Risya, Tantri dan Hariyanto berada di dalam mobil. Di mana Risya yang duduk di kursi belakang terlihat melamun yang hanya melihat keluar jendela menatap gedung-gedung pencakar langit yang begitu banyak yang di lewatinya.
Risya juga beberapa kali melihat pasangan yang menaiki motor dengan mereka yang boncengan yang membuat Risya seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa kehidupan orang-orang di buat sangat mudah dan berbeda dengan aku yang selalu kesulitan dalam menjalani kehidupan. Mereka tampak bahagia dengan pasangan mereka. Sementara aku sampai detik ini tidak menemukan pasangan ku," batin Risya yang ternyata memikirkan hal itu.
"Risya kamu kenapa melamun?" tanya Hariyanto dari kaca spion yang melihat putrinya sedang melamun.
"Tidak apa-apa kok pah," jawab Risya yang menghela napasnya ya hanya helaian napas yang membuatnya bisa tenang.
**********
Tidak lama Risya dan ke-2 orang tuanya pun sampai di acara tersebut. Yang di laksanakan di hotel berbintang. Risya beserta orang tuanya langsung turun dari mobil.
"Sepertinya pestanya meriah ya pah. Dari luar aja kelihatan meriah, banyak mobil mewah yang terparkir," ucap Tantri dengan kepala berkeliling yang takjub dengan pesta tersebut .
"Mama benar, di dalam juga banyak teman-teman kita yang menjadi tamu undangan," sahut Hariyanto.
"Oh iya benarkah?" tanya Tantri.
"Iya mah," sahut Hariyanto.
"Risya kamu harus kelihatan anggun di dalam sana. Siapa tau ada Pria yang langsung clop dengan kamu dan kalian bisa menjalin hubungan," ucap Tantri memberi saran pada Risya.
"Mulai lagi deh mah, bisa nggak sih mah dalam sedetik aja nggak usah bahasa-bahasa jodoh-jodihan," sahut Risya yang belum apa-apa sudah mulai kesal dengan mamanya yang mengungkit masalah itu.
"Mama itu cuma kasih tau. Supaya..."
"Risya pulang aja kalau begini ceritanya," sahut Risya memotong pembicaraan sang mama dengan ancaman karena mulai kesal.
"Kamu ini ya beraninya mengancam mama," geram Tantri.
"Ya mama habisnya sangat menyebalkan," sahut Risya kesal.
"Sudah-sudah kalian ini terus aja bertengkar, tidak di rumah di tempat orang bertengkar terus kalian berdua, malu di liati orang," ucap Hariyanto geleng-geleng.
"Mama tuh cari masalah terus sama Risya," sahut Risya menyalahkan sang mama.
"Mama bicara seperti itu demi kamu," sahut Tantri dengan penegasan.
"Sudah stop!" tegas Hariyanto, " jangan bertengkar lagi. Ini pesta orang," tegas Hariyanto. Risya dan Tantri pun akhirnya diam dengan menahan kekesalan masing-masing.
"Tantri!" tiba-tiba ada yang seorang wanita yang menyapa Tantri.
"Hay, jeng Saras," sahut Tantri yang langsung memeluk dengan tersenyum yang sepertinya temannya itu.
"Kamu cantik sekali Tantri!" Puji Saras yang sudah melepas pelukan itu.
"Kamu itu bisa aja. Kamu juga sangat cantik," sahut Tantri yang tidak kalah memuji.
Mata Saras beralih pada Risya, "Hay Risya kamu juga cantik," puji Saras.
"Makasih Tante," sahut Risya tersenyum datar.
"Tapi percuma cantik ya Risya. Usia seperti ini kamu belum menikah. Kira-kira kapan nih kami bakalan dapat undangannya," ucap Saras dengan julit membuat Risya kesal dengan kata-kata santai namun terkesan sangat menyakitkan itu.
"Jangan lama-lama Risya tidak menikah. Nanti kamu keburu perawan tua loh," bisik Saras yang memang bicara sesukanya pada Risya.
"Makasih Tante sudah mengingatkan Risya. Cuma Risya juga ingin mengingatkan. Jodoh, maut dan rezeki itu di tangan Tuhan. Jadi Tante juga hati-hati dalam berbicara. Nanti nyawanya di cabut tiba-tiba," ucap Risya membalas kata-kata itu dengan santai dan Risya langsung pergi dari hadapan wanita yang selalu mencampuri urusannya itu.
Dan Saras langsung terdiam dengan kata-kata Risya yang menyumpahinya.
"Risya!" Panggil Tantri, "maaf ya jeng," ucap Tantri merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa mbak. Itu hal yang biasa," sahut Saras dengan tersenyum palsu, "sembarangan menyumpahi ku. Pantesan tidak dapat jodoh. Mulutnya sangat tajam," batin Saras mengumpat dengan kesal di dalam hatinya. Pasti sangat kesal dengan perkataan Risya.
"Ya sudah kalau begitu. Ayo kita masuk kedalam," sahut Hariyanto.
"Ayo jeng!" ajak Tanri. Risya Saras menganggukkan kepalanya dan langsung pergi bersama Tantri dan suaminya memasuki hotel untuk acara mengikuti acara pesta tersebut.
***********
Risya sekarang berada di tengah-tengah pesta yang mana pasangan suami istri yang merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke-5 tahun dan mereka juga sudah di karunia anak sepasang cowok dan cewek. Pasangan itu terlihat bahagia dengan pernikahan mereka.
