Sepanjang koridor ini, aku terus mengikuti nona Silia ke sebuah rumah kaca yang cukup luas yang di dalamnya dipenuhi berbagai macam tanaman obat.
Aku selalu membantunya menyirami tanaman sekaligus bertanya segala hal yang ingin aku ketahui.
Misalnya saat seperti ini.
"Sebenarnya apa yang ada di ruang bawah tanah guru?"
"Kamu penasaran soal itu?"
"Tentu, aku kadang sulit tidur jika tidak mengetahui kebenarannya."
"Kamu pasti gadis yang bermasalah."
Apa yang dikatakan nona Silia memanglah benar, di pantiasuhan sendiri aku kerap mencari-cari apapun yang bisa aku temukan, semacam rahasia gelap ataupun ruang penyimpan mayat namun syukurlah sampai sekarang aku tidak menemukannya.
Bisa dibilang aku selalu haus akan misteri.
"Jika aku mengatakannya maka sebaiknya kamu tidak mengatakannya pada siapapun."
"Aku berjanji."
Nona Silia menengadah untuk memikirkan sejenak apa saja yang akan ia beritahukan padaku.
"Seperti yang semua orang tahu akademi ini diciptakan oleh para pendiri dunia ini juga, di antara semuanya ada satu orang yang masih menyimpan dendam terhadap dunia normal... dia menciptakan monster dan hal lainnya namun diantara semuanya ia menciptakan organisasi bernama Oliheim dan membuat berbagai ketakutan untuk kita semua, khususnya di akademi."
Sikatnya dulu kemungkinan ada yang menyusup atau sebagainya. Aku lebih bertanya ke sisi berbeda.
"Maksud Anda ada sesuatu di ruang bawah akademi?"
"Ada sebuah pintu yang tidak boleh dibuka siapapun, jika pintu itu dibuka maka akan ada bencana yang menimpa orang-orang di akademi, tidak ada yang tahu persis apa itu, tapi dengan melihat luka di tubuh tuan Gilbert maka itu sudah menjadi jelas."
Dia ditebas dengan mengerikan, tidak aneh jika aku menduga bahwa dia yang membuka pintunya.
"Pintunya sendiri sangat rapuh dibuka dari luar dan sulit dibuka dari dalam, bahkan gadis kecil pun bisa membukanya."
Aku semakin penasaran, aku putuskan saat malam hari aku bersama Sarah dan juga Marick menyelidikinya.
"Marick apa baik-baik seja dengan teman sekamarmu? Dia mungkin akan curiga jika kamu tidak berada di kamarmu."
"Jangan khawatir Anna, aku menuangkan obat tidur di gelas minumannya sebelum pagi dia tidak akan terbangun."
Aku harus mengatakan bahwa itu melegakan.
Aku melirik ke sana kemari untuk memastikan siapapun tidak melihat, setelah aman aku memanggil keduanya untuk melanjutkan kembali penelusuran. Tepat saat kami melewati tikungan aku melihat bayangan melintas dengan lilin di tangannya jadi kami segera bersembunyi.
"Itu profesor Goven," kata Sarah berbisik.
"Aku benci orang itu," balasku spontan.
"Sejujurnya aku juga membencinya jika kalian tanya aku."
Dia sempat berhenti untuk menengok ke arah kami, syukurlah bahwa kami bersembunyi di balik guci besar hingga ia melewatkannya dan kembali berjalan pergi.
"Ayo," kataku.
Kami sampai di depan pintu menunju bawah tanah, menggunakan penjepit kertas aku berhasil membuka pintunya lalu turun melalui tangga ke bawah.
Marick dan Sarah tampak gelisah.
"Anna apa kita yakin akan melakukan ini semua?"
"Aku sudah mengatakan bahwa kalian tidak boleh ikut."
"Kami khawatir denganmu, akan lebih baik jika kami juga ikut dan juga kita berteman jadi kita harus saling membantu."
Dalam hatiku aku berterima kasih pada mereka berdua.
"Ketika ada misteri aku tidak sanggup menahan diri untuk menyelidikinya, apa kalian penasaran sebenarnya makhluk seperti apa yang telah membunuh Gilbert."
Sarah tersenyum ragu sedangkan Marick mendesah pelan.
"Rasa penasaran kadang bisa membunuhmu."
Itu juga akan membunuhku jika aku tidak mengetahui kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Frando Kanan
professor goven yg bunuh tuh...pasti
2023-05-25
2
Narin
up terus thor, penasaran aku kira kira ada apa ya di ruangan tersebut??. jadi penasaran deh
mangat upnya thor
2023-05-04
1
yuri 100%
Semangat thor
2023-05-04
1