NovelToon NovelToon

MANTAN? TAPI NIKAH YUK!!!

Eps 1 Kencan Buta.

Wanita cantik yang sedang duduk di meja rias yang sedang memoles wajahnya dengan make-up. Dari memakai bedak, memakai eliner, maskara dan lain-lain yang pasti sendiri bagaimana banyaknya alat makeup seorang wanita.

Wanita dengan rambutnya yang di gerainya itu dengan bagian bawahnya yang di beri keriting itu begitu cantik dan elegan.

"Hari ini tidak boleh gagal. Langkah ku harus baik hari ini," ucap wanita itu dengan terdengar suara decapan dari bibirnya yang baru saja memakai lipstik berwarna merah merona yang membuatnya tampil begitu sempurna.

Toko-tok-tok-tok.

Pintu kamarnya di ketuk, "masuk!" pinta wanita dengan suara indahnya itu.

"Nona Risya mobilnya sudah selesai," ucap seorang pelayan dengan memakai seragam pelayan di rumah itu.

"Oke thank you saya sudah selesai," jawab Risya yang berdiri dari tempat duduknya dan langsung mengambil handphonnya dan juga tasnya.

"Bagaimana bi apa saya cantik hati ini?" tanya Risya dengan berputar manja yang menunjukkan penampilannya yang menurutnya seharusnya sangat cantik.

"Sangat cantik nona Risya," jawab pelayan itu dengan ajungan jempolnya.

"Aku tau itu," ucap Risya yang kalau sudah di puji akan melayang semakin tinggi.

"Memang Nona Risya mau kencan ya?" tebak Bibi.

"Shutttt jangan kencang-kencang ngomongnya," sahut Risya dengan jarinya yang menempel di bibirnya.

"Okelah Nona Risya pokoknya bibi doakan yang terbaik untuk Nona Risya," ucap Bibi dengan dukungannya.

"Makasih bibi," sahut Risya yang langsung keluar dari kamar itu. Wanita cantik itu ternyata bernama Risya yang memang sangat cantik luar biasa. Tapi apa Risya ini jomblo ya?

"Ya semoga memang kencan agar Nyonya tidak terus mengomeli Nona Risya," ucap Bibi yang sepertinya sudah sangat biasa dengan pembasahan di rumah itu.

Restaurant.

Mobil Risya berhenti di depan Restaurant Jepang dan Risya melihat-lihat di sekitarnya sebelum dia turun dari mobil.

"Huhhhh, kenapa coba harus bertemu di sini. Apa tidak ada Restaurant lain apa," gerutu Risya sambil bercermin di ponselnya untuk mengecek penampilannya apa ada yang salah atau tidak, apa ada yang kurang atau tidak. Karena Risya ingin berpenampilan sesempurna mungkin.

"Tapi tidak apa-apa. Masa lalu hanya masa lalu. Jadi walau tempat sama tetapi nasib berharap tidak pernah sama," gumam Risya menghela napasnya dan langsung turun dari mobil setelah merasa penampilannya sudah cukup hari ini.

Risya langsung berjalan memasuki Restaurant yang sebelumnya sudah di booking dan Risya juga di antarkan pelayan Restaurant ke salah satu tempat yang sudah di pesan sebelumnya.

"Makasih mbak," ucap Risya. Pelayan itu menganggukan kepalannya dan dia langsung pergi. Lalu Risya langsung duduk.

Risya menghela kasar napasnya saat sudah duduk dengan melihat-lihat di sekelilingnya dan tiba-tiba matanya melihat salah satu meja yang kosong. Sangat lama Risya melihat tempat itu yang sepertinya ada sesuatu. Namun Risya hanya menghela napasnya kasar dan mengalihkan kembali pandangannya dari tempat itu.

Risya pun menunggu di salah satu bangku yang tepat di meja no 7 yang sepertinya tidak tau siapa juga yang di tunggunya.

Risya wanita cantik yang berkulit putih yang blasteran Chinese itu dengan rambut yang gerai dan diberi gelombang bagian bawahnya pita di bagian kiri kepalanya untuk menambah kecantikannya. Dengan memakai dress mereka mencolok selututnya yang membuatnya sangat anggun.

Sejak tadi Risya terus saja gelisah dengan berkali-kali bercermin yang sepertinya memperbaiki make-upnya yang padahal tidak berkurang sedikitpun. Namun tetap saja dia begitu teliti untuk dalam penampilannya.

"Lama sekali dia apa dia lupa dengan janji yang akan bertemu di sini, bagaimana sih," gumamnya dengan gelisah melihat arloji di tangannya dan terus melihat pintu masuk yang tidak ada orang di tunggunya.

"Huhhh baru aja pertemuan pertama sudah telat," Risya mulai mengoceh dengan kesal.

"Selamat siang Nona!" tegur seorang pria membuat Risya langsung melihat ke sebelahnya, Pria tampan yang berkaca mata dengan setelan jas hitam yang terlihat rapi dan sangat berwibawa.

"Ini dia, Wau tampan juga ternyata. Tetapi serius ini dia," batin Risya yang terus memperhatikan Pria itu dari atas sampai kebawah dan sepertinya sudah sangat menarik untuk Risya di pandangan pertama itu.

"Nona!" tegur Pria itu yang melihat Risya bingung.

"Ha iya, apa kamu Tuan Edo?" tanya Risya yang langsung berdiri untuk memastikan Pria apa yang ditunggunya atau tidak.

"Jadi ini Nona Risya," sahut Pria.

"Yes benar. Jadi kamu benar Edo," sahut Risya tersenyum manis.

"Benar saya Edo Alexander," sahut Pria itu berjabat tangan.

"Saya Risya Artamevia Jaya," sahut Risya menjabat uluran tangan itu dengan senyumnya yang begitu lebar.

"Senang berkenalan dengan kamu," sahut Edo.

"Saya juga. Ya sudah ayo duduk silahkan!" sahut Risya. Edo mengangguk dan duduk di depan Risya

"Syarla tidak salah pilih ternyata, Pria kencan butaku kali ini benar-benar perfect. Aku harus jaga image, harus kalem. Supaya dia tertarik padaku," batin Risya dengan tersenyum tipis yang berusaha menjadi wanita yang lembut.

"Hmmm, kamu pesan makanan saja," sahut Risya yang memulai obrolan dengan ramah yang menawarkan Pria yang sebagai teman kencannya itu.

"Bagaimana dengan kamu. Apa sudah memesan?" tanya Edo.

"Belum, kita pesan sama-sama," sahut Risya dengan semangat.

"Baiklah kalau begitu," sahut Edo.

Dan Risya langsung mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan dan pelayan Restaurant langsung menghampiri meja mereka.

"Selamat siang tuan Nyonya, silahkan di pesan!" ucap pelayan itu dengan ramah.

Risya pun melihat-lihat menu makanan "Mbak saya pesan spageti," ucap Risya dan pelayan itu ingin menulis.

"Jangan pesan spageti," sahut Edo membuat pelayan itu tidak jadi menulis dan Risya heran menatap Edo heran.

"Why?" tanya Risya.

"Tidak bagus untuk di makan di siang hari," jawab Edo dengan singkat.

"Oh begitu, apa iya ada teori seperti itu," sahut Risya yang tersenyum kaku.

"Kalau begitu saya pesan ayam bakar madu saja," sahut Risya yang langsung mengganti menu makanannya dengan cepat.

"Jangan pesan itu," Edo kembali menghalangi membuat Risya heran lagi kenapa Pria di depannya itu protes lagi.

"Why?"

"Tidak sehat, terlalu banyak kalori, minyak yang berlebih, dan bahan-bahan yang di campurkan kurang sehat," ucap Edo dengan keterangan yang panjang lebar.

Risya menelan salivanya yang sepertinya mulai kesal, "apa dia Dokter," batin Risya.

"Lalu pesan apa yang tidak di protes?" tanya Risya tersenyum kaku yang sudah kesal.

"Pesan salad saja," sahut Edo membuat Risya melotot, "sangat bagus untuk tubuh dan kulit kamu," ucap Edo.

"Apa salad, ya ampun aku menunggunya sudah lama. Aku kelaparan dan dia datang dan menyuruhku makan salad apa dia pikir aku kambing apa," batin Risya yang hanya bisa protes di hatinya tidak tau kenapa dia tidak mampu protes pada laki-laki di depannya.

"Tidak apa-apa kan. Jika kamu makan salad? salad itu sehat dan salad itu..."

"Oh, tidak apa-apa," sahut Risya dengan cepat sebelum semakin banyak mendengar teori dari pria itu, " Iya itu sangat bagus untuk kesehatan," sahut Risya yang tersenyum palsu.

Sementara Edo tersenyum yang merasa senang jika Risya mau memakan apa yang di pesannya.

"Mbak pesan salad ya," ucap Risya.

"Minumnya apa mbak?" tanya pelayan itu.

"Hmm, ju..."

"Air putih saja," sahut Edo yang memotong pembicaraan Risya, "sangat sehat Risya," ucap Edo.

"Yah air putih, biar saya gembung," ucap Risya dengan pelan yang terlihat sudah tidak bersemangat lagi dan Edo tersenyum tanpa dosa pada Risya.

"Baiklah silahkan tunggu sebentar," ucap pelayan itu yang langsung pergi.

"Makanan sehat itu sangat bagus," ucap Edo.

"Iya benar sangat bagus. Oh iya kamu profesinya sebagai apa?" tanya Risya.

"Saya pengusaha di bagian marketing," sahut Edo.

"Wau pengusaha, sudah tampan dan sekarang pengusaha, perhiasan lagi," batin Risya yang kelihatan sangat tertarik dengan pria di depannya.

"Kamu sendiri?" tanya Edo.

"Saya desainer di Perusahaan teman papa saya, sebagai Manager desain, di Perusahaan perhiasan," jawab Risya.

"Di Perusahaan teman papa. Pasti karena teman papa kamu. Makanya kamu bisa jadi Manager di Perusahaan itu," sahut Edo yang langsung membuat senyum Risya hilang.

"What apa katanya? kenapa dia menilaiku seperti itu seperti dia. Dia sudah seperti kenal denganku saja," batin Risya dengan kekesalannya.

Meraka mengobrol dengan santai dengan makanan yang sudah di hidangkan dan Risya di pastikan terpaksa memakan makanan itu. Karena makanan seperti itu bukanlah makanan yang masuk kedalam lambungnya.

Dratt-dratt-Dratttt.

Tiba-tiba ponsel Edo berdering.

"Boleh saya angkat telpon?" tanya Edo yang meminta izin dengan sopan.

"Oh boleh silahkan," sahut Risya tersenyum dan Edo langsung mengangkat telpon tersebut.

"Astaga dia semanis itu yang hanya mengangkat telpon harus meminta izin dulu. Oh mau God dia benar-benar sangat sweet," batin Risya yang kembali terpana dengan Edo.

"Iya sayang ada apa?" tanya Edo yang membuat senyum Risya hilang dan sangat terkejut ketika Pria itu mengatakan kata sayang.

"What sayang, dia sudah punya pacar," batin Risya dengan wajahnya penuh tanya.

"Baik sayang jangan khawatir, see you," sahut Edo yang mematikan panggilan telpon itu dengan santai dan Risya yang sudah menunjukkan wajah bingungnya.

"Maaf jika aku menelpon," sahut Edo.

"Hmmm, tidak apa-apa. Tadi kamu manggil sayang. Siapa? Apa itu gebetan kamu, atau pacar kamu?" tanya Risya kepo

"Bukan pacar," sahut Edo.

"Lalu?" tanya Risya.

"Dia anak aku," jawab Edo.

Risya lebih kaget mendengarnya yang mana ternyata Pria temannya yang melakukan kencan buta dengannya itu ternyata sudah mempunyai seorang anak.

"Anak jadi dia sudah menikah dan aku hanya sebagai selingkuhan," batin Risya dengan tangannya yang terkepal.

"Kamu sudah menikah?" tanya Risya dengan suaranya yang keras. Namun Risya menyadari dia bicara terlalu keras dan langsung memelankan suaranya, "kamu sudah menikah?" tanya Risya lagi dengan suara pelan.

"Iya saya sudah menikah. Tetapi sudah menjadi duda dan yang tadi menelpon adalah anak saya," jawab Edo dengan santai dan Risya mendengarnya langsung lemas yang ternyata Pria di depannya itu seorang duda keren yang kaya raya dan sudah mempunyai seorang anak.

"Jadi dia duda beranak satu," batin Risya yang kelihatan semangatnya sudah tidak ada lagi.

"Oh, begitu rupanya," sahut Risya yang menghela napas dengan meneguk air putih

"Kamu kenapa?" tanya Edo.

"Tidak apa-apa," jawab Risya tersenyum kaku dengan melanjutkan makannya yang tidak ada semangatnya lagi.

Bersambung

...Yang mampir ke karya terbaru aku Mantan Tapi Menikah yuk makasih ya. Alhamdulillah sekali bisa membuat karya terbaru di bulan ini. Makasih untuk dukungan kalian semua selama ini. Terus suport karya-karya aku ya. Semoga suatu saat nanti bisa menjadi karya yang paling teratas di minati banyak orang....

...Terus beri like, Vote, komen ya, makasih untuk para readers kesayangan ku, Love you everyone...

Eps 2 Ejekan teman-temannya.

Ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha,

Terdengar suara tawa heboh 2 wanita yang terlihat mengejek wanita yang kelihatan murung yang berada di depan mereka yang sejak tadi hanya menyeruput orens jus yang di minumnya.

Di salah satu Restaurant. Risya yang selesai kencan buta dengan Pria duda yang bernama Edo langsung menghubungi 2 temannya Syarla dan Angela yang ke-2nya sama-sama tidak ada ahlak yang sekarang tertawa terbahak-bahak mengejek Risya yang mana Risya menceritakan insiden yang baru saja alaminya.

Kesalahan Risya sih siapa suruh harus cerita-cerita pada teman-temannya, sekarang dia jadi mendapat ejekan deh.

"Risya bisa-bisanya kamu kencan buta dengan seorang duda," sahut Syarla geleng-geleng yang tertawa begitu bahagianya dia atas penderitaannya.

"Pakai punya anak segala lagi," sahut Angela yang tidak kalah ikut mengejek Risya dengan tertawa terbahak-bahak.

"Pakai ketawa lagi. Lupa kalau semua itu gara-gara kalian berdua" sahut Risya dengan kesal.

"Kalian, eh Risya bukan aku, Syarla tuh," sahut Angela.

"Iya kamu tuh Syarla," sahut Risya.

"Jahat banget sih lo Syarla ngerjai Risya segitunya," sahut Angela yang menyalahkan Syarla. Namum dia tetap tertawa menikmati semuanya apa lagi menikmati penderitaan temannya itu.

"Sumpah gue nggak tau. Kalau Edo itu duda. Benaran deh," sahut Syarla dengan mengangkat 2 jarinya yang sepertinya memang tidak tau apa-apa tentang pria yang di kenalkan nya itu pada temannya.

"Nggak tau apa nggak tau?" sahut Angela

"Ya memang nggak tau Angela," sahut Syarla dengan yakin.

"Aissss udahlah kepala ku sudah mumet, gara-gara kencan buta yang tidak sesuai ekspetasi. Sudah di suruh makam sayuran lagi di saat perut keroncongan. Dia pikir aku kambing, minum air putih yang katanya sehat, yang adanya perutku gembung. Eh ternyata dia hanya duda, Aissss tau gitu aku nggak usah nurut sama dia," sahut Risya dengan wajah kesalnya yang tampak merasa bodoh yang harinya benar-benar sangat sial.

"Ya udahlah Risya, nggak apa-apa juga kalau duda. Sudah punya anak yang penting dia kaya raya dan kamu tidak perlu punya anak lagi," sahut Angela dengan santai.

"Isssss, lo, lagi ngasih saran nggak ada yang benar," sahut Risya dengan kesal yang meneguk minumannya kembali. Ya hatinya panas dan butuh minuman dingin untuk mendinginkan hatinya.

"Lalu bagaimana lanjut nggak kencannya dengan dia?" tanya Syarla penasaran. Walau dia sudah tau jawabannya sebenarnya.

"Ya nggak lah," sahut Risya dengan yakin.

"Lalu nyokap lo, bagaimana?" tanya Angela

"Benar, bukannya dia tiap hari marah-marah. Risya kapan kamu kawin, Risya semua teman-teman kamu sudah pada nikah, kamu kapan?" Syarla langsung memperaktekkan cara bicara mamanya Risya.

"Argggghhh masa bodo," sahut Risya sudah mumet memikirkan hal itu yang tidak mau memikirkan hal itu.

"Risya sayang, tenang jangan menyerah. Nanti kita cariin yang lebih perfect lagi Oke," ucap Syarla memberikan semangat Risya.

"Nggak-nggak, aku itu nggak percaya sama kalian berdua. Kalian itu kalau ngasih saran nggak ada yang benar," ucap Risya yang udah nggak percaya lagi dengan 2 temannya itu.

"Lalu kamu nggak akan ada nih acara kencan buta lagi?" tanya Angela.

"Males saat ini, otakku udah mumet," ucap Risya.

"Risa apa mungkin ini karena sumpah serapah dari mantan lo kali ya. Makanya lo sampai detik ini selalu gagal kalau nikah," ucap Syarla yang tiba-tiba kepikiran.

"Apaan sih, ya nggak mungkin lah. Dia aja nggak laku-laku, udah deh ini itu nggak ada hubungannya dengan hal itu," ucap Risya dengan kesal.

"Ya siapa tau aja iya kan," sahut Syarla.

"Udah deh nggak usah pada ngomongin dia. Kepala ku tambah sakit," ucap Risya kesal.

"Iya deh semoga aja kamu itu kelak mendapatkan pasangan yang terbaik deh," ucap Angela yang berdoa untuk sahabatnya itu.

"Iya nanti pasti ada kok jodohnya," sahut Syarla.

"Terserah kalian deh, aku sudah tidak mood mau jodoh-jodih-an," sahut Risya dengan masa bodo yang sudah tidak bersemangat untuk hal itu.

**********

Perusahaan PT Intan Ruby.

Perusahaan di bagian Desain perhiasan itu sudah lama berdiri yang pemilik Perusahaan itu orang yang sangat berpengaruh dalam bisnis yaitu Dehway Mateo Pria paru baya yang yang mengelolah Perusahaan itu dari nol sejak usia muda yang sekarang Dehway Mateo masih beroperasi dalam Perusahaan itu.

Dehway Mateo sendiri menarik Putra satu-satunya untuk menjadi CEO di Perusahaan itu yang mana usianya sudah waktunya untuk bersantai-santai di rumah.

Putra tampannya Argha Mateo yang sekarang duduk di bangku kerjanya yang sibuk dengan pekerjaannya yang banyak dengan dokumen-dokumen yang menumpuk yang sedang di tanda tanganinya.

Toko-tok-tok-tok.

"Masuk!" pinta Argha dari dalam ruangannya.

Seorang wanita cantik yang memasuki ruangan itu. Wanita cantik yang berpenampilan seksi itu bisa di pastikan adalah Sekretarisnya Argha.

"Selamat siang tuan!" sapa wanita cantik itu.

"Hmmmm," hanya itu yang di jawab Argha. Hanya dengan deheman saja dan tanpa melihat wanita itu.

"Tuan ini dokumen-dokumen yang tuan minta," ucap wanita itu.

"Kamu letakkan saja," sahut Argha dengan santainya.

Wanita itu hanya menghela napasnya dan langsung meletakkan dokumen yang di bawanya di atas meja Argha.

"Oh iya tuan untuk masalah berkas-berkas yang tuan katakan kemarin bagaimana tuan. Soalnya Pak Danu sedang cuti dan mana mungkin saya yang mengerjakannya," ucap wanita itu.

"Rimar apa maksud kamu saya yang harus menyelesaikannya?" tanya Davin yang sekarang melihat wanita yang bernama mawar itu dengan ke-2 alis Argha yang terangkat.

"Bukan begitu tuan hanya saja kan....."

"Kamu suruh bagian Desain yang mengerjakannya!" titah Argha.

"Tapi tuan, pasti nanti saya yang di komplain," protes Rimar.

"Di sini itu bosnya saya bukan dia," tegas Argha.

"Iya sih," sahut Rimar.

"Sudah kamu turuti apa yang saya katakan. Jangan sampai ya berkas-berkas itu tidak selesai. Saya tidak mau di komplen sama papa saya. Awas ya kamu kalau dapat masalah dari dia," ucap Argha memberi ancaman.

"Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi dulu tuan," ucap Rimar yang ingin pergi.

"Eh tunggu dulu!" cegah Argha.

"Ada apa tuan?" tanya Rimar.

"Jam berapa meeting saya?" tanya Argha.

"Selesai makan siang tuan," sahut Rimar.

"Baiklah kalau begitu, kamu sana pergi!" ucap Argha. Rimar mengangguk dan menundukkan kepalanya dan langsung pergi dengan cepat.

Argha menghela napasnya dengan perlahan dan kembali melanjutkan pekerjaannya karena sebentar lagi dia akan meeting.

*********

Risya yang begitu kesal hari ini berada di dalam mobilnya yang menyetir dengan dengan mulutnya yang tidak berhenti mengoceh sama sekali. Dia curhat dengan 2 teman akrabnya malah mendapat ejekan dan sekarang Risya belum berhenti mengoceh.

"Kenapa coba harus menikah? apa tidak menikah adalah suatu dosa? apa tidak menikah suatu aib? apa tidak menikah adalah suatu kekurangan? oceh Risya dengan kesal yang sejak tadi mulutnya merocos terus sambil menyetir.

"Risya jika kamu tidak menikah juga. Jangan salahkan mama. Mama akan menjodohkan kamu dengan laki-laki pilihan mama,"ucap Tantri wanita paruh baya yang sedang mengomeli Risya yang mana Risya duduk di Sofa yang bermain HP.

"Kamu dengar tidak apa kata mama," ucap Tantri dengan kesalnya.

"Dengar mah," sahut Risya yang tetap fokus pada ponselnya. Tantri sangat kesal pada putrinya itu dan langsung menarik ponsel Risya.

"Mama!" Pekik Risya dengan kesal.

"Kamu ini benar-benar ya. Mama lagi bicara, bukannya di dengarkan entah apa-apa yang kamu lakukan sibuk bermain hanphone terus," ucap Tantri semakin marah dengan putrinya itu.

"Kembalikan ponsel Risya mah," sahut Risya berdiri dan ingin mengambil handphonnya. Namun Tantri langsung menjauhkannya.

"Kamu harus menikah!" tegas Tantri.

"Mama bisa tidak jangan membahas pernikahan. Telingaku sakit mendengarnya," sahut Risya dengan kesal.

"Makanya kamu dengarkan kata mama. Cepat cari pacar dan menikah. Teman-teman arisan mama semua anak-anaknya sudah menikah dan kamu apa punya pacar aja tidak. Lihat sepupu-sepupu kamu semua pada nikah. Kamu sendiri entah seperti apa," ucap Tantri.

"Mama itu terus aja bandingkan Risya dengan yang ini itu, Risya capek dengar itu-itu aja," ucap Risya kesal.

"Bagaimana tidak di bandingkan kalau kamu tidak pernah mau mendengarkan orang tua kamu!" tegas Tantri.

"Iya nanti Risya akan menikah. Risya juga berusaha untuk bisa menjalin hubungan. Tetapi semua itu tidak mudah. Risya belum menemukan laki-laki yang tepat," ucap Risya.

"Itu karena kamu terlalu banyak memilih," sahut Tantri.

"Ya ampun mah. Jika tidak memilih nanti Risya mau bagaimana, masa iya menikah dengan sembarangan orang. Mama ini aneh," ucap Risya geleng-geleng dengan Tantri.

"Pokoknya mama tidak mau tau kamu harus secepatnya menikah. Jika tidak mama benar-benar akan menjodohkan kamu dan kamu tidak bisa membantah lagi!" tegas Tantri penuh penegasan dan penekanan kepada putrinya itu dan Tantri langsung meletakkan handphonnya Risya di atas meja. Lalu pergi.

"Menikah terus yang menjadi tema pembahasan. Aneh!" umpat Risya dengan kesal dan moodnya menjadi buruk karena mamanya yang mengoceh pagi-pagi padanya.

Apa yang di bicarakan mamanya pagi sebelum dia melakukan kencan buta teringat di dalam pikiran Risya yang menyetir. Tekanan masalah pernikahan membuat Risya beberapa kali melakukan kencan buta dan tidak pernah berhasil.

Wanita yang berusia 25 tahun itu memang sangat tidak ingin menikah dulu. Ya semenjak putus dari kekasihnya 3 tahun lalu Risya malas untuk berpacaran.

Yang ujung-ujungnya juga nanti akan putus lagi dan Risya sangat menikmati kesendiriannya dengan giat bekerja sebagai seorang desainer perhiasan.

Keasyikan dalam memilih karir membuat Risya melupakannya jika dia wanita dan harus menikah. Semuanya akan baik-baik saja jika mamanya dan keluarganya tidak menekannya. Karena banyak wanita di luaran sana yang tidak menikah. Tetapi keluarga mereka santai-santai saja.

Berbeda dengan keluarga Risya yang masih sangat kulot dan belum lagi sepupu-sepupunya dan tante-tantenya yang pasti selalu mengungkit hal itu dan sering kali Risya mendapat julukan perawan tua.

Risya sebenarnya bodo amat. Hanya mamanya yang menjadi permasalahannya dan tidak ingin anaknya terus menjadi perbincangan.

Padahal kalau dari fisik Risya gadis yang cantik yang pintar dan pasti orangnya sangat humble dan asyik. Tetapi tetap Risya sampai detik ini belum menemukan pria yang cocok untuknya. Karena memang tidak ingin mencari sembarangan. Tetapi jika lama-lama seperti ini ya Risya bisa benar-benar mencari pasangan yang sembarangan.

Bersambung

Episode 3 Bertemu dengan mantan.

Risya terus bergerutu dengan mulutnya yang tidak berhenti mengoceh sendiri.

Bruk.

Tiba-tiba terdengar suara tabrakan yang cukup keras dan membuat mobil Risya juga merem mendadak dengan hampir saja dahi Risya terbentur dengan stir mobil karena tubuhnya maju kedepan.

"Oh my God," ucap Risya panik dengan menutup mulutnya yang begitu kagetnya.

Risya yang duduk di kursi pengemudi mencoba melihat apa yang terjadi Risya melihat dari dalam mobilnya dengan sedikit mengangkat- angkat kepalanya yang ternyata Risya menabrak belakang mobil yang berhenti di depannya.

"Mampus!" ucap Risya menepuk jidatnya dengan wajah paniknya.

"Bagaimana ini Risya? bisa-bisanya kamu pakai nabrak segala. Kamu sih bukannya hati-hati malah ada-ada aja yang kamu kerjakan, asuh bagaimana ini?" ucap Risya panik dengan melihat mobil mewah yang di tabraknya.

Risya menggigit jari tangannya dan kakinya yang bergetar di pastikan Risya sangat panik apa lagi Risya tipe wanita yang panikan.

"Asuh, tuh kan mampus pemiliknya keluar," ucap Risya semakin takut saat pintu mobil di bukan dan Risya sampai memejamkan matanya karena tidak berani melihat siapa pemilik mobil itu yang pasti akan marah-marah padanya setelah apa yang telah di lakukannya.

Risya yang memejamkan matanya mengintip sebelah dan terkejut saat sang pengemudi seorang pria tampan yang keluar dengan sombongnya yang membuat Risya membuka matanya sempurna dan melotot.

"Arga!" pekik Risya melihat Pria yang sepertinya di kenalinnya yang sekarang melihat mobilnya dengan berkacak sekarang berkacak pinggang yang mengecek bagian belakang mobil yang di tabrak Risya membuat Arga memijat kepalanya dengan penuh amarah.

"Mampus aku! kenapa juga dia?" ucap Risya yang terlihat lebih panik lagi.

Pria tampan yang berjas itu langsung menghampiri mobil Risya dengan jalannya yang angkuh dan langsung mengetuk-ngetuk kaca mobil.

"Keluar! cepat! cepat!" perintah Arga dengan suaranya yang keras yang sangat emosi dengan mengetuk-ngetuk jendela kaca mobil.

"Eh aku bilang keluar apa kau tuli?" Arga yang seperti ibu-ibu terus marah-marah.

Risya berdecak kesal dan menurunkan kaca mobilnya dan Arga terkejut melihat wanita yang juga di kenalnya yang sudah menabrak mobilnya

"Ohhh!!!! jadi kau biang keroknya yang sudah membuat mobilku tusah. Kau sengaja melakukannya hah!" ucap Arga dengan geleng-geleng yang tetap berkacak pinggang yang sudah seperti emak-emak komplek.

"Kau sengaja menabrakku iya, kau mengikutiku dari belakang dan menabrak mobil ku iya kan!" tuduh Arga dengan wajahnya yang penuh kekesalan.

"Eh jangan asal menuduh, sembarangan mengeluarkan kata-kata yang tidak ada buktinya," sahut Risya dengan kesalnya yang pasti tidak terima di tuduh begitu saja.

"Kau bilang tidak ada buktinya. Lihat pekerjaan mu!" ucap Arga. Risya diam dan tidak menjawab apa-apa lagi.

"Turun kau! Kau harus bertanggung jawab dengan semua yang kau lakukan. Jadi turun!" titah Arga dengan wajah galaknya.

"Untuk apa aku turun?" tanya Risya.

"Pakai tanya lagi. Kau tidak melihat hah! mobilku rusak. Semua ini gara-gara kecerobohan mu. Jadi turun sekarang!" tegas Arga.

"Lebay, lagian mobilmu yang berhenti tiba-tiba. Jadi itu tidak urusanku. Siapa suruh berhenti tiba-tiba," sahut Risya yang tidak mau mengakui kesalahannya dan menyalahkan mobil Arga.

"Kau tidak mengakui kesalahanmu. Kau itu benar-benar ya. Sudah tau salah masih mengelak. Cepat turun kalau tidak kupecahkan kaca mobil ini," ucap Arga. dengan penuh ancaman pada Risya.

