Masih ada waktu untuk kembali jadi kami menghabiskan waktu sejenak untuk beristirahat, aku merangkai mahkota bunga untuk dikenakan Sarah.
"Terlihat cocok."
"Apa benar?"
"Tentu saja."
Marick hanya memasang tangannya di dagu bosan.
"Hubungan gadis x gadis tidak seru."
Bukan berarti bahwa aku dan Sarah memiliki hubungan serius, hanya saja pertemanan gadis dan pria sejujurnya akan jauh berbeda, gadis mungkin terlihat lebih intim.
"Aku juga akan buatkan untukmu Anna."
Tepat saat itu Marick memotong.
"Lihat teman-teman ada sesuatu di dekat danau?"
"Kamu tidak mencoba mempermainkan kami."
"Aku serius."
Kami mengarahkan pandangan ke arah tempat yang dikatakan Marick, seperti yang dia katakan sesuatu sedang minum.
Singkatnya itu seekor unicorn. Kuda putih bersayap serta tanduk di keningnya.
"Ada makhluk seperti itu juga."
"Anna aku rasa kamu tidak boleh mendekatinya."
"Ini kesempatan bagus, sayang jika dilewatkan."
Aku berjalan secara perlahan selagi mengulurkan tanganku, menyadari kehadiranku unicorn berbalik lalu menatapku dengan kedua matanya yang besar.
Aku sudah tidak aneh lagi jika di tempat ini ada semacam naga.
Perlahan, perlahan dan perlahan.
Benar jangan bergerak, aku tidak akan menyakitimu.
Itulah perkataan yang keluar dari hatiku, hewan cenderung sangat perasa, satu gerakan ceroboh atau dia akan lari.
"Beberapa pria akan melakukan itu jika bertemu dengan loli, mereka juga membawa permen dan bunga."
"Diamlah Marick, aku tidak ingin mendengar perkataan anehmu."
Marick membuat gerakan menutup mulut dengan tangan.
Sulit untukmu jika pria menjadi minoritas di kelompok tertentu. Aku berhasil menyentuh kepalanya dan sulit aku bayangkan bahwa aku memang benar-benar menyentuh seekor unicorn.
Aku memberikan isyarat untuk menyuruh kedua temanku mendekat, sama sepertiku mereka mencoba untuk banyak menyentuhnya.
"Aku rasa kuda ini bukan kuda liar, seseorang pasti merawatnya."
"Bagaimana kamu tahu Sarah, tidak ada kalung di lehernya."
"Itu karena dia jinak, jika liar dia sudah menendangmu Marick."
"Itu memang benar, entah hewan atau manusia Marick selalu dibenci."
"Kalian berdua memperlakukanku seperti pembawa masalah."
Kuda unicorn mengeluarkan suara khas dari seekor kuda sebelum pergi terbang, kami hanya melambaikan tangan sebelum kembali mengendarai sapu.
Sesampainya di rumah kaca kami menyerahkan semua tanaman herbal pada nona Silia.
"Dalam perjalanan pulang kami bertemu dengan seekor unicorn."
"Heh, begitu... makhluk itu jarang menampakkan dirinya di depan manusia, kalian bertiga mungkin orang yang beruntung."
"Apa seperti itu?"
"Jumlah orang yang melihatnya bisa dihitung jari, yang jelas beberapa orang mengatakan siapapun yang bertemu dengannya akan menemukan hal baik di masa depan."
Meski aku tahu itu hanya cerita yang dilebih-lebihkan tapi aku senang jika hal itu memang benar-benar terjadi.
Aku dan Sarah saling merapikan rambut kami sebelum tidur.
"Rambutmu sangat halus Anna, apa kamu sering merawatnya?"
"Tidak juga, beberapa hari ini aku mendapatkan ramuan dari nona Silia, ramuannya sendiri mirip shampoo yang digunakan kita sehari-hari."
"Begitu, aku ingin mencobanya jika boleh."
"Tentu saja, aku akan membuatkan satu untukmu nanti... kurasa Marick mungkin akan menyukainya juga."
"Dia memang menyukai apapun yang gratis."
"Ngomong-ngomong selama kita di sini aku belum pernah bertemu dengan teman sekamarnya apa kita harus mengeceknya, bahkan di kelas juga."
"Dari yang kutahu dia memang tidak pernah menghadiri kelas ada desas-desus dia tidak suka terlihat oleh siapapun."
"Lalu kenapa dia malah pergi ke akademi?"
Kami dua terdiam sejenak.
"Setelah Anna menanyakannya aku juga jadi penasaran, bagaimana kalian kita sedikit mengintip."
Aku dan Sarah saling menatap satu sama lain sebelum mengangguk sepakat.
Hal seperti ini kuharap tidak boleh ditiru gadis di manapun mereka berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments