MANTAN? TAPI NIKAH YUK!!!
Wanita cantik yang sedang duduk di meja rias yang sedang memoles wajahnya dengan make-up. Dari memakai bedak, memakai eliner, maskara dan lain-lain yang pasti sendiri bagaimana banyaknya alat makeup seorang wanita.
Wanita dengan rambutnya yang di gerainya itu dengan bagian bawahnya yang di beri keriting itu begitu cantik dan elegan.
"Hari ini tidak boleh gagal. Langkah ku harus baik hari ini," ucap wanita itu dengan terdengar suara decapan dari bibirnya yang baru saja memakai lipstik berwarna merah merona yang membuatnya tampil begitu sempurna.
Toko-tok-tok-tok.
Pintu kamarnya di ketuk, "masuk!" pinta wanita dengan suara indahnya itu.
"Nona Risya mobilnya sudah selesai," ucap seorang pelayan dengan memakai seragam pelayan di rumah itu.
"Oke thank you saya sudah selesai," jawab Risya yang berdiri dari tempat duduknya dan langsung mengambil handphonnya dan juga tasnya.
"Bagaimana bi apa saya cantik hati ini?" tanya Risya dengan berputar manja yang menunjukkan penampilannya yang menurutnya seharusnya sangat cantik.
"Sangat cantik nona Risya," jawab pelayan itu dengan ajungan jempolnya.
"Aku tau itu," ucap Risya yang kalau sudah di puji akan melayang semakin tinggi.
"Memang Nona Risya mau kencan ya?" tebak Bibi.
"Shutttt jangan kencang-kencang ngomongnya," sahut Risya dengan jarinya yang menempel di bibirnya.
"Okelah Nona Risya pokoknya bibi doakan yang terbaik untuk Nona Risya," ucap Bibi dengan dukungannya.
"Makasih bibi," sahut Risya yang langsung keluar dari kamar itu. Wanita cantik itu ternyata bernama Risya yang memang sangat cantik luar biasa. Tapi apa Risya ini jomblo ya?
"Ya semoga memang kencan agar Nyonya tidak terus mengomeli Nona Risya," ucap Bibi yang sepertinya sudah sangat biasa dengan pembasahan di rumah itu.
Restaurant.
Mobil Risya berhenti di depan Restaurant Jepang dan Risya melihat-lihat di sekitarnya sebelum dia turun dari mobil.
"Huhhhh, kenapa coba harus bertemu di sini. Apa tidak ada Restaurant lain apa," gerutu Risya sambil bercermin di ponselnya untuk mengecek penampilannya apa ada yang salah atau tidak, apa ada yang kurang atau tidak. Karena Risya ingin berpenampilan sesempurna mungkin.
"Tapi tidak apa-apa. Masa lalu hanya masa lalu. Jadi walau tempat sama tetapi nasib berharap tidak pernah sama," gumam Risya menghela napasnya dan langsung turun dari mobil setelah merasa penampilannya sudah cukup hari ini.
Risya langsung berjalan memasuki Restaurant yang sebelumnya sudah di booking dan Risya juga di antarkan pelayan Restaurant ke salah satu tempat yang sudah di pesan sebelumnya.
"Makasih mbak," ucap Risya. Pelayan itu menganggukan kepalannya dan dia langsung pergi. Lalu Risya langsung duduk.
Risya menghela kasar napasnya saat sudah duduk dengan melihat-lihat di sekelilingnya dan tiba-tiba matanya melihat salah satu meja yang kosong. Sangat lama Risya melihat tempat itu yang sepertinya ada sesuatu. Namun Risya hanya menghela napasnya kasar dan mengalihkan kembali pandangannya dari tempat itu.
Risya pun menunggu di salah satu bangku yang tepat di meja no 7 yang sepertinya tidak tau siapa juga yang di tunggunya.
Risya wanita cantik yang berkulit putih yang blasteran Chinese itu dengan rambut yang gerai dan diberi gelombang bagian bawahnya pita di bagian kiri kepalanya untuk menambah kecantikannya. Dengan memakai dress mereka mencolok selututnya yang membuatnya sangat anggun.
Sejak tadi Risya terus saja gelisah dengan berkali-kali bercermin yang sepertinya memperbaiki make-upnya yang padahal tidak berkurang sedikitpun. Namun tetap saja dia begitu teliti untuk dalam penampilannya.
"Lama sekali dia apa dia lupa dengan janji yang akan bertemu di sini, bagaimana sih," gumamnya dengan gelisah melihat arloji di tangannya dan terus melihat pintu masuk yang tidak ada orang di tunggunya.
