yang tersisa semuanya berada di lahan yang dipenuhi sampah dan berbau  busuk. Ia tentu saja tidak ingin tinggal disana.

“Apa kau lupa jika saya adalah anak penguasa kota Copra?” anak itu mengancam.

Mendengar ancamannya, anak perempuan yang awalnya berkeras mempertahankan tenda menjadi bimbang. Anak- anak yang lain hanya bisa menyalahkan nasib sial anak perempuan itu, mereka tidak setuju dengan apa yang terjadi namun mendengar latar belakang mereka membuat yang lain tidak punya pilihan.

Rinto tidak tahan dengan itu semua, ia ingin membela ketika Grite telah lebih dulu maju dan menegur Remor. “Hei, apakah kau tidak mengetahui peraturan, siapapun yang datang pertama itulah yang mendapatkan tenda. Salahkan dirimu karena terlambat datang dari perempuan ini!”

Myuguh terkejut ketika mendapati Grite melangkah maju, ia yang paling tua diantara mereka dan juga memiliki pemikiran yang lebih dewasa. “Sial!” Myuguh sadar telah terlambat untuk memperingati Grite.

Remor memandang Grite dengan tidak puas, “Siapa kau? Berani menegurku seperti itu?”

Anak- anak lainnya juga penasaran dengan keberanian Grite, mereka berpikir jika Grite memiliki latar belakang yang tidak kalah dengan Remor sehingga berani melawan.

“Saya Grite” Grite memperkenalkan dirinya, “Sekarang kau bisa pergi ke tenda yang tersisa! Seperti kata penjaga, disini latar belakang tidak diperhatikan, hanya jika kau berbakat maka kau akan mendapat tempat!” Grite mengusir Remor.

Remor sangat marah mendengar pengusirannya, di kota Copra ia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu. Melihat kemarahan Remor, Myuguh dengan cepat mengambil tindakan.

Ia dengan cepat menarik Grite kembali ke barisannya lalu menyatukan kedua telapak tangannya sambil berkata, “Maafkan dia, tuan muda Remor tidak perlu mendengar perkataannya. Dia memang sulit diatur dan bertindak tanpa berpikir, sedangkan tuan muda Remor adalah orang yang berhati besar. Kami tidak akan mengganggu urusan tuan muda”

Myuguh memberi tatapan tajam pada Grite lalu memaksanya untuk meminta maaf. Para penonton tercengang, mereka tidak mengharapkan perubahan situasi seperti itu. Mereka tidak bodoh dan menyadari jika latar belakang anak perempuan itu tidak sebesar Remor.

Rinto akhirnya mengingat pesan pelatih Roy pada mereka semua bahwa tidak usah mencari masalah atau ikut campur dalam urusan orang lain. Ia mengerti tindakan Myuguh. Tapi itu tidak berarti Grite berpikir sama dengannya. Ia sangat marah pada Myuguh karena tidak mendukungnya tapi meminta maaf pada orang yang salah.

“Kenapa kau minta maaf?” Grite bertanya pada Myuguh. Namun segera Myuguh memberi tanda agar Grite berhenti berbicara. Grite saat itu tidak puas, ia menghiraukan tanda dari Myuguh. Akibatnya ia sekali lagi berbicara dan mengatakan jika Remor adalah pihak yang salah.

Myuguh segera memberi tanda pada yang lainnya untuk segera membawa Grite  pergi menjauh, masalah akan semakin besar jika Grite terus berbicara.

“Tunggu! Udik darimana kalian?” Myuguh baru saja ingin pergi dari sana bersama dengan yang lainnya tapi dihentikan oleh Remor.

“Tuan muda kami dari desa Wind Gaze, apa tuan muda membutuhkan sesuatu?” Myuguh berusaha menjaga sikap.

Remor menaikkan alisnya, “Oh jadi kalian  udik dari desa yah! Wajar jika kalian sangat liar dan tidak terdidik!” Beberapa dari mereka segera tertawa dan memandang kelompok Myuguh dengan jijik. Walau diantara mereka hanya sedikit dari kota – kota berpengaruh namun masih banyak yang berasal dari kota kecil  yang jauh lebih hebat dari sebuah desa. Sebab itu mereka memandang kelompok Myuguh dengan jijik.

Wajah Myuguh sedikit berubah ketika mendengar desa mereka di hina. Namun sebagai yang paling tua diantara mereka, ia harus menahan emosinya agar teman- temannya yang lain tidak ikut terpancing. Segera Myuguh berbalik dan memimpin Rinto dan lainnya pergi.

Tapi kemudian, Remor kembali berteriak. “Siapa yang menyuruh kalian pergi? Apa kalian tuli?!” Kali ini Grite kembali terpancing emosinya. Myuguh segera menangkapnya dan memberitahukan jika mereka harus tenang dan sabar.

“Seekor singa tidak akan peduli pada kawanan anjing yang mengonggong hanya untuk membuktikan dirinya lebih baik!” Rinto tahu jika Myuguh tidak akan mampu menenangkan Grite sebab itu ia berbisik ke telinga wanita itu.

Melihat kelompok Myuguh tidak lagi peduli dengan hinaan dan ejekannya, Remor mendengus kesal dan kembali pada tujuannya untuk mendapatkan tenda terbaik disana.