"Minggir! Nggak usah ngancam-ngancam;" ucap Risya mendorong pintu mobilnya yang langsung keluar dari mobil itu, bisa berabe kalau Arga benar-benar akan memecahkan kaca mobilnya. Seperti Risya tau kalau laki-laki itu ada gila-gilanya.

"Lihat akibat perbuatanmu," Arga langsung menarik tangan Risya menuju mobilnya untuk memperlihatkan pada Risya atas apa yang di lakukan Risya

"Lepas!" Risya dengan kesal berusaha melepaskan tangannya dari Arga yang memegang kuat pergelangan tangan itu.

"Kau lihat perbuatanmu!" tegas Argha yang masih memegang lengan Risya

"Apasih lepas tidak! Kau tidak perlu pegang-pegang. Apa kau masih menyukaiku. Pakai pegang-pegang segala," ucap Risya melepas tangannya dari Arga.

"Eh kau itu nggak usah kepedean. Siapa juga yang menyukaimu. Jijik tau menyukai wanita seperti mu," sinis Arga

"Kalau begitu ngapain pegang-pegang, alasan aja dasar modus," sahut Risya kesal mengusap-usap pergelangan tangannya.

"Enak aja sembarangan bilang modus. Eh Risya Aku hanya menyuruhmu bertanggung jawab. Lihat perbuatan mu mobilku jadi lecet. Makanya kalau tidak bisa menyetir jangan menyetir," ucap Arga marah-marah sudah seperti emak tiri saja.

"Kau juga salah berhenti tiba-tiba. Kau itu juga tidak bisa menyetir dengan baik," ucap Risya dengan kesal yang kembali menyalahkan Arga.

"Lihat, sudah tau salah menyalahkan orang lagi. Memang dari dulu tidak pernah berubah, tabiatmu terus seperti itu," ucap Arga.

"Kau jangan bawa-bawa masa lalu. Tabiat mu juga sama sangat menyebalkan dan keras kepala, ingin menang sendiri," sahut Risya yang tidak mau kalah dan mengeluarkan unek-uneknya lada Arga.

"Wah sekarang mengataiku, ini nih wanita yang tidak pernah mau kalau, merasa sudah paling benar," sahut Argha kesal.

"Memang aku paling benar. Kau yang terlalu Alaya dan lebay!" ucap Risya.

"Sudahlah aku malas berdebat dengamu. Sekarang kau harus bertanggung jawab untuk kerusakan atas perbuatanmu," tegas Arga yang malas dengan perdebatannya dengan Risya.

"Eh kau itu nggak usah lebay. Akan aku ganti kerusakannya. Kau pikir aku miskin hah! jadi nggak perlu bicara panjang lebar," sahut Risya kesal yang mau bertanggung jawab.

"Dasar wanita angkuh, lihatlah kelakuan mu yang sok kaya, sok benar tidak mau kalah. Jika kau seperti ini terus tidak akan Pria yang mau menikah denganmu," desis Arga yang meremehkan Risya.

"Jangan bicara sembarangan kau. Kau yang angkuh yang keras kepala, yang sakit jiwa. Jangan mengataiku tidak ada yang mau menikah dengan ku. Kau sendiri ngaca. Memang ada perempuan yang mau menikah denganmu hah!" tegas Risya dengan kata-katanya penuh penekanan.

" Eh Arga kau bicara seperti ini pasti kau itu gagal move on kan dari ku, sudah mengaku aja nggak usah mengataiku ini itu," tegas Risya yang tidak terima dengan penghinaan Argha dan dengan percaya dirinya mengatakan Argha gagal move on.

"Jangan kepedean. Eh kau itu sudah tidak ada di hatiku. Kau itu mantan yang sudah di buang ketempatnya," tegas Arga dengan tertawa-tawa mendengar ucap Risya dan Risya dengan kesal mendengarnya dan apa lagi Arga tertawa-tawa seakan begitu bahagia dengan mengejek Risya.

Risya mengepal tangannya dan langsung menginjak kaki Arga

"Auhhhhh," teriak Arga kesakitan.

"Syukurin emang enak," ucap Risya yang kembali masuk mobilnya tanpa memperdulikan Arga yang kesakitan.

"Eh Risya mau kemana kau, kau harus bertanggung jawab. Kalau tidak aku akan mendatangi rumahmu meminta pertanggung jawaban," ucap Arga berteriak mengancam Risya.

"Bodo amat," sahut Risya kesal yang benar-benar sangat kesal dengan Arga yang sangat memuakkan bagi Risya dan lebih baik Risya pergi dari pada emosinya nanti semakin terpancing.

"Risya kau ya, benar-benar!" geram Arga dengan menahan emosinya dan Risya benar-benar pergi melajukan mobilnya dan bahkan hampir menabrak Argha. Arga menyinggir saat wanita yang di katakannya tadi mantannya itu melajukan mobil ke arahnya.

"Untung saja aku sudah putus denganmu. Dasar mantan cari masalah," teriak Arga yang mengumpat begitu kesal pada Risya.

