AKRAB

Matahari telah meninggi waktu menunjukan sudah pukul 2 siang. Zidan terbangun saat mendengar suara perut keroncongan dari Isabel yang masih nyenyak tertidur di sampingnya.

“Bisa-bisanya dia tidur nyenyak dalam keadaan perut yang kosong begitu?” Gumam Zidan menatap Isabel yang masih tertidur di atas ranjang.

Zidan pun bangkit dari ranjangnya dan memesan makanan untuk di antar kekamarnya melalui sambungan telepon. Setelah itu Zidan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat dia sudah selesai mandi, ia tak melihat Isabel di ranjangnya lagi. Ia langsung panik karena tak mendapati Isabel. Zidan berlari kesana kemari mencari keberadaan Isabel di kamar hotel yang luasnya bagaikan apartemen.

“Isabel!” Panggil Zidan panik mencarinya.

“Apa om?” Sahut Isabel yang ternyata duduk di lantai samping ranjang.

“Darimana saja kau? Kemana kau tadi?” Tanya Zidan kesal menatap Isabel yang masih menggosok-gosok matanya.

“Aku dari tadi disini saja, tidak kemana-mana!” Sahut Isabel.

“Kau bohong! Tadi waktu aku selesai mandi aku tidak melihatmu di ranjang, kemana kau tadi?” Kata Zidan tak percaya.

“Aku tadi jatuh dari ranjang, om!” Kata Isabel langsung bangun dari lantai.

“Astaga! Ranjang sebesar itu pun kau masih bisa jatuh saat tidur? Yang benar saja!” Sahut Zidan.

Kkkrrriiiiuuukkkkkkk…………

Suara cacing yang sedang meronta di dalam perut Isabel.

“Hehehe, aku lapar om!” Ucap Isabel tertawa malu.

“Pergi bersihkan dirimu dulu, sebentar lagi makanannya akan datang.” Kata Zidan.

“Om, aku pesan pasta daging ya om!” Pinta Isabel.

“Iya, cepat sana.” Sahut Zidan.

“Eh, ternyata dia suka makan pasta daging sepertiku juga! Astaga, kebetulan sekali.” Gumam Zidan dalam hatinya terkejut.

Isabel langsung ke kamar mandi dan duduk di bathtub sambil memainkan busa sabun seperti kebiasaannya. Hampir sejam dia berada di kamar mandi memainkan busa sabun di bathtub. Zidan kesal karena menunggu Isabel untuk makan bersama.

“Isabel, sedang apa kau di dalam? Lama sekali kau mandi.” Teriak Zidan.

Isabel membuka pintu kamar mandi sedikit, dan mengintip dari dalam.

“Ada apa om?” Tanya Isabel dengan busa di sekujur tubuhnya.

“Sedang apa kau di dalam?” Tanya Zidan dengan wajah merah merona melihat busa sabun di wajah dan tangan Isabel.

“Main gelembung sabun.” Jawab Isabel singkat.

“Main gelembung sabun katamu?” Ucap Zidan mulai kesal karena menunggu Isabel terlalu lama untuk makan siang bersama.

Dengan kesal Zidan mendorong pintu itu dan mengangkat tubuh polos Isabel yang tertutup busa sabun lalu menceburkannya kedalam bathup mandi yang penuh busa.

Bbbyyyuuurrrr………………

Air sabun muncrat kemana-mana.

“Aaarrggghh, dasar om sinting! Apa yang kau lakukan, hah?” Jerit Isabel menahan malunya dihadapan Zidan yang menatapnya kesal.

“Apa kau tau berapa lamanya aku menahan lapar hanya untuk menuggumu makan siang bersamamu, hah?” Teriak Zidan kesal.

“Kalau kau lapar ya sudah makan saja duluan, ngapain harus menungguku.” Balas Isabel ikut kesal.

“Kau ini!” Zidan berdecak kesal sambil memijat kepalanya yang pusing menghadapi Isabel.

Saat Zidan memalingkan wajahnya menghadap Isabel, Zidan melirik tubuh Isabel yang hanya tertutupi busa namun masih tampak jelas. Isabel menyadari kalau Zidan sedang melirik.

“Aaarrgghhh, jangan melihatnya!” Teriak Isabel sembari menghalanginya dengan kedua tanganya.

“Hehehe, Apa kau lupa sekarang kau itu istriku?” Sahut Zidan malah mendekati Isabel yang terduduk di bathtub mandinya.

“Mau apa kau?” Tanya Isabel ketakutan.

“Mau membuktikan kalau kau memang istriku!” Kata Zidan ikut menceburkan dirinya ke dalam bathtub.

Isabel lagi-lagi menjerti histeris ia takut kalau Zidan akan mengambil apa yang ia jaga selama ini sebagai perempuan. Walaupun Zidan telah menjadi suaminya yang sah, namun tetap saja Isabel belum ingin mempercayakannya pada Zidan.

“Pergi sana!” Teriak Isabel sambil mendorong tubuh Zidan.

Karena Isabel terus saja berteriak, Zidan mencium paksa Isabel yang kini berada didalam bathtub dengannya. Sebenarnya Zidan hanya ingin menakuti Isabel saja, tapi saat mencium Isabel dia malah hilang kendali.

“Hiks....hiks....hiks!” Isabel menangis saat Zidan hilang kendali terhadapnya.

Mendengar suara tangisan Isabel, Zidan langsung sadar dan menghentikan aktifitasnya terhadap tubuh Isabel.

“Maaf, maafkan aku Isabel!” Ucap Zidan memeluk Isabel yang masih menangis.

Zidan menyesali apa yang ia perbuat pada Isabel yang terbilang masih sangat muda dan bahkan tidak memiliki pengalaman apapun dengan lawan jenisnya. Untuk menenangkan Isabel, Zidan bangkin dari bathtub dan pergi meniggalkan Isabel yang masih menangis. Setelah melihat Zidan keluar dari kamar mandi, Isabel menghentikan tangisannya dan menghela nafas lega.

“Hah, hampir saja! Kalau aku tidak berpura-pura menangis pasti om sinting itu sudah melahap tubuhku.” Gumam Isabel yang kemudian menenggelamkan tubuhnya kedalam bathtub mandinya.

Zidan mengeringkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya yang basah tadi. Sambil menatap cermin ia mengingat apa yang ia lakukan pada Isabel di dalam kamar mandi tadi.

“Astaga, Zidan! Apa yang kau lakukan tadi pada gadis itu? Apa benar kau akan menjadi pedofil dan melupakan Raisa yang kau cintai? Aaarrgghh, aku bisa gila jika seperti ini terus!” Gumam Zidan kesal pada dirinya sendiri.

Tak butuh waktu lama, Isabel pun selesai mandi sementara Zidan masih duduk menunggu Isabel untuk makan bersama.

“Kemarilah, duduk dan makan pastamu!” Kata Zidan pada Isabel.

Isabel pun menurutinya tampa berkata apapun bahkan tidak mau menatap Zidan. Selama mereka makan bersama dan duduk berhadapan, suasana menjadi hening dan sangat canggung akibat kejadian yang di kamar mandi tadi.

“Apa dia masih marah karena kejadian di kamar mandi tadi?” Gumam Zidan dalam hatinya sesekali melirik Isabel yang sedang menyantap makanannya.

“Kenapa si om diam saja? Biasanya gangguin melulu!” Gumam Isabel dalam hatinya namun enggan menatap Zidan.

“Gimana ngomongnya kalau dia terus saja diam?” Sambung Isabel lagi bergumam dalam hatinya.

Setelah selesai makan, Zidan duduk di sofa dan Isabel berbaring di ranjang sambil memainkan ponselnya. Sesekali Zidan menatap Isabel yang tengah asik bermain game. Zidan bangkit dari sofanya dan mengintip keluar dari jendela kamar hotel. Ia melihat orang suruhan Ibu untuk mengawasi dirinya di hotel tersebut.

“Huh, ibu! Kenapa kau masih menyuruh anak buahmu untuk mengawasiku seperti ini? Aku jadi tidak bisa pergi kemanapun dari hotel ini selama seminggu, gara-gara ibu yang menyuruhku menikmati malam pengantin bersama bocah satu ini.” Umpat Zidan dalam hatinya.

Zidan kembali duduk di sofa dan terus menatap Isabel.

Beberapa jam kemudian.

“Hah, aku pasti mati kebosanan disini.” Ucap Isabel yang lelah bermain game di ponselnya.

Isabel melihat sekeliling, ia tak melihat Zidan di sofa itu lagi.

“Eh, kemana om Zidan?” Gumam Isabel beranjak mencari Zidan.

Ternyata Zidan sedang duduk menghadap laptopnya sambil merokok di ruangan lain.

“Apa aku bilang padanya sekarang saja.” Ucap Isabel dalam hatinya ragu-ragu.

Dengan ragu Isabel melangkahkan kakinya mendekati Zidan yang fokus pada laptopnya.

“Eh, om lagi ngapain? Apa kau sedang sibuk?” Tanya Isabel pada Zidan.

“Mau ngomong apa, katakan saja!” Sahut Zidan masih menatap layar laptopnya.

“Aku mau minta duit untuk beli tiket pesawat agar bisa pulang ke Indonesia! Kemarin aku lupa memasukkan dompet dalam tasku, jadinya aku tidak punya uang.” Kata Isabel yang membuat Zidan menatapnya kesal.

Saat Zidan menatapnya, Isabel kaget dan langsung menundukkan pandangannya.

“Apa? Kau mau balik ke Indonesia?” Tanya Zidan.

“Iya.” Jawab Isabel.

“Hei, kita baru saja menikah! Ibu pasti tidak akan membiarkanmu kembali kesana sekarang” Kata Zidan.

“Tapi om waktu liburanku cuma 2 minggu, dan sekarang sudah waktunya masuk sekolah kalau tidak kembali aku bisa ketinggalan pelajaran..” sahut Isabel mencari alasan bukan karena takut tertinggal pelajaran, namun ia rindu kepada teman-teman taekwondonya yang sama nakalnya seperti dia.

“Tidak bisa! Ibu menyuruh kita tinggal di hotel ini selama seminggu dan setelah itu kita ke Dubai.” Kata Zidan.

“Seminggu? Ke Dubai? Kita mau apa kesana?” Tanya Isabel terkejut.

“Bulan madu!” Jawab Zidan.

Lutut Isabel langsung lemas mendengar perkataan Zidan. Ia langsung terduduk di lantai dan meratapi nasibnya setelah menikah dengan Zidan.

“Om, begini saja! Om saja yang pergi bersenang-senang di Dubai, aku akan balik ke Indonesia. Ibu pasti tidak akan tau karena ibu kan di Itali!" Kata Isabel memberikan ide.

Lalu Zidan menarik kerah baju Isabel dan menyeretnya kearah jendela.

“Apa kau lihat orang-orang yang berjas hitam itu?” Tanya Zidan.

“Iya, kenapa om?” Tanya Isabel bingung.

“Itu anak buah Ibu yang sedang mengawasi kita disini! Dan bahkan kalau Ibu mau dia juga akan mengawasi kita saat di Dubai.” Jawab Zidan.

“Jadi kita harus bagaimana?” Tanya Isabel lagi.

“Aku tidak mau di gantung oleh ibu karena melanggar apa yang dia perintahkan, jika kau mau kau saja yang langgar, supaya kau di gantung oleh ibu mertuamu itu!” Kata Zidan.

Isabel berdegik ngeri saat mendengar ucapan Zidan tentang ibu mertuanya.

“Om, bagaimana dengan sekolahku? Aku pasti ketinggalan pelajaran dan akan menjadi siswi terbodoh di sana.” Kata Isabel nangis.

“Diamlah, biar aku yang mengurusnya dengan kepala sekolahmu itu!” Kata Zidan.

“Om, minta duit!” Pinta Isabel menengadahkan tangannya.

“Tidak! Kalau kau pegang uang, kau pasti lari dari sini dan membuat masalah untukku!” Sahut Zidan.

“Aaarrggghhh, dasar om pelit!” Teriak Isabel kesal pada Zidan.

“Aku tidak perduli!” Sahut Zidan lagi.

Isabel duduk disamping Zidan yang kembali menatap layar laptopnya. Dengan tenang Isabel memainkan ponselnya lagi.

“Om.” Panggil Isabel.

“Hhemmm!” Sahut Zidan.

“Apa kau punya pacar?” Tanya Isabel asal bicara.

“Punya!” Jawabnya singkat.

“Lantas kenapa kau mau di jodohkan sih? Memangnya om tidak ingin menikah sama pacar om itu?” Tanya Isabel lagi.

