Perusahaan.
Risya yang sampai Perusahaan berdiri di depan lift dengan menggigit-gigit jarinya yang terlihat Risya juga mempunyai beban pikiran.
Ting. Pintu lift terbuka dan Risya langsung masuk dengan helaan napasnya yang kasar dan sebelum pintu lift terbuka dan Arga juga langsung masuk. Kali ini Risya tidak menutupnya dan membiarkan saja Arga masuk yang berdiri di samping Risya dan pintu lift tertutup.
Mereka berdua berada di dalam lift yang hanya diam saja dengan jarak yang cukup jauh di antara keduanya. Yang mana Arga di ujung dan Risya di ujung dan sangat tumben ke-2 tidak ribut atau ada yang menyambar duluan yang menyebabkan kekacauan.
"Aduh bagaimana ini, masa iya harus....." batin Risya.
"Apa ini pilihan yang tepat, jika ini di lakukan ini juga merupakan pembebasan diri. Sepertinya tidak ada salahnya di lakukan," batin Arga.
"Dia juga setuju kok," batin Risya.
"Dia juga punya tidak keberatan dan idenya dari dia juga," batin Arga.
Pasangan itu hanya sibuk bergerutu di hati masing-masing dengan wajah mereka yang tampak sangat serius. Entah apa yang di pikirkan mereka sehingga ucapan-ucapan yang keluar dari hati mereka sampai seperti itu.
"Apa kau setuju?" ucap Risya dan Arga secara serentak dengan mereka saling melihat. Dan sama-sama menghela napas ketika ke-2nya berbicara dan menanyakan hal yang sama.
"Kau dulu yang jawab," ucap Risya dengan menyandarkan tubuhnya di dingding lift.
"Kau dululah yang jawab," sahut Arga berdiri tegak di hadapan Lisa dengan ke-2 tangannya berada di saku celananya.
"Jangan mulai, kau dulu yang jawab. Kau itu laki-laki," ucap Risya.
"Kau yang mulai mencari masalah yang mengungkit gender," sahut Arga.
"Ya makanya kau dulu jawab," sahut Risya menegaskan.
Arga menghela napasnya dan membuangnya perlahan kedepan, "oke-oke kita jawab sama-sama," ucap Arga yang mencoba untuk mencari solusi
"Oke baiklah," sahut Risya yang setuju
" 1, 2 ," ucap Arga yang memberi arahan menghitung.
"3,"
"Mari kita coba," Risya dan Arga menjawab dengan serentak lagi dan jawaban mereka sama. Padahal untuk suatu persetujuan banyak seharusnya jawaban yang di ungkapkan.
Setelah ke-2nya sama-sama menjawab dengan jawaban yang sama keduanya juga serentak menghela napas.
"Aku memikirkannya semalaman dan dari pada kita pusing cari kesana kemari, mending kita mulai kesepakatan kita," ucap Arga yang berbicara dengan serius.
"Baiklah kalau begitu kita berdua sama-sama kepikiran ide yang sama dan sekarang sama-sama setuju. Kalau begitu kita akan menikah. Tetapi hanya kontrak dan di atas surat perjanjian bermaterai dan bersegel," tegas Risya.
"Baiklah aku setuju, aku akan mengurus kontraknya," sahut Arga.
"Tapi kontrak harus di penuhi dengan beberapa syarat dan juga peraturan dari ku," sahut Risya.
"Enak aja hanya dari mu, ya dariku juga lah. Memang semua harus persetujuanmu semua. Kalau kau punya peraturan dan syarat. Maka aku juha punya. Jadi tidak semuanya berdasarkan keinginan mu," tegas Arga.
"Oke, kita punya syarat dan peraturan masing-masing dan paling penting syarat nya tidak ada hubungan intim di antara kita berdua selama pernikahan pura-pura itu terjalin," tegas Risya. Membuat Arga langsung mendengus dengan tertawa yang merasa lucu.
"Eh Risya kau itu terlalu mikir terlalu jauh, siapa juga yang mau menyentuh wanita bekas dari Samuel seperti mu," sahut Arga yang langsung berbicara pesat dan langsung mendapat geplakan di kepalanya dari Risya.
"Auh sakit," keluh Arga memegang kepalanya.
"Emang enak syukurin. Sembarangan mulutmu bicara, bekas-bekas kau pikir aku perempuan apaan. Awas aja kau kalau kau berani mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhku," tegas Citra dengan wajah seriusnya.
"Eh, jangan mimpi. Aku juga tidak sudi menyentuhmu. Nanti kau lagi yang mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhku," sahut Arga.
"Ogah," sahut Risya dengan cepat, "nggak ada yang mau menyentuh tubuh bekas tante-tante seperti mu," ejek Risya.
Arga melotkan matanya dengan dahinya yang mengkerut mendengarkan ucapan Risya.
"Apa katamu tante-tante," sahut Arga dengan kesal.
"Iya kau itu kan suka tuh dekat-dekat sama klien ibu-ibu, orang yang sudah berumur, hobimu kan nempel-nempel dengan Tante girang. Yang pasti tubuhmu yang nggak seberapa itu sudah di *****-***** oleh tante-tante girang pemakan brondong," cerocos Risya dengan memperagakan tangannya dan Arga yang tidak terima di katakan seperti itu langsung menoyor kepala Risya.
"Enak aja asal bicara, kau yang seperti itu," ucap Arga.
"Kau berani sekali, menoyor kepalaku, dasar kasar," sahut Risya yang tidak terima dengan memukul kepala Arga.
"Risya kau sudah melakukannya 2 kali," Arga tidak Terima Lang menarik kebawah rambut Risya.
"Arga gila," Risya pun tidak terima dan membalas dengan menjambak rambut Arga dan mereka bergelut dengan saling tarik rambut yang tidak mau kalah.
"Kau itu yang bekas yang suka kencan dengan banyak pria!"
"Jangan asal bicara, kau itu laki-laki yang sudah tidak utuh karena keseringan di *****-***** tante girang,"
"Sembarangan bicara yang adanya kau yang bekas,"
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
"Kau!"
Risya dan Arga terus adu mulut dengan saling Jambak dengan Risya sampai tidak menyadari pintu lift terbuka dan ada beberapa karyawan yang ingin memasuki lift harus menonton pertengkaran Risya dan Arga dengan keluarnta kata-kata mutiara dan saling serang.
"Kenapa kalian tidak masuk?" tanya Dehway yang ingin masuk lift namun heran dengan beberapa karyawan itu yang tampak bengong membuat Dehway heran dan Dehway langsung melihat ke arah dalam lift dan dewhawa yang di kejutkan dengan Risya dan Arga yang seperti anak-anak yang bertengkar adu mulut dan saking jambak.
"Risya Arga!" sentak Dehway dengan suara yang kuat dan membuat Risya dan Arga berhenti dan sama-sama melihat kearah pintu tanpa melepas pegangan rambut lawan masing-masing. Arga dan Risya sama-sama melotot ketika mereka menjadi tontonan dan mereka berdua langsung melepas rambut lawan masing dengan langsung merapikan diri dengan buru-buru.
Ya di bayangkan bagaimana berantakannya Arga yang rambutnya yang rapi sudah entah model seperti apa dan sama dengan Risya yang tadi begitu cantik dan sekarang sudah seperti wanita yang kesetrum dengan rambut lebih cocok seperti tarjan.
"Kalian ini apa-apaan sih bikin malu seperti itu?" tanya Dehway yang hampir jantungan gara-gara Risya dan Arga.
"Dia duluan!" sahut Risya dan Arga saling mengalahkan.
"Sudah stop lihat banyak orang. Kamu ya Arga pimpinan. Tetapi entah kelakukannya bagaimana, kamu Risya bisa-bisanya kamu seperti ini," ucap Dehway yang menyalahkan ke-2nya dan tidak membela siapa-siapa.
"Ngapain kalian masih di dalam, mau melanjutkan lagi?" tanya Dehway.
Risya dan Arga sekarang baru malu karena pasti akan di cibir setelah ini dan mereka berdua langsung keluar dari dalam lift sembari merapi-rapikan diri dan Risya juga sembari menutup wajahnya menahan malu.
"Wibawaku benar-benar hancur di depan karyawan," batin Arga yang sudah tidak tau mukanya mau di taruh di mana lagi.
"Aku jadi malu dan pasti setelah ini akan menjadi omongan," batin Risya yang juga malu dan Risya dan Arga pergi dengan memabwa malu sementara Dehway geleng-geleng dengan ke-2 orang itu.
Bertengkar memengang sering di saksikannya sendiri di depannya. Namun kali ini benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya saling jambak padahal laki-laki dan perempuan.
Ya Dehway memang harus sabar-sabar menghadapi Arga dan Risya yang sebenarnya tabiatnya itu sama saja.
"Sudah-sudah kalian bubar," ucap Dehway. Para karyawan yang sempat menonton ikut bubar dan pasti setelah itu akan menimbulkan gosip yang membuat kehebohan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Uthie
Yaaa ampun.... ngakak terus dehh dengan kelakuan mereka berdua 👍😂😂😂😂
2023-05-29
2
Novianti Wulandari
double up dong thor
2023-05-13
0
miyura
the bestlah buat othor ..ngakak bacanya othor..😂😂
2023-05-13
0