Arga adalah mantan Risya yang mereka sudah putus 5 tahun lalu. Tetapi jangan salah mereka itu sering bertemu dan kalau bertemu seperti kucing dan anjing dan bahkan mereka itu bekerja di Perusahaan yang sama yang kebetulan Risya bekerja di perusahaan keluarga Arga yang mana Risya mempunyai posisi yang tinggi di sana dan Argha sendiri sebagai CEO di perusahaan itu milik ayahnya itu.

Jadi kalau bertemu ya mereka akan sama gilanya. Kalau tidak berdebat tidak puas untuk pasangan yang sudah putus itu.

**********

Mobil Risya berada di bengkel yang ternyata mobil Arga juga ada di sana yang tadi di tabrak Risya. Meski Risya tadi pergi begitu saja. Ternyata tidak aman bagi Risya. Gavin tidak tinggal diam dan terus meneror Risya sampai mau tidak mau Risya harus bertanggung jawab dan membawa mobil Arga ke bengkel.

"Berapa lama perbaikannya?" tanya Arga pada Pria yang masih melihat-lihat kerusakan mobilnya.

"Untuk se perfect mungkin bisa sampai 3 hari mungkin juga akan lebih," jawab Pria itu.

"Apa tidak bisa di percepat boy, kau tau sendirika ini mobil kesayanganku," ucap Argha.

"Kau kerjakan sendiri biar cepat," celetuk Risya yang berdiri di samping Arga yang terlihat Risya ingin memakan Arga.

"Ini semua gara-gara kau," tuduh Arghla.

"Menyalahkan lagi," sahut Risya semakin kesal.

"Ya ampun kalian berdua ini benar-benar ya. Aku salut dengan kalian berdua. Meski sudah menjadi mantan tetapi tetap kompak," ucap Boy yang menggoda Risya dan Arga

"Ogah," sahut Risya dan Arga dengan serentak membuat Boy tertawa.

"Lihatlah kalian sangat kompak semakin kompak. Kalian berdua itu jodoh yang tertunda," goda Boy yang tertawa begitu senangnya mengejek Risya dan Arga. Risya dan Arga yang adanya semakin kesal dan bahkan amit-amit dengan kata-kata Boy.

"Kau bisa diam tidak Boy. Aku ogah berjodoh dengannya," sahut Argha dengan penegasan.

"Eh menurutmu aku tidak," sahut Risya yang tidak mau kalah.

"Sudah-sudah jangan bertengkar di sini. 3 hari mobil ini baru selesai. Siapa yang bertanggung jawab?" sahut Boy bertanya.

"Dia!" tunjuk Arga. Risya hanya berdecak kesal karena memang dia yang harus bertanggung jawab untuk mobil itu.

"Baiklah Risya. Aku akan menghubungi mu ketika mobilnya sudah selesai," ucap Boy.

"Baiklah, aku tunggu," sahut Risya tidak melihat ke arah Arga, "aku pergi dulu!" ucap Risya langsung pamit yang dengan sewot melihat Arga dan Risya langsung pergi dari bengkel Boy.

"Daaaa Risya cantik," ucap Boy melambaikan tangannya dengan merangkul Arga, "Arga apa tau menyesal putus dengan wanita secantik itu. Lihatlah Risya body nya sangat bangus, penampilannya ok. Dia terlalu sempurna Arga. Lalu kenapa kau harus menyia-nyiakannya," ucap Boy yang sengaja memuji-muji Risya agar Arga panas.

Arga mendnegus kesal dan langsung menurunkan tangan boy, "Kau terlalu lebay," ucap dengan kesal.

"Kenapa cemburu? Eh Risya itu memang cantik. Kau saja yang menyia-nyiakannya," ucap Boy.

"Banyak wanita yang jauh lebih cantik dari pada dia dan jika dia cantik. Dia pasti sudah menikah. Tetapi tidak kan sama sekali," sahut Arga dengan penegasan.

"Itu karena dia mencari dan memilih yang terbaik," ucap Boy.

"Itu bukan alasan," sahut Arga.

"Heh lalu bagaimana dengan mu. Kau juga belum menikah. Atau jangan-jangan kau masih menunggu Risya," tebak Boy dengan menatap Arga curiga.

"Sembarangan. Aku belum menikah itu karena aku itu harus mencari yang sempurna dan bagiku mantan adalah mantan," tegas Arga.

"Awas loh sembarangan bicara. Nanti baru tau termakan omongan sendiri bari tau rasa," goda Boy.

"Arghh sudahlah, kepalaku sakit membahasnya. Kau selesaikan saja mobilmu dengan baik. Aku pergi dulu," ucap Arga yang langsung pergi dia sangat malas menghadapi temannya yang selalu banyak taunya. Membuat kepalanya sakit saja.

"Jodoh baru tau rasa," celetuk Boy dengan geleng-geleng kepala.

Boy adalah sahabat Risya dan Arga. Bahkan dulu Boy membantu Arga saat melakukan pendekatan pada Risya. Banyak hal yang mereka lakukan yang penuh dengan memori. Sampai ke-2 pasangan itu akhirnya putus dan Boy tidak berpihak pada siapa-siapa. Dia netral. Karena ke-2nya memang sama-sama sahabatnya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!