“Huh, ingin tau saja kau!” Sahut Zidan dengan sewotnya.

“Aku hanya bertanya saja, om! Kalau tidak mau jawab ya sudah!” Ujar Isabel.

Kemudian Zidan menceritakan semuanya tentang Raisa pada Isabel. Isabel pun mendengarkannya dengan seksama.

“Hahaha, kasihan sekali kau! Ganteng-ganteng malah ditinggal saat mau nikah.” Ledek Isabel pada Zidan.

Pllleetaaakk……

Zidan memukul kepala Isabel karena kesal dengan ledekannya.

“Aduh, kepalaku benjol nih om! Ganti rugi 10 juta.” Kata Isabel pada Zidan.

“Itu hukuman untukmu karena meledekku barusan.” Sahut Zidan.

“Jadi sampai sekarang belum ketemu ya om, si tante Raisa itu?” Tanya Isabel lagi.

“Belum, aku sudah lelah mencarinya!” Jawab Zidan curhat colongan pada Isabel.

"Om, kalau cinta tuh yang semangat kali om! segitu saja nyerah." Kata Isabel.

"Kau ini sok tau urusan orang dewasa." Sahut Zidan.

"Dibilangin malah keras kepalal." Ujar Isabel.

Hening….

“Aku bosan om.” Kata Isabel merenggangkan tubuhnya di samping Zidan.

Zidan hanya bisa menatap Isabel. Padahal ia tak kalah bosannya dari Isabel seharian berada di kamar hotel itu.

“Om, ayo jalan-jalan! Kalau perginya berdua pasti ibu gak akan marah.” Ajak Isabel pada Zidan.

“Nanti kau lari kalau berada di luar.” sahut Zidan.

“Tidak! Aku janji tidak akan lari.” Kata Isabel membujuk Zidan sangking bosannya.

“Janji kau tidak akan melarikan diri?” Ucap Zidan.

“Aku ini sedang diculik atau dijadikan istri sih? Ribet!” Ujar Isabel mulai kesal.

“Ya sudah, santai saja ngomongnya!” Sahut Zidan.

Setelah berganti pakaian, mereka pun keluar dari hotel dan menaiki mobil.

“Kita mau kemana?” Tanya Zidan.

“Terserah om saja.” Sahut Isabel.

“Kalau jawabannya terserah maka aku akan membawamu kemanapun yang aku mau, hehehe.” Ucap Zidan menatap dengan mesum kepada Isabel.

Mendengar perkataan Zidan, isabel membayangkan akan di bawa Zidan ke sebuah bar dan akan di jual pada pria-pria hidung belang disana.

“Aaarrgghh, aku tidak mau!” Teriak Isabel.

“Terserah aku lah, aku kan suamimu.” Sahut Zidan masih dengan cengengesan.

“Kalau begitu kita pergi ke menara pisa saja! Aku sudah lama tidak kesana.” Kata Isabel.

“Dasar bocah! Diancam baru mau ngomong.” Gumam Zidan melajukan mobilnya menuju menara pisa.

Saat di perjalanan, tiba-tiba Zidan menghentikan mobilnya di sebuah toko baju wanita.

“Kenapa berhenti om?” Tanya Isabel.

“Turun!” perintah Zidan.

Isabel pun turun dan mengikuti Zidan yang masuk ke toko baju itu.

“Pilih baju yang kau mau!” Kata Zidan pada Isabel.

“Untuk apa?” Tanya Isabel bingung.

“Pakaianmu itu jelek! Kau itu seorang gadis, kenapa kau malah memakai pakaian seperti laki-laki?” Ujar Zidan.

“Tapi aku nyaman pakai ini om!” Kata Isabel menolak.

“Cepat ganti bajumu.” Perintah Zidan sedikit memaksa.

“Pelayan, pilihkan baju yang cocok dengan usianya.” Kata Zidan pada pegawai toko itu.

“Baik! Ayo silahkan ikut kami nona.” Kata pegawai itu kepada Isabel.

Dengan terpaksa Isabel menuruti perintah Zidan untuk mengganti pakaiannya di toko itu. Selang beberapa menit Isabel keluar dari dalam ruang ganti dengan pakaian yang tampak sangat cocok dengan usianya yang masih gadis remaja. Zidan kembali tercengang melihat gadis bule yang baru saja dinikahinya itu tampak cantik dengan pakaian yang ada ditubuhnya.