"Lihatlah Risya anak teman mama yang seusia sama kamu dia sudah punya dua anak. Kamunya menikah aja belum bagaimana mau punya anak, kamu tidak mau apa bahagia seperti mereka," ucap Tantri yang lagi-lagi menyinggung masalah pernikahan.
Risya yang berdiri di samping mamanya yang minum hanya diam saja. Sudah kebal telinganya mendengar kata-kata yang itu-itu saja.
"Kamu nggak ada apa kepikiran untuk buru-buru menikah. Kamu nggak pengen apa hidup dengan keluarga baru kamu, lihat anak-anak teman mama yang datang ke pesta ini sudah pada punya pasangan. Mereka itu terus aja tanyain mama. Kapan anaknya menikah," ucap Tantri dengan memperagakan mulut teman-teman julitnya.
"Ya sudah mama jawab aja. Mereka kapan mati," sahut Risya kesal.
"Kamu ini ya kalau di kasih tau selalu jawabnya tidak pernah benar," geram Tantri.
"Ya lagian mama pertanyaan itu mulu. Mah kebahagiaan itu bukan masalah pernikahan," tegas Risya.
"Anak ini ya benar-benar," geram Tantri.
"Hallo Risya, Tante Tantri!" tiba-tiba terdengar suara menyapa mereka.
"Vio, Samuel," sahut Tantri yang langsung memeluk Vio wanita cantik itu dan berpenampilan seksi itu.
"Kamu datang sendiri?" tanya Tantri.
"Tuh sama mama dan papa. Tadi lagi ngobrol sama Om Hariyanto," jawab Vio menunjuk di mana orang tuanya itu.
"Hmmm begitu rupanya," sahut Tantri.
"Hay Risya sepupu ku yang cantik," sapa Vio dengan tersenyum. Namun senyumnya itu terlihat tidak tulus.
"Hay," sahut Risya yang tampak datar-datar saja bahkan terlihat tidak senang menyapa Vio.
"Risya kamu apa kabar?" tanya Samuel mengulurkan tangannya.
"Tidak perlu pakai salaman sayang. Nanti konek lagi," sahut Vio yang langsung menarik tangan pasangannya itu yang tidak ingin bersentuhan dengan Risya.
Risya hanya mendengus dengan kesal melihat Vio yang takut saja pasangannya di ambil Risya.
"Risya kamu belum menjawab pertanyaan suamiku. Kamu apa kabar?" tanya Vio yang ternyata Samuel adalah suaminya.
"Aku baik-baik saja," jawab Risya dengan tersenyum datar.
"Aku pikir tidak. Tampaknya kamu tidak suka menyapa kami," sindir Vio, " Apa jangan-jangaj kamu masih kesal. Karena aku menikah dengan Samuel?" tanya Vio dengan menatap Risya sinis.
"Vio kamu apa-apaan sih," tegur Samuel.
Sekedar informasi. Jika Samuel adalah mantanya Risya. Saat putus dari Arga. Risya sempat pacaran dengan Samuel. Namun ada penghiyanatan di mana Samuel menghamili Vio sepupu Risya dan akhirnya Samuel menikah dengan Vio. Ya pasti setiap bertemu akan terjadi perang dingin di antara sepupu itu.
"Apa kamu bilang kesal, mau kamu menikah dengan dia atau tidak itu bukan urusanku," tegas Risya dengan santai.
"Benarkah! lalu kenapa aku melihat ketidak senangan di wajahmu?" tanya Vio.
"Sudah-sudah kalian ini jangan berbicara yang tidak penting, jangan memulai suatu hal yang tidak perlu di bicarakan," sahut Tantri yang tau jika 2 anak itu bertemu pasti akan terjadi parang dan saling sindir.
"Mah," sapa Hariyanto yang datang bersama ke-2 orang tua Vio dan Tantri langsung menyapa saudara iparnya itu dengan ramah dan berpelukan.
Risya juga kesal hanya dengan anaknya. Jadi tetap menyapa dengan sopan dan mencium 2 punggung tangan orang yang lebih dewasa satunya itu.
"Mah pah. Tante Om, aku sama Samuel mau kesana dulu ya tidak ingin lama-lama di sini, nanti ada penggoda lagi," sindir Vio sebelum dia pamit.
"Iya," jawab ke-2 orangtunya.
"Daaa Risya," sahut Vio yang melambai tangan dengan tersenyum yang terkesan mengekwk Risya membuat Risya bawannya pengen emosi saja.
"Kami juga kesana dulu ya mbak," sahut mama Karen mama Vio. Tantri dan suaminya hanya mengangguk.
"Menyebalkan!" umpat Risya dengan kesal.
"Apa yang menyebalkan Risya?" tanya Hariyanto.
"Ya semuanya, mama dan papa sih. Kenapa coba harus mengajak Risya datang ketempat ini Risya sudah mengatakan tidak mau. Tetapi tetap aja di paksa. Bagaimana tidak menyebalkan coba," ucap Risya dengan kesal.
"Kamu itu ya Risya terlalu lebay," ucap Tantri.
"Mama tuh yang lebay," sahut Risya dengan wajahnya yang cemberut yang semakin kesal sengan namanya.
"Di kasih tau juga," sahut Tantri yang selalu tidak mau kalah dengan putrinya itu. Kalau suaminya sudah pasrah dengan pertengkaran anak dan ibu yang tidak pernah selesai itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Aviciena
seru ceritanya
2025-04-10
0
Novianti Wulandari
seru bgt
2023-05-05
0
Tri Handayani
lanjut thorrr'semangat up'nya y...
2023-05-04
0