Isabel yang tak betah di rumah sakit akhirnya pulang ke rumah. Dengan leher dan lengan yang masih dalam proses penyembuhan, Isabel hanya duduk di atas ranjangnya dengan di damping oleh sang suami tercinta. Liana kembali dari korea dengan membawa bukti-bukti tentang pengkhianatan Raisa kepada Zidan.
“Ini adalah bukti pengkhianatan Raisa terhadap dirimu, Zidan.” Kata Liana memberikan foto-foto, video rekaman cctv dan juga rekaman suara Raisa saat berbicara dengan Liana mengenai cek uang yang diminta oleh Raisa.
Zidan sangat terpukul dengan sejumlah bukti yang diberikan Liana tentang Raisa. Ia sangat kecewa dengan kenyataan yang harus di hadapinya. Zidan sakit hati bukan karena Raisa yang mengkhianatinya, namun Erwin lah yang menjadi selingkuhan dari Raisa. Erwin adalah sahabat yang paling dekat dengan Zidan. Zidan bahkan sudah menganggap Erwin bagaikan saudara.
“Apa kau sudah tau bagaimana sifat wanita yang kau cintai selama ini? Ini lah makanya ibu tak ingin kau mengingat dirinya lagi." Kata Liana.
“Kenapa baru sekarang ibu berikan semua bukti ini padaku, kenapa tidak saat Raisa meninggalkan aku di hari pernikahan itu?” Tanya Zidan kesal.
“Ibu tak ingin kau semakin terpuruk dengan semua kenyataan ini, nak.” Jawab Liana.
“Berarti kematian Erwin selama ini karena kecelakaan bersama dengan Raisa waktu mereka di swiss!” Ujar Zidan.
"Aku bahkan tak menyangka kalau Raisa bersamanya saat kejadian kecelakaan yang menewaskanya." Sambung Zidan.
“Dan bodohnya kau membawa Raisa kembali kedalam hidupmu! Lupakan dia, dia tak pantas untukmu." Kata Liana.
“Ibu, aku tak pernah memikirnya lagi setelah Isabel bersamaku, aku membuatnya kembali kesini hanya ingin tau kenapa dia meninggalkan aku dulu. Itu saja!” Sahut Zidan.
“Apa kau tidak punya perasaan apapun lagi padanya?” Tanya Liana.
“Tentu saja tidak! Aku mencintai belbel!" Kata Zidan.
“Syukurlah! Aku lega mendengarnya.” Ucap Liana.
"Ibu sekarang kembali lah ke Korea, aku hanya ingin berdua saja dengan belbel.” Kata Zidan.
“Aku ingin memberimu cucu, hehehe.” Sambung Zidan cengengesan.
“Sekarang dia tergila-gila pada Isabel! Tak apa lah, yang penting aku punya cucu baru dari Zidan. Hehehe." Gumam Liana.
Liana pun memutuskan untuk pergi mengunjungi kedua putrinya di Indonesia. Sementara Zidan kembali ke pelukan Isabel yang mati kebosanan karena kondisinya yang masih belum bisa bergerak bebas.
Malam hari saat Zidan molor dengan nyenyaknya di samping Isabel yang masih enggan terpejam.
“Om, bangun!" Panggil Isabel pada Zidan.
“Eemmmm, kau masih belum sembuh, jadi kita tidak bisa ena-ena, belbel.” Sahut Zidan asal bicara dalam tidurnya.
“Bukan itu om! Om bangun dong.” Kata Isabel.
Tak ada respon dari Zidan yang tidur seperti kerbau. Isabel pun keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Ternyata Isabel lapar di tengah malam. Semua pelayan telah tertidur. Isabel membuka kulkas dan lemari untuk melihat bahan makanan apa yang bisa ia olah untuk menjadi santapanya malam itu. Isabel kini memegang pisau dan hendak mengiris bahan-bahan masakanya di dapur.
“Tangan kananku masih belum sembuh, bagaimana aku bisa melakukan ini?” Pikir Isabel dalam hatinya.
Saat ia sedang berpikir dan terdiam mengamati bahan makanan itu, tiba-tiba ia di peluk oleh seseorang yang menangis dan memohon secara berlebihan.
“Belbel sayang, aku mohon jangan bunuh diri karena aku mencintaimu bukan Raisa.” Kata Zidan yang salah paham melihat Isabel memegang sebilah pisau.
“Hei, om! Aku rasa kau linglung karena kebanyakan tidur." Sahut Isabel menatapnya.
“Aku mau masak om, bukan bunuh diri!" