Risya dan Arga duduk di atas gedung Perusahaan. Mereka duduk di pinggir dengan ke-2 kaki mereka yang saling mengayun. Yang mana ke-2nya duduk bersebalahan dengan melihat kota Jakarta di malam hari. Tampaknya lampu mati menyebar. Karena gedung-gedung yang terlihat tampak gelap dan hanya langit yang menerangi bumi.
Ke-2nya tampak diam saja dan tidak ada obrolan sama sekali.
"Kenapa kau belum pulang?" tanya Risya.
"Kau bertanya padaku," sahut Arga.
"Pada mahluk yang di sampingmu," Jawab Risya dengan ketus dan Arga langsung menoleh kesampingnya dan tampak ngeri dengan Arga mengusap-usap belakang lehernya yang tampak merinding.
"Sejak kapan kau punya indra ke 6?" tanya Arga.
"Arga kau itu benar-benar ya, aku itu bertanya padamu lah, masa iya pada setan, ya walau kau itu sama saja seperti setan," ucap Risya dengan kesal.
"Eh jangan sembarang kau Risya," sahut Arga.
"Percuma bertanya padamu. Kepalaku sakit," sahut Risya membuang napasnya perlahan kedepan dan lebih baik memang diam sejak tadi.
"Eh lagian siapa bilang aku itu tidak pulang, aku itu sudah pulang. Hanya saja kembali kekantor," ucap Arga yang baru menjawab sekarang.
"Telat!" sahut Risya dengan menyambar.
"Apa maksudnya?" tanya Arga mengkerutkan dahinya.
"Kau sudah telat menjawab dan tidak ada gunanya lagi," sahut Risya yang dongkol sendiri.
"Kau itu benar-benar tidak tau terima kasih ya Risya. Aku itu sudah mau menyusulmu. Kalau tadi saja aku tidak datang, mungkin kau sudah jadi mayat di dalam sana," ucap Arga.
"Oh iya. Jadi kau itu penyelamatku?" tanya Risya. Arga menganggukkan kepalanya.
"Jadi aku harus mengucapkan terima kasih?" tanya Risya.
"Itu harus," sahut Arga.
"Mimpi!" sambar Risya yang ogah melakukannya.
Arga mendengus kasar dengan satu kata itu, "ya seharusnya aku tidak berharap itu kepadamu. Aku sudah tau. Kau tidak akan pernah sadar jika bukan aku yang menolong mu maka kau tidak akan berada di sini sampai detik ini," ucap Arga mengingatkan Risya pada jasanya.
"Tapi kau itu jangan lupa Arga. Kau yang membuatku berada di sana. Kau lihat gara-gara pekerjaan yang kau berikan aku sampai lembur dan semua rencanaku berantakan," ucap Risya.
"Jadi itu salahku," sahut Arga.
" Ya iyalah siapa lagi. Kau itu semena-mena kepadaku dan lihat aku jadi berada di sana, terjebak dengan lampu mati. Kau sudah tau aku sangat takut kegelapan dan aku tidak bisa bernapas," ucap Risya yang mengeluarkan ungkapan kekesalannya pada Arga. Ya walau Risya tau Arga tidak akan peduli tetapi mengatakannya jauh lebih membuatnya tenang.
"Karena aku tau kau takut kegelapan dan susah bernapas dalam kegelapan. Makanya aku bela-belain berlari untuk melihatmu apakah kau masih hidup atau tidak,' sahut Arga dengan jujur yang dia memang kembali masuk Perusahaan karena mengingat ada Risya.
Dari jawaban spontan Arga membuat Risya terdiam yang tidak bisa berkata-kata apa lagi dan hanya melihat Arga dengan tatapan yang tidak terbaca.
"Kenapa? kau terkesan kepadaku?" tanya Arga dengan menaikkan alisnya membuat Risya mengalihkan pandangannya menatap lurus kedepan. Risya bahkan tidak bicara apa-apa lagi setelah Arga mengatakan itu dan hanya diam. Arga menyunggingkan senyumnya dan juga menatap lurus kedepan.
"Risya!" tegur Arga.
"Hmmm," sahut Risya tanpa melihat Arga.
"Lihat ke atas!" ucap Arga yang sejak tadi melihat ke atas.
"Apa?" tanya Risya yang sudah melihat keatas.
"Apa kita berdua sedang menghadiri pernikahan," ucap Arga membuat Risya bingung.
"Maksudnya?" tanya Risya heran dengan dahinya yang mengkerut.
"Lihatlah di atas sana ada bintang yang berdekatan dengan bulan. Bukannya kau mengatakan jika di atas langit ada bulan dan hanya ada satu bintang yang berdekatan. Maka akan ada pernikahan. Itu teori konyol mu bukan," ucap Arga membuat Risya mendengus dengan tertawa.
"Dan teoriku tidak lepas dari ingatanmu?" tanya Risya.
"Karena memang hanya kau yang punya cerita yang tidak pernah masuk akal," sahut Arga.
"Dan dengan bodohnya kau mendengarkannya dan bahkan sampai menghafalnya," sahut Risya.
"Kau benar. Aku memang menjadi orang bodoh. Ketika pacaran dengan mu," sahut Arga.