Myuguh melepaskan kekesalannya ketika sampai di tenda miliknya, walau ia terlihat begitu penurut namun Myuguh juga ikut emosi dan hampir saja memukul Remor jika tidak menahan diri.

Episodes
1 Bab 1 Desa Wind Gaze
2 Bab 1 Desa Wind Gaze
3 Bab 1 Desa Wind Gaze
4 Bab 2 Keberangkatan
5 Bab 2 Keberangkatan
6 Bab 3 Keadilan Bagi Yang Kuat
7 Bab 4 Pelatihan Kota Vermilion
8 Bab 4 Pelatihan Kota Vermilion
9 Bab 5 Suasana Kamp Pelatihan
10 Bab 5 Kamp Pelatihan
11 Bab 6 Pelatih Lilith
12 Bab 6 Pelatih Lilith
13 Bab 6 Pelatih Lilith
14 Bab 6 Pelatih Lilith
15 Bab 7 Ujian Menara
16 Bab 7 Ujian Menara
17 Bab 7 Ujian Menara
18 Bab 7 Ujian Menara
19 Bab 8 Pengamat
20 Bab 8 Pengamat
21 Bab 9 Sistem
22 Bab 9 Sistem
23 Bab 9 Sistem
24 Bab 9 Sistem
25 Bab 10 Promosi
26 Bab 11 Latih Tanding
27 Bab 12 Kesal
28 Bab 13 Nama Yang Sama
29 Bab 13 Nama Yang Sama (Bag 2)
30 Bab 14 Menolong Rinto Bagian I
31 Bab 14 Menolong Rinto Bagian II
32 Bab 15 Keuntungan Rinto
33 Bab 16 Empat Jenjang Kelas
34 Bab 17 Konspirasi Mark
35 Bab 17 Konspirasi Mark Bagian II
36 Bab 18 Melawan Kepungan
37 Bab 19
38 Bab 20 Tes Ujian Kedua
39 Bab 21 Ujian Tahap Ketiga
40 Bab 22 Giliran Rinto
41 Bab 22 Rinto Menunjukkan Kekuatannya
42 Bab 23 Merebut Posisi 5 Besar
43 Bab 25 Pengendali Elemen Ganda
44 Bab 25 Pengendali Ganda II
45 Bab 26
46 Bab 27
47 Bab 28
48 Bab 29 Kelas Pagi
49 Bab 30 Hukuman
50 Bab 31
51 Bab 32
52 Bab 33 Ingin Pulang
53 Bab 34 Masalah Lain
54 Bab 35
55 Bab 36 Elemen Yang Berubah
56 37 Karena Kau Adalah Anak Kita
57 Bab 38 Kekuatan Baru
58 Bab 39 Perwira Yang Menyebalkan
59 Bab 40 Latar Belakang
60 Bab 41 Hutan
61 Bab 42
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 Desa Wind Gaze
2
Bab 1 Desa Wind Gaze
3
Bab 1 Desa Wind Gaze
4
Bab 2 Keberangkatan
5
Bab 2 Keberangkatan
6
Bab 3 Keadilan Bagi Yang Kuat
7
Bab 4 Pelatihan Kota Vermilion
8
Bab 4 Pelatihan Kota Vermilion
9
Bab 5 Suasana Kamp Pelatihan
10
Bab 5 Kamp Pelatihan
11
Bab 6 Pelatih Lilith
12
Bab 6 Pelatih Lilith
13
Bab 6 Pelatih Lilith
14
Bab 6 Pelatih Lilith
15
Bab 7 Ujian Menara
16
Bab 7 Ujian Menara
17
Bab 7 Ujian Menara
18
Bab 7 Ujian Menara
19
Bab 8 Pengamat
20
Bab 8 Pengamat
21
Bab 9 Sistem
22
Bab 9 Sistem
23
Bab 9 Sistem
24
Bab 9 Sistem
25
Bab 10 Promosi
26
Bab 11 Latih Tanding
27
Bab 12 Kesal
28
Bab 13 Nama Yang Sama
29
Bab 13 Nama Yang Sama (Bag 2)
30
Bab 14 Menolong Rinto Bagian I
31
Bab 14 Menolong Rinto Bagian II
32
Bab 15 Keuntungan Rinto
33
Bab 16 Empat Jenjang Kelas
34
Bab 17 Konspirasi Mark
35
Bab 17 Konspirasi Mark Bagian II
36
Bab 18 Melawan Kepungan
37
Bab 19
38
Bab 20 Tes Ujian Kedua
39
Bab 21 Ujian Tahap Ketiga
40
Bab 22 Giliran Rinto
41
Bab 22 Rinto Menunjukkan Kekuatannya
42
Bab 23 Merebut Posisi 5 Besar
43
Bab 25 Pengendali Elemen Ganda
44
Bab 25 Pengendali Ganda II
45
Bab 26
46
Bab 27
47
Bab 28
48
Bab 29 Kelas Pagi
49
Bab 30 Hukuman
50
Bab 31
51
Bab 32
52
Bab 33 Ingin Pulang
53
Bab 34 Masalah Lain
54
Bab 35
55
Bab 36 Elemen Yang Berubah
56
37 Karena Kau Adalah Anak Kita
57
Bab 38 Kekuatan Baru
58
Bab 39 Perwira Yang Menyebalkan
59
Bab 40 Latar Belakang
60
Bab 41 Hutan
61
Bab 42

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!