Perusahaan PT intan Rubby.
Risya yang berjalan dengan langkah yang cepat dengan dokumen yang di pegangnya dengan tangannya. Risya sampai menuju ruangan yang di dekat ruangan itu terdapat meja Rimar Sekretaris Arga dan Rimar yang melihat Risya yang kelihatan ingin masuk ruangan Arga langsung di hentikan Rimar.
"Eits tunggu dulu, mau ngapain hah!" tanya Rimar yang mencegah Risya yang ingin masuk kedalam ruangan Arga.
"Kamu itu pakai tanyak lagi, ya aku mau ketemu Arga lah, mau ngapain lagi," sahut Risya dengan kesal dan sepertinya ada sesuatu makanya wajahnya sampai seperti itu.
"Tapi tuan Arga mengatakan tidak ada yang boleh masuk keruangannya. Tuan Arga sedang sibuk," ucap Rimar dengan penegasan dan penekanan.
"Masa bodo," sahut Risya dengan kesal dan langsung masuk begitu saja yang tidak peduli dengan larangan Sekretaris Arga.
Bruk!!!!
Risya membuka pintu ruangan Arga dengan kuat sampai Arga yang duduk di meja kerjanya yang memijat kepalanya dengan matanya yang di pejamkan sampai terkejut dengan kelakuan Risya.
"Kau benar-benar ya Risya. Apa tidak bisa masuk kedalam ruangan ku ketuk pintu dulu. Kau benar-benar tidak punya sopan santun," ucap Arga dengan kesal. Risya yang berjalan menghampiri Arga dan menghempaskan kemeja begitu saja dokumen yang sejak tadi di pegangnya.
"Aku tidak mau ribut denganmu sekarang katakan apa maksudmu," ucap Risya suaranya yang keras. Arga melihat dokumen itu dengan sebentar tanpa menyentuhnya.
"Kau protes?" tanya Arga yang sudah tau maksud tujuan Risya datang keruangannya pasti karena ingin protes sesuatu.
"Siapa yang tidak protes dengan pekerjaan yang kau berikan hah! kau benar-benar sangat tidak punya perasaan. Bisa-bisanya kau menyuruhku menyiapkan data-data Perusahaan yang seharusnya itu bukan tugasku. Arga aku budak mu, kalau memberi pekerjaan itu lihat-lihat dulu siapa orangnya," ucap Risya yang mengoceh yang protes pada Arga karena tidak suka dengan apa yang di lakukan Arga kepadanya.
"Risya aku ini atasanmu, kau itu bicara pada atasanmu seharusnya sopan sedikit. Tapi kau malah melakukan semua dengan sesukamu. Kau benar-benar ya. Apa kau tidak sadar hah! dengan perbuatan mu yang keterlaluan ini hah!" sahut Arga yang masih santai.
"Itu karena kau menyuruhku hal yang tidak masuk akal," sahut Risya.
"Apa yang tidak masuk akal. Aku memerintah mu karena orang yang seharusnya mengambil tugas ini sedang cuti," ucap Arga.
"Lalu kalau dia cuti. Aku yang harus menggantikannya begitu, heh Arga kau itu benar-benar keterlaluan. Jangan mentang-mentang kau bos kau mau semena-mena kepadaku," protes Risya.
"Dan itu terserahku dan percuma kau mau protes atau tidak. Aku tidak peduli kau harus mengerjakan ap yang aku perintahkan," tegas Arga.
"Aku tidak mau," tegas Risya yang benar-benar akan menolak keras dengan apa yang di perintahkan Arga.
"Baik kalau kau memang tidak mau, terserahmu. Tapi lihat saja aku akan menggantikan posisi mu dengan cepat. Karena kau tau apa. Karena kau sudah membangkang apa yang aku perintahkan dan melakukan hal-hal dengan sesukamu, protes sana sini," ucap Arga yang memberikan ancaman pada Risya yang benar-benar membuat Risya terkejut.
"Kau pikir aku takut kepada ancaman mu. Aku tidak peduli. Aku tidak akan mengerjakan apa yang kau kerjakan. Kau ingat itu," ucap Risya dengan keras kepalanya, "kau dengar Arga apa yang kau lakukan ini akan aku katakan pada Om Dehway," ucap Risya mengancam Arga balik.
Namun Arga mendengar nya mengendus kasar dengan tersenyum miring dan berdiri dari tempat duduknya mendekati Risya yang berdiri di depan Risya dengan ke-2 tangannya berada di saku celananya.
"Apa katamu, kau ingin mengadukan semuanya pada papa?" tanya Arga yang ingin mendengar sekali lagi dengan apa yang di katakan Risya.
"Iya kenapa? Kau takut," ucap Risya. Arga yang adanya tertawa mendengar kata-kata Risya hal itu membuat Risya heran.
"Risya kalau aku jadi kau akan malu Risya. Bisa-bisanya kau akan mengadu pada papa. Karena aku memberimu pekerjaan yang semua orang ingin pekerjaan itu dan papa mungkin akan langsung bertindak dan mungkin akan berpikir jika dia begitu menyesal memberimu kesempatan untuk bekerja di perusahaan ini. Risya-Risya kau ini benar-benar lucu sekali, aku benar-benar tidak percaya dengamu," ucap Arga yang tertaw mengejek Risya yang membuat Risya diam dan tiba-tiba kepikiran dengan perkataan Arga.
