Risya yang berada di kamarnya yang terlihat gelisah yang berada di atas tempat tidur yang sangat sulit untuk tidur, sebentar sebentar dia memiringkan tubuhnya kekiri dan kekanan.
Risya membuka dan memejamkan matanya berkali-kali dengan menarik selimut dan membuka kembali. Hal itu berulang-ulang di lakukan Risya dengan penuh kegelisahan.
"Arggh kenapa aku jadi memikirkan hal itu. Risya kenapa sih kamu itu tiba-tiba punya ide konyol seperti itu. Kamu kenapa bisa punya ide seperti itu. Issss kamu ya Risya. Apa ini harus. Apa ini masuk akal. Tetapi jika tidak masuk akal kenapa juga aku harus mendengarkannya," ucap Risya yang merasa bodoh dengan mengacak-acak rambutnya frustasi.
Dia bahkan kembali duduk dengan frustasinya yang mengacak-acak rambutnya yang memang terlihat penuh pemikiran.
Dia baru menyadari kekonyolannya saat kepikiran untuk menikah dengan Arga dan bahkan spontan mengatakannya pada Arga dan Risya merasa sekarang kepikiran karena kejadian konyol itu yang terjadi di atap gedung di antara mereka berdua.
***********
Sama dengan Arga ternyata di mana Arga juga yang tidak bisa tidur. Arga mondar-mandir seperti setrikaan di dalam kamarnya dengan memegang dagunya.
"Tidak-tidak Arga, kau tidak mungkin punya pikiran untuk menikah dengan Risya. Jangan putus asa Arga. Wanita itu banyak. Jadi jangan punya pikiran untuk menikah dengannya. Walaupun tidak ada wanita selain dia kau juha tidak seharusnya menjatuhkan pilihan padanya. Tidak Arga jangan mengacaukan hidupmu dengan menikahinya," Arga bergerutu sendiri.
"Arghh, lagian kenapa juga tiba-tiba aku mengatakan itu. Bisa-bisanya aku mengajaknya menikah. Arga kenapa kau itu semakin bodoh. Benar-benar ya kau Arga, sangat bodoh, sangat bego," Arga mengatai dirinya sendiri. Karena yang dengan spontan mengajak Risya untuk menikah dan sekarang menjadi beban pikiran bagi Arga sampai tidak bisa tidur.
"Aisss malah sudah terlanjur di bahas lagi. Kenapa juga semuanya tiba-tiba seperti itu. Huhhhhhhh, benar-benar ada-ada masalah yang bertambah," gerutu Arga yang frustasi sendiri dengan mengacak-acak rambutnya dengan stres.
**********
Mentari pagi kembali tiba Risya menuruni anak tangga dan langsung menuju meja untuk mengikuti sarapan pagi seperti biasanya dengan ke-2 orang tuanya.
"Pagi mah, pagi pah," sahut Risya dengan suaranya yang tidak bersemangat sama sekali,"
"Pagi Risya," sahut Tantri dan Hariyanto.
"Risya kenapa wajah kamu seperti itu. Mata kamu juga kenapa bengkak seperti itu," tanya Tantri yang melihat putrinya yang kelihatan sepertinya kurang tidur.
"Tidak apa-apa mah," jawab Risya yang mengambil setangkap roti. Tidak apa-apa tetapi dia tampak sangat lemas.
"Yakin tidak apa-apa. Kamu tidak tidur ya?" tanya Hariyanto yang menduga-duga.
"Tidur kok pah. Tapi bentar," sahut Risya.
"Lagi mikirin apa Risya. Kamu lagi mikirin perni....." Tantri tidak jadi melanjutkan kalimatnya yang ingin mengungkit pernikahan. Karena dia pernah bertengkar hebat dengan Risya dan takut Risya marah lagi.
"Pekerjaan ya," sahut Tantri yang dengan cepat meralat kata-katanya sebelum Risya tersinggung.
"Sudahlah mah, kalau mau bilang pernikahan juga tidak apa-apa. Mama jangan memaksakan diri untuk tidak menjadi tidak diri mama. Karena aku tau mama itu orang yang seperti apa," sindir Risya.
"Kamu ini ya Risya beranggapan jelek sekali kepada mama. Namanya juga orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya termasuk untuk pernikahan sang anak," ucap Tantri yang bicara dengan lembut yang kembali mengungkit masalah pernikahan.