"Huhhh baru aja pertemuan pertama sudah telat," Risya mulai mengoceh dengan kesal.
"Selamat siang Nona!" tegur seorang pria membuat Risya langsung melihat ke sebelahnya, Pria tampan yang berkaca mata dengan setelan jas hitam yang terlihat rapi dan sangat berwibawa.
"Ini dia, Wau tampan juga ternyata. Tetapi serius ini dia," batin Risya yang terus memperhatikan Pria itu dari atas sampai kebawah dan sepertinya sudah sangat menarik untuk Risya di pandangan pertama itu.
"Nona!" tegur Pria itu yang melihat Risya bingung.
"Ha iya, apa kamu Tuan Edo?" tanya Risya yang langsung berdiri untuk memastikan Pria apa yang ditunggunya atau tidak.
"Jadi ini Nona Risya," sahut Pria.
"Yes benar. Jadi kamu benar Edo," sahut Risya tersenyum manis.
"Benar saya Edo Alexander," sahut Pria itu berjabat tangan.
"Saya Risya Artamevia Jaya," sahut Risya menjabat uluran tangan itu dengan senyumnya yang begitu lebar.
"Senang berkenalan dengan kamu," sahut Edo.
"Saya juga. Ya sudah ayo duduk silahkan!" sahut Risya. Edo mengangguk dan duduk di depan Risya
"Syarla tidak salah pilih ternyata, Pria kencan butaku kali ini benar-benar perfect. Aku harus jaga image, harus kalem. Supaya dia tertarik padaku," batin Risya dengan tersenyum tipis yang berusaha menjadi wanita yang lembut.
"Hmmm, kamu pesan makanan saja," sahut Risya yang memulai obrolan dengan ramah yang menawarkan Pria yang sebagai teman kencannya itu.
"Bagaimana dengan kamu. Apa sudah memesan?" tanya Edo.
"Belum, kita pesan sama-sama," sahut Risya dengan semangat.
"Baiklah kalau begitu," sahut Edo.
Dan Risya langsung mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan dan pelayan Restaurant langsung menghampiri meja mereka.
"Selamat siang tuan Nyonya, silahkan di pesan!" ucap pelayan itu dengan ramah.
Risya pun melihat-lihat menu makanan "Mbak saya pesan spageti," ucap Risya dan pelayan itu ingin menulis.
"Jangan pesan spageti," sahut Edo membuat pelayan itu tidak jadi menulis dan Risya heran menatap Edo heran.
"Why?" tanya Risya.
"Tidak bagus untuk di makan di siang hari," jawab Edo dengan singkat.
"Oh begitu, apa iya ada teori seperti itu," sahut Risya yang tersenyum kaku.
"Kalau begitu saya pesan ayam bakar madu saja," sahut Risya yang langsung mengganti menu makanannya dengan cepat.
"Jangan pesan itu," Edo kembali menghalangi membuat Risya heran lagi kenapa Pria di depannya itu protes lagi.
"Why?"
"Tidak sehat, terlalu banyak kalori, minyak yang berlebih, dan bahan-bahan yang di campurkan kurang sehat," ucap Edo dengan keterangan yang panjang lebar.
Risya menelan salivanya yang sepertinya mulai kesal, "apa dia Dokter," batin Risya.
"Lalu pesan apa yang tidak di protes?" tanya Risya tersenyum kaku yang sudah kesal.
"Pesan salad saja," sahut Edo membuat Risya melotot, "sangat bagus untuk tubuh dan kulit kamu," ucap Edo.
"Apa salad, ya ampun aku menunggunya sudah lama. Aku kelaparan dan dia datang dan menyuruhku makan salad apa dia pikir aku kambing apa," batin Risya yang hanya bisa protes di hatinya tidak tau kenapa dia tidak mampu protes pada laki-laki di depannya.
"Tidak apa-apa kan. Jika kamu makan salad? salad itu sehat dan salad itu..."
"Oh, tidak apa-apa," sahut Risya dengan cepat sebelum semakin banyak mendengar teori dari pria itu, " Iya itu sangat bagus untuk kesehatan," sahut Risya yang tersenyum palsu.
Sementara Edo tersenyum yang merasa senang jika Risya mau memakan apa yang di pesannya.
"Mbak pesan salad ya," ucap Risya.
"Minumnya apa mbak?" tanya pelayan itu.
"Hmm, ju..."
"Air putih saja," sahut Edo yang memotong pembicaraan Risya, "sangat sehat Risya," ucap Edo.