"Sembarangan, kau pikir aku sebodoh itu. Sampai kau harus ketularan bodoh," sahut Risya yang pasti tidak terima dengan perkataan Arga.
Arga tidak menanggapi lagi dan hanya melihat terus bintang di atas sana.
"Hmmmm, jika saja aku tidak lembur aku pasti sudah menemukan jodoh ku malam ini," gumam Risya yang membuat Arga melihat kearahnya.
"Apa kau ada janji berkencan?" tanya Arga.
"Ya ada. Tapi kau membatalkannya," jawab Risya.
"Kali ini dengan duda anak berapa?" tanya Arga dengan mengejek Risya mengingat aib Risya yang kemarin terbongkar.
"Issss," desis Risya dengan kesal pada Arga yang mengejeknya terus.
"Hmmmm, tapi kau bukan saja yang berkencan hari ini. Aku juga," sahut Arga.
"Memang aku ada bertanya," sahut Risya.
"Aku harus promosi supaya kau tau. Kalau aku sedang berkencan hari ini," sahut Arga pamer.
"Dari perjodohan yang ke berapa?" tanya Risya.
"Tidak perjodohan orang tuaku," sahut Arga menegaskan.
"Paling bohong," sahut Risya.
"Ya sudah kalau tidak percaya," sahut Arga.
"Oke. Jadi apa hasilnya, apa kalian jadian?" tanya Risya yang tumben-tumbenannya kepo dengan urusan Arga.
Arga menghela napasnya perlahan kedepan.
"Aku tidak jadi bertemu dengannya karena dia membatalkan janji," jawab Arga membuat Risya tertawa mendengarnya.
"Tertawalah sepuasmu. Kau memang sangat suka melihat orang lain tertawa di atas penderitaan ku," ucap Arga pasrah. Dia yang jujur pada Risya. Jadi harus menanggung sendiri akibat nya.
"Tumben sekali kau tidak gengsi mengakui kalau itu berkencan?" tanya Risya.
"Kau juga tidak gengsi mengatakan jadwal kencan mu hari ini?" tanya Arga.
"Huffff, ya memang itu kenyataan. Aku rasa semua orang juga tau aku itu wanita yang suka mengikuti kencan, dari aplikasi, ini dan itu, perkenalan sana sini dan aku juga tidak tau sudah berapa banyak yang ku temui," ucap Risya.
"Kau melakukannya karena di suruh menikah?" tanya Arga.
"Aku tidak tau kenapa mama sama papa sangat ingin aku menikah. Padahal aku menyukai kesendirianku. Namun ternyata tuntunan mereka membuat tekanan. Awalnya aku tidak peduli. Tetapi dengan aku sadari mama dan papa juga mendapatkan tekanan dari sekelilingnya yang selalu bertanya kapan anaknya menikah," ucap Risya.
"Dunia sudah moderan tapi aku harus akui pikiran mama dan papa juga sama. Selalu berusaha untuk memperkenalkan ku dengan wanita yang mereka mau dan mengancam kalau aku tidak mau, benar-benar akan di nikahkan tanpa ada kata protes," sahut Arga yang juga curhat.
"Memang sangat aneh," sahut Risya geleng-geleng dengan kelakuan orang tua mereka yang sama.
"Tapi anehnya aku atau pun kamu malah berusaha untuk menemukan pasangan demi mereka," sahut Arga.
"Iya. tapi tetap aja gagal dalam menemukan pasangan," sahut Risya.
"Kita sama-sama anak satu-satunya dari orang tua kita. Jadi sangat wajar jika mereka khawatir pada kita dan menyuruh kita untuk secepatnya menikah bahkan sampai menjodohkan kita," sahut Arga yang geleng-geleng yang merasa lucu.
Sama dengan Risya yang juga merasa lucu dengan mereka yang sama-sama tertawa. Namun tawa mereka seketika hilang dan mereka saling melihat dengan wajah mereka yang datar.
"Bagaimana jika kita menikah," ucap Risya dan Arga secara serentak yang tidak tau dari mana ide konyol itu tiba-tiba di dapatkan mereka.
Ha-ha-ha-ha-ha- ha-ha-ha-ha-ha.
Keduanya sama-sama tertawa terbahak-bahak setelah spontan mengatakan untuk mereka.
"Ada-ada saja aku menikah dengan mu, itu tidak mungkin," ucap Risya yang tertawa terbahak-bahak.
"Kau juga tidak mungkin menjadi istriku, sangat aneh," sahut Arga yang tidak hentinya tertawa.
Tidak tau apakah pasangan mantan kekasih itu masih sadar atau tidak. Apakah masih sehat atau tidap, mereka berdua bisa-bisanya tertawa terbahak-bahak sekarang dengan suara yang kuat yang saling mengejek. Padahal ke-2nya baru saja mendapatkan ide untuk menikah setela ke-2nya bertukar pikiran.
Ya memang begitu aneh 2 pasangan itu dan mungkin suara mereka sudah habis karena tertawa dengan kehebohan merek masing-masing.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Uthie
tertawa lah kalian 😁😁😁👍
2023-05-28
1
miyura
jangan kasih kendor othor..
2023-05-12
0