"Cantik sekali dia!" Gumam Zidan dalam hatinya terpesona pada kecantikan Isabel.

“Kalau aku terlalu lama berdekatan dengannya, aku pasti akan dengan mudah melupakan Raisa! Astaga, aku harus apa jika memang takdirku menjadi pedofil gara-gara kecantikan gadis bule ini.” Gumam Zidan semakin frustasi melihat Isabel.

“Om, kau mikir apa? Dasar gila.” Umpat Isabel membuyarkan pikirannya.

“Berikan 10 pakaian lagi yang cocok denganya!” Perintah Zidan pada pegawai toko itu.

“Untuk apa om? Aku tidak terlalu suka pakai rok.” Sahut Isabel.

“Diam! Bawel banget.” Bentak Zidan.

“Dasar tukang paksa.” Balas Isabel.

Setelah membayar pakaian yang telah di beli, Zidan melanjutkan tujuan mereka hari itu. Setibanya di menara pisa, Isabel sangat antusias dengan keramaian yang ada disana. Hampir setahun ia tak mengunjungi menara pisa yang sebagai ikon kota tempat kelahirannya itu. Isabel pun duduk di halaman rerumputan di sekita menara pisa tersebut.

“Om, sini!” Ajak Isabel pada Zidan.

Zidan bingung melihat ekspresi wajah Isabel yang sering berubah-ubah padanya.

“Kalau lagi ngambek marahnya meledak-ledak, tapi kalau lagi baik, manisnya minta ampun! Membuat imanku goyah saja.” Gumam Zidan dalam hatinya.

Zidan pun ikut duduk di samping Isabel yang sedang asik mengambil gambar dirinya bahkan mengambil video untuk diabadikan.

“Om, Apa kau tidak mau berfoto?” Tanya Isabel sambil cekrak cekrek pada ponselnya.

“Aku sudah bosan!” Sahut Zidan.

“Ya sudah, kalau tidak mau!” Kata Isabel tetap eksis dengan gayanya berfoto.

Si Zidan mulai mati kebosanan saat Isabel lagi girang-girangnya berfoto ria di sampingnya.

“Hehehe, gangguin si bocah pasti seru!” Ucap Zidan dalam hatinya.

Dengan bakat keusilannya yang tingkat dewa itu, Zidan mulai mengganggu Isabel yang sedang asik berfoto dengan cara nongol tiba-tiba saat Isabel sedang foto selfie. Awalnya Isabel tak menghiraukan keusilan Zidan yang nongol dengan wajah jeleknya itu, namun lama kelamaan Isabel gerah juga dan kesal dengan tingkah Zidan yang mengganggunya.

“Om, apaan sih? Om kan punya ponsel sendiri, foto saja sana di ponsel om itu!” Ujar Isabel kesal.

“Tidak!” Sahut Zidan merampas ponsel Isabel.

“Aku mau kita foto bareng, hehehe.” Sambung Zidan lagi yang mulai mengambil foto dari ponsel Isabel.

Cekrak……cekrek…………..

Suara foto yang di ambil Zidan entah berapa kali dia menekan ponsel Isabel. Isabel memasang wajah kesal saat berfoto dengannya, sementara Zidan asik-asik aja dengan senyuman yang lebar.

“Ini ponselnya! Awas saja kalau di hapus foto itu.” Ancam Zidan pada Isabel.

“Dasar, sok ganteng!” Sahut Isabel dongkol pada Zidan.

“Ayo pergi cari makan malam! Aku sudah lapar.” Kata Zidan.

“Om, aku mau pasta daging lagi ya om.” Pinta Isabel yang memang menggilai makanan tersebut.

“Iya bocah.” Sahut Zidan terus melangkah dan Isabel mengikutinya dari belakang.

Mereka pun pergi mencari restoran untuk makan malam disana.

Terpopuler

Comments

hyun

hyun

Kok msih mnggil om

2020-05-06

1

Viory

Viory

anggota keluarga mie instan bertambah

2020-02-25

3

rike

rike

gbr nya cantik , sesuai kok thor 👍😍

2020-02-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!