"Ada apa Risya apa sudah sadar. Jika kau itu sangat bodoh hah. Apa sekarang sudah sadar dengan apa yang kau lakukan hah! Jadi dari pada kau gegabah. Kau ambil dokumen itu dan kerjakan apa yang aku katakan dan keluar dari ruanganku. Suaramu yang berisik itu telah mengganggu ku," ucap Arga bebisik di telinga Risya dan Risya kelihatannya tidak bisa apa-apa selain mengepal tangannya dengan kuat dan menatap tajam Arga yang tersenyum kepadanya.
"Brengsek!" geram Risya yang akhirnya mengambil dokumen itu dan pergi dari ruangan Arga dengan penuh kekesalan yang mana Risya tidak bisa melakukan apa-apa. Menolak apa yang di perintahkan Arga tidak ada gunanya dan tidak mungkin juga Risya mengadu pada papa Arga. Pasti dia juga akan malu nantinya.
"Dasar mulutnya hanya mengoceh terus sok-sokan ingin melawanku, ingin mengadukan ku. Sana adukan," Arga juga mengomel dengan sewot karena Risya yang banyak protesnya.
"Dari pada memikirkannya lebih baik sekarang aku buru-buru menyelesaikan pekerjaan. Karena setelah ini aku akan pergi untuk berkencan yang pasti bukan kencan buta sepertinya," gumam Arga dengan senyum-senyum yang ada yang ingin di lakukannya setelah selesai bekerja nanti.
******
Malam hari Risya harus lembur dengan pekerjaan yang di berikan Athar dan Risya berada di salah satu ruangan di mana penuh dengan buku-buku yang menumpuk di setiap rak, ruangan itu sepertinya ruangan yang penuh dengan data-data Perusahaan dan Risya harus mencari-cari hal yang perlu untuk menyelesaikan tugasnya dari Arga mantan kekasihnya yang menyebalkan itu.
"Seharusnya aku sudah tidak ada di sini. Seharusnya aku sudah pulang, bukan malah lembur gara-gara dia, laki-laki pembawa sial," umpat Risya dengan emosi.
Risya hanya mengumpat dengan penuh kekesalan karena dia harus lembur akibat pekerjaan yang di berikan Arga yang seharusnya bukan dia mengerjakannya.
"Lalu kalau pak Danu cuti. Jadi harus aku gitu yang mengerjakan semua pekerjaannya. Jadi kalau nanti misalnya ob juga tidak masuk aku yang harus menggantikannya. Apa semua pekerjaan semua orang harus aku yang mengerjakannya. Arga benar-benar menindasku," umpat Risya yang sejak tadi mulutnya tidak berhenti untuk merocos. Karena memang lebih baik merocos untuk meluapkan kekesalannya. Dari pada dia hanya diam saja tidak ada artinya.
"Awas saja kau aku akan membalasmu," umpat Risya penuh dengan dendam.
Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt ponsel Risya tiba-tiba berdering yang berada di atas meja dan Risya melihat panggilan masuk itu yang ternyata dari Syarla.
"Sya, lo di mana sih, ini udah jam berapa kenapa belum datang juga. Cowok yang mau ketemuan sama kamu, udah nungguin dari tadi dia juga sudah sibuk menghubungi ku sejak tadi," ucap Syarla yang mengoceh menanyain Risya.
"Aku nggak bisa pergi," jawab Risya.
"What," sahut Syarla yang terpekik kaget.
"Sya apa maksudnya nggak bisa pergi. Kamu jangan aneh-aneh deh Sya," sahut Syarla yang tidak terima dengan apa yang di katakan Risya.
"Aku lagi lembur Syarla dan kamu tau sendiri semua ini karena Arga," ucap Risya memberikan alasannya.
"Ya kalau kamu ada lembur kamu bilang dong sejak awal. Jangan udah buat janji baru tiba-tiba ada lembur kan cowok itu jadi kecewa dan teman aku yang bantuin aku buat bertemu dengan cowok itu kan jadi kecewa. Kamu bagaimana sih," ucap Syarla yang kesal.
"Ya Sorry, sorry mau gimana lagi. Aku juga mana tau lemburnya kapan. Arga kasih aku kerjaan tiba-tiba dan aku nggak bisa datang buat kencan itu," ucap Risya dengan penuh penyesalan.
"Ya ampun Risya aku harus bilang apa coba sama Rika. Temannya Rika pasti kecewa. Kamu sih Risya," ucap Syarla yang juga merasa tidak enak dengan temannya yang mencarikan cowok untuk kencan buta dengan Risya.
"Maaf Syarla," ucap Risya dengan merasa tidak enak hati dan hanya bisa minta maaf.
"Arggh sudahlah aku juga tidak tau harus apa. Aku benar-benar pusing," ucap Syarla.
"Iya Syarla, aku. Tut, tut tut, tut, tut, tut, tut, tut.
"What di matikan, gila Syarla benar-benar marah kepadaku sampai di matikan segala lagi telponnya," ucap Risya dengan memegang kepalanya dengan ke-2 tangannya.
"Argggghhh, Arga semua ini gara-gara kau, awas aja kau. Kau itu memang menggagalkan semua rencanaku, benar-benar ya kau Arga, aku benar-benar akan membunuhmu!" umpat Risya seperti orang gila dengan mengacak-acak rambutnya.
Arga sudah membuat harinya benar-benar sangat berantakan. Dia harus lembur dan seharusnya hari ini ada kencan dengan Pria dari teman sahabatnya dan menurut ciri-ciri yang di katakan Syarla adalah tipenya dan kali ini Syarla menjamin pria itu bukan duda, atau Om-om pokoknya bisalah untuk Risya. Namun harus gagal karena Risya yang harus lembur dan semua itu gara-gara Arga.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Uthie
Jangan-jangan,itu Arga lagi 😁
2023-05-28
1