Malam semakin larut. Risya masih di perusahaan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia selalu melawan dan membantah apa kata Arga. Namun ujung-ujungnya dia menurut saja dan sekarang sampai lembur seperti ini.
Sementara Arga berada di dalam mobil yang menyetir dengan pandangan lurus kedepan.
..."Maaf ya Arga, kamu pasti kesal gara-gara aku. Aku benar-benar sangat menyayangkan kejadian ini. Temannya temanku yang ingin bertemu dengan kamu tiba-tiba ada pekerjaan. Maaf ya kamu sudah menunggu lama di Restaurant itu dan aku baru beri tau kamu sekarang. Nanti aku atur janji lagi untuk kalian berdua bertemu. Sekali lagi aku benar-benar minta maaf dengan kejadian ini," Arga mendengarkan voice not dari suara seorang wanita....
"Wanita memang selalu ribet, mau bertemu tiba-tiba tidak bisa dan mengatakan ada pekerjaan. Sudah menunggu lama, waktuku terbuang habis. Namun ujung-ujungnya sia-sia. Wanita seperti apa itu. Seharusnya jika tidak bisa bertemu bilang saja. Jangan tiba-tiba ingkar janji," umpat Arga dengan kesal karena Rafa juga yang akan melakukan kencan harus batal karena alasan yang pasti sangat nggak banget bagi Arga.
Arga kencan melalu teman Arga yang katanya ada wanita yang bisa di kenalkan dan setelah Arga mendengar ciri-cirinya Arga tertarik untuk berkencan.
Arga tidak pulang kerumah. Melainkan dia ke Perusahaan, ya tidak tau saja kenapa dia ke Perusahaan malam-malam seperti ini.
"Mobil Risya masih ada. Dia belum pulang. Apa lembur," batin Arga yang melihat mobil mantannya itu terparkir dan di pastikan Risya memang masih ada di sana.
Tanpa mengatakan apa-apa. Arga pun langsung keluar dari mobil dan langsung memasuki Perusahaan. Tidak tau juga apa yang akan di lakuaknnnya di Perusahaan. Karena awalnya moodnya berantakan karena kencannya yang batal karena janji yang tidak di tepati membuat Arga memilih untuk ke Perusahaan.
Arga berjalan memasuki perusahaan yang sepi dan tidak ada orang sama sekali karena memang sudah malam. Siapa juga yang mau kerja dan hanya Risya yang mungkin tidak ingat waktu sampai tidak tau jam berapa.
Saat langkah Arga terus melangkah santai. tiba-tiba mati lampu membuat Arga menghentikan langkahnya. Arga melihat di sekitarnya yang pasti sangat gelap. Karena memang tidak terlihat apa-apa. Arga menghidupkan flass dari ponselnya untuk alat penerang dan kembali melihat di sekitarnya.
"Pake mati lampu lagi," gumamnya kesal yang tidak jadi melanjutkan langkahnya dan memilih untuk kembali keluar dari perusahaaan.
"Risya," langkah Arga tiba-tiba terhenti ketika mengucapkan nama Risya. Dan Arga langsung buru-buru berlari memasuki Perusahaan. Entah kenapa dia tiba-tiba seperti itu.
***********
Risya yang berada di dalam ruangan tempat semuka yang lembur terlihat berjongkok di lantai di sudut dingding dengan napasnya yang naik turun. Risya tampak sesak napas dengan ketakutan yang memeluk tubuhnya, matanya yang di pejamkan dan benar-benar seperti orang ketakutan.
Tempat itu begitu gelap dan bahkan Risya tidak kepikiran untuk menghidupkan flass ponselnya dan sibuk dengan ketakutannya dengan gemetar.
Brukkk pintu ruangan itu di buka keras.
"Hantu!!!! Teriak Risya dengan suaranya yang menggelegar namun menutup wajahnya yang mana dia semakin takut.
Arga ternyata yang membuka pintu menghela napasnya yang melihat mantannya itu di pojokan dengan ketakutan.
"Hantu kepalamu," sahut Arga kesal menyenter Risya yang sama sekali belum menyinggirkan tangannya dari wajah nya.
Arga menghela napasnya yang naik turun karena cukup lelah untuk berlari dan Arga langsung mendekati Risya berjongkok di depan Risya.
"Risya!" tegur Arga. Risya hanya diam yang terdengar hanya suara napas naik turun.
"Risya ini aku Arga," ucap Arga dengan lembut memegang pergelangan tangan Risya begitu dingin.
Dengan perlahan Risya menyinggirkan tangannya dan membuka matanya.
"Kau itu benar-benar ya sangat menyebalkan," umpat Risya yang langsung memukul Arga karena kesal dengan Pria yang ada di depannya.
"Kau yang menyebalkan, sembarang mengataiku hantu, emang ada hantu setampan ini," ucap Arga dengan percaya dirinya.
"Kau itu melebihi hantu, kau itu iblis," maki Risya dengan emosi.
"Kau ya Risya benar-benar ya," geram Arga yang rasanya ingin menoyor kepala Risya. Namun karena melihat wajah Risya yang pucat dan bahkan terlihat takut, dan juga napasnya yang naik turun membuat Arga harus mengendalikan dirinya.
"Ayo keluar!" ajak Arga dengan memegang tangan Risya yang bergetar hebat dan Arga juga membantu Risya berdiri.
"Sudah jangan takut," ucap Arga. Risya menganggukkan kepalanya.
"Kau tidak pernah berubah, kau padahal bisa menyalakan ponselmu. Namun langsung panik dan bersembunyi seperti itu," ucap Arga yang sepertinya sangat tau apa yang di alami Risya.
"Kau itu bisa tidak jangan mengoceh. Ini semua gara kau. Makanya aku mengalami hal seperti ini," umpat Risya dengan kesal.
"Menyalahkan saja itu yang bisa kau lakukan," kesal Rafa dengan menyenter Risya sampai membuat mata Risya kesal.dan memukul Arga.
"Ya memang iya. Lihat mati lampu sekarang gara-gara pekerjaan yang kau berikan," ucap Risya.
"Kalau bertengkar saja dengan ku kau itu punya tenaga. Sudah ayo!" Ajak Arga yang malas berdebat dengan Risya yang pasti hanya menyalahkannya dan ujung-ujungnya tidak akan ada yang mau mengalah.
Arga membawa Risya keluar dari ruangan itu dan Risya yang sepertinya phobia dengan gelap hanya mengikut di belakang Arga dengan memegang jas Arga yang sepertinya takut dan Arga menuntun jalan dengan menyenter menggunakan alat yang apa adanya.
"Berjalan dengan benar Risya," ucap Arga.
"Iya ini sudah benar kok," sahut Risya.
"Kenapa malah naik, bukannya turun?" tanya Risya heran saat Arga mengajaknya menaiki anak tangga.
"Kalau naik satu lantai saja dan kalau turun beberapa lantai yang harus kita turuni. Napasmu dengaj di ujung. Aku tidak mau mengambil resiko kau mati di di perusahaan ini," jawab Arga.
"Isssss," desis Risya yang hanya bisa kesal dan kembali mengikuti Arga.
Tidak lama menaiki anak tangga yang mana Arga membuka pintu yang ternyata Arga membawa Risya ke atap Kedung yang pasti terang karena bulan yang menjadi penerangnya.
Risya pun yang berada di tempat luas itu baru bisa bernapas dengan lega dan pasti jauh lebih tenang tenang sekarang. Karena bisa bernapas dengan baik dan dia pun sudah merasa jauh lebih baik.
"Minum!" Arga memberikan Risya sebotol air dan Risya langsung mengambilnya.
"Bagaimana keadaan mu?" tanya Arga.
"Hmmm, baik," jawan Risya dengan ketus dan melihat di sekitarnya dan terlihat canggung dengan Arga yang berada di depannya yang terus melihatnya. Ya sejak tadi dia itu begitu ingin menelan Arga. Namun sekarang tidak dia mendadak canggung.
"Tempat ini jauh lebih baik, kau tidak perlu takut," ucap Arga dengan lembut dan menatap Risya begitu dalam. Sampai Risya salah tingkah dan hanya mengangguk yang tidak berani menatap Arga balik.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Uthie
hadeuhhhh.. bukan nya keluar yaa.. malah diajak naik ke atas gedung 😂😂
2023-05-28
2
miyura
lanjut othor..
2023-05-10
0
Novianti Wulandari
up nya sehari 2x dong Thor,, ceritanya seru
2023-05-10
1