Nona Silia dan juga nona Helena yang datang belakangan segera mengarahkan tongkat ke arah tuan Goven, bukannya melawan dia segera menjatuhkan tongkatnya lalu mengangkat kedua tangannya.
"Aku tidak menyangka kamu bisa melakukan semua ini."
"Aku juga."
Tuan Goven tidak mengatakan apapun lagi dan ia hanya berjalan dengan didampingi oleh orang-orang yang terlibat. Aku berlari ke arah ujung atap dan melihat tubuh tuan Roger yang telah dikerumuni banyak orang.
"Tuan Goven sangat mendukung keluarga elit, aneh rasanya jika ia membunuh murid-murid itu."
"Mungkin saja dia menyadari bahwa lebih menguntungkan mengajari murid rakyat jelata dibandingkan murid bangsawan."
"Perkataanmu tidak mendasar, diamlah Marick."
Sementara keduanya berdebat aku terus mencari sebuah petunjuk di sini, aku menemukan butiran pasir di bawah kakiku.
"Ada apa Anna?"
"Apa ada yang salah?"
"Pasir ini berwarna hitam."
"Lalu?"
"Aku menemukan pasir yang serupa saat berada di hutan terlarang."
"Jangan bilang bahwa pelakunya bukan tuan Goven?"
"Tuan Goven orang yang disiplin dia tidak akan begitu saja pergi ke sana," kataku membalas.
"Satu hal yang bisa kita lakukan hanya pergi ke hutan terlarang."
Ini pertama kalinya kami setuju dengan apa yang dikatakan Marick. Di dalam hutan itu aku dan kedua temanku kembali berjalan dengan hati-hati.
Beberapa bayangan gelap hendak terbang ke arah kami, aku dan Sarah menggunakan mantra Flash, dan itu berhasil mengusir mereka.
"Sihir cahaya ampuh untuk mereka," teriak Marick dan ia mencoba melakukannya hanya saja sangat tidak ampuh karena terlalu kecil.
"Sebaiknya kamu banyak belajar lagi," ucap sarkas Sarah.
Beberapa menit berikutnya kami telah mengusir semuanya. Aku masih ingat jelas jalan yang menuju tempat pasir hitam itu berada, tepatnya di dekat buah-buahan yang sebelumnya aku gunakan untuk menyembunyikan aromaku.
Tepat saat itulah kami menemukan seorang
gadis dengan pakaian akademi berdiri di depan kami dengan wajah seperti orang gila.
Ia memiliki rambut coklat yang tidak terawat.
"Aah, tidak kusangka ada orang yang menemukanku di tempat ini... ini mengejutkan."
"Kau pelaku pembunuhan?"
"Aku tidak harus menjawabnya.. Ekpentrum."
"Ekpentrum."
Aku menggunakan mantra yang sama yang digunakan olehnya, dua kilatan petir itu saling berbenturan di udara sebelum meledak dengan dahsyat.
"Kamu benar-benar siswa yang berbakat Anna Holand, saat aku melihatmu mengalahkan Gilbert kau sangat keren tapi sayangnya kau tidak membunuhnya, jadi aku sendiri yang melakukannya."
"Dia tidak waras Anna."
"Sebaiknya kita serahkan pada guru saja."
Aku mengabaikan perkataan keduanya untuk bertanya lebih jauh.
"Oliheim, apa kaitannya denganmu?"
"Jadi kau tahu juga soal mereka, mereka hanya sedikit membantuku saja... tidak lebih, sudah sejak lama aku membenci murid elit aku akhirnya memiliki kemampuan untuk membunuh mereka bukannya itu bagus."
Aku melirik ke arah Sarah dan Marick untuk membiarkan mereka segera pergi dan bersembunyi.
Mereka tidak akan bisa mengalahkannya, terlebih dia adalah kakak kelas kami, aku juga tidak berfikir bisa menang namun paling tidak aku bisa bertarung dengannya secara seimbang.
"Apa kau bisa bertarung denganku, konyol sekali Anna tapi aku menyukainya, bergabunglah denganku.. kita bisa membunuh seluruh murid elit dan akademi akan diisi oleh rakyat jelata."
"Aku tidak butuh hal seperti itu, Ignium."
Aku melemparkan bola api berkecepatan tinggi sementara gadis di depanku hanya menghindarinya dengan sedikit memiringkan kepalanya lalu meniru seranganku.
"Ignium."
Aku segera memblokirnya dengan sihir pelindung hingga sedikit terlempar ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Narin
lanjut up
2023-05-07
1