"Mah sudah," tegur Hariyanto.
"Iya-iya, mama tidak akan bicara, masalah jodoh dan ini itu lagi. Tapi kamu tetap berusaha ya. Please lah Risya kebahagiaan mama hanya itu," ucap Tantri dengan apa adanya yang memang tidak akan lepas dari menyuruh sang anak untuk menikah cepat-cepat. Dan Risya hanya menghela napas saja dengan apa yang di katakan mamanya itu.
**********
Kediaman Arga.
Sarapan di kediaman Arga juga di laksanakan dan Arga terlihat melamun yang membuat ke-2 orang tuanya saling melihat dan sama-sama menggerakkan mata mereka seolah saling bertanya apa yang terjadi pada Arga.
"Arga kamu tidak sarapan?" tanya Salmah.
"Oh iya ini mau sarapan!" jawab Arga yang baru memulai untuk mengambil sarapannya.
"Kamu lagi mikiran apa. Tumben melamun dan dari wajah kamu papa lihat sangat berat sekali yang kamu pikirkan," ucap Dehway yang menjadi pengamat mendadak.
"Mikirin Risya," jawab Arga spontan yang membuat Salmah dan Dehway langsung saling melihat ketika mendengar jawaban Arga.
"Kamu bilang mikirin siapa?" tanya Dehway.
"Oh itu, aku mikirin, mikirin...."
"Risya!" sahut Salmah yang melanjutkan kata-kata Arga.
"Nggak siapa yang mikirin dia," sahut Arga mengelak.
Salmah langsung tersenyum dengan menatap selidik putranya itu.
"Apa-apaan sih mah, kenapa pakai senyum-senyum gitu segala, nggak ada yang mikirin dia," tegas Arga.
"Ya ampun Arga jelas-jelas kamu tadi jawab spontan kalau kamu itu memikirkan Risya dan jawaban awal itu adalah yang paling benar. Di mana kamu memikirkan Risya. Kamu pakai mengelak segala lagi. Lihat wajah kamu sampai memerah seperti itu, kamu malu ya," goda Salmah. Dehway hanya tersenyum dengan geleng-geleng yang melihat kelakuan Arga.
"Apa-apaan sih mah, udah deh nggak ada yang mikirkan Risya, nggak usah ngadi-ngadi," Arga tetap membantah dengan apa yang di katakan mamanya.
"Udahlah Arga kamu mengaku saja. Mama sama papa nggak budek kali," sahut Dehway.
"Kamu belum bisa move on ya dari Risya," sahut Salmah.
"Hmmm, kalau dari wajahnya bisa di lihat kalau kamu kayaknya masih cinta deh sama Risya," sahut Dehway yang terus menggoda putranya.
"Apa-apaan sih mama dan papa," Arga memukul meja dengan ke-2 telapak tangannya dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Galak amat!" sahut Salmah mengusap dadanya ngeri dengan putranya.
"Namanya pikirannya lagi penuh dengan mantan mah," sahut Dehway yang tetap menggoda Arga.
"Terserah mama sama papa. Isssss kalian berdua ini sama saja," ucap Arga kesal dan memilih pergi.
"Arga kau kemana kita belum selesai bicara lo?" panggil Salmah.
"Arga sarapan dulu biar punya tenaga buat mikirin mantan," sahut Dehway yang dia dan istrinya sama-sama tertawa yang berhasil membuat Arga kesal. Tampaknya pembahasan pagi ini jauh dari perjodohan untuk Arga. Spontanitas atas jawaban Arga sudah membuat pasangan suami istri itu tertawa bahagia.
Semntara Arga hanya menahan kekesalannya yang memasuki mobilnya dengan mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Apa mungkin jalan itu paling tepat, aku sudah gila kali," gumam Arga yang stres sendiri dan memilih melajukan mobilnya dari pada terus bergerutu dengan pemikirannya yang harus di akuinya memang tertuju pada Risya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Uthie
Seneng banget orang tua yg dapat sindiran bagus buat si Arga 👍😁😁
2023-05-28
3
miyura
semangat othor ..lanjut
2023-05-12
0
Tri Handayani
semangat up'nya thorrr...lanjut dong thorrr
2023-05-12
0