"Yah air putih, biar saya gembung," ucap Risya dengan pelan yang terlihat sudah tidak bersemangat lagi dan Edo tersenyum tanpa dosa pada Risya.
"Baiklah silahkan tunggu sebentar," ucap pelayan itu yang langsung pergi.
"Makanan sehat itu sangat bagus," ucap Edo.
"Iya benar sangat bagus. Oh iya kamu profesinya sebagai apa?" tanya Risya.
"Saya pengusaha di bagian marketing," sahut Edo.
"Wau pengusaha, sudah tampan dan sekarang pengusaha, perhiasan lagi," batin Risya yang kelihatan sangat tertarik dengan pria di depannya.
"Kamu sendiri?" tanya Edo.
"Saya desainer di Perusahaan teman papa saya, sebagai Manager desain, di Perusahaan perhiasan," jawab Risya.
"Di Perusahaan teman papa. Pasti karena teman papa kamu. Makanya kamu bisa jadi Manager di Perusahaan itu," sahut Edo yang langsung membuat senyum Risya hilang.
"What apa katanya? kenapa dia menilaiku seperti itu seperti dia. Dia sudah seperti kenal denganku saja," batin Risya dengan kekesalannya.
Meraka mengobrol dengan santai dengan makanan yang sudah di hidangkan dan Risya di pastikan terpaksa memakan makanan itu. Karena makanan seperti itu bukanlah makanan yang masuk kedalam lambungnya.
Dratt-dratt-Dratttt.
Tiba-tiba ponsel Edo berdering.
"Boleh saya angkat telpon?" tanya Edo yang meminta izin dengan sopan.
"Oh boleh silahkan," sahut Risya tersenyum dan Edo langsung mengangkat telpon tersebut.
"Astaga dia semanis itu yang hanya mengangkat telpon harus meminta izin dulu. Oh mau God dia benar-benar sangat sweet," batin Risya yang kembali terpana dengan Edo.
"Iya sayang ada apa?" tanya Edo yang membuat senyum Risya hilang dan sangat terkejut ketika Pria itu mengatakan kata sayang.
"What sayang, dia sudah punya pacar," batin Risya dengan wajahnya penuh tanya.
"Baik sayang jangan khawatir, see you," sahut Edo yang mematikan panggilan telpon itu dengan santai dan Risya yang sudah menunjukkan wajah bingungnya.
"Maaf jika aku menelpon," sahut Edo.
"Hmmm, tidak apa-apa. Tadi kamu manggil sayang. Siapa? Apa itu gebetan kamu, atau pacar kamu?" tanya Risya kepo
"Bukan pacar," sahut Edo.
"Lalu?" tanya Risya.
"Dia anak aku," jawab Edo.
Risya lebih kaget mendengarnya yang mana ternyata Pria temannya yang melakukan kencan buta dengannya itu ternyata sudah mempunyai seorang anak.
"Anak jadi dia sudah menikah dan aku hanya sebagai selingkuhan," batin Risya dengan tangannya yang terkepal.
"Kamu sudah menikah?" tanya Risya dengan suaranya yang keras. Namun Risya menyadari dia bicara terlalu keras dan langsung memelankan suaranya, "kamu sudah menikah?" tanya Risya lagi dengan suara pelan.
"Iya saya sudah menikah. Tetapi sudah menjadi duda dan yang tadi menelpon adalah anak saya," jawab Edo dengan santai dan Risya mendengarnya langsung lemas yang ternyata Pria di depannya itu seorang duda keren yang kaya raya dan sudah mempunyai seorang anak.
"Jadi dia duda beranak satu," batin Risya yang kelihatan semangatnya sudah tidak ada lagi.
"Oh, begitu rupanya," sahut Risya yang menghela napas dengan meneguk air putih
"Kamu kenapa?" tanya Edo.
"Tidak apa-apa," jawab Risya tersenyum kaku dengan melanjutkan makannya yang tidak ada semangatnya lagi.
Bersambung
...Yang mampir ke karya terbaru aku Mantan Tapi Menikah yuk makasih ya. Alhamdulillah sekali bisa membuat karya terbaru di bulan ini. Makasih untuk dukungan kalian semua selama ini. Terus suport karya-karya aku ya. Semoga suatu saat nanti bisa menjadi karya yang paling teratas di minati banyak orang....
...Terus beri like, Vote, komen ya, makasih untuk para readers kesayangan ku, Love you everyone...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 433 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken Mbak.....
cusss Reading......
2023-08-11
0
Andika Ta'wen
bagus sekali ceritanya
2023-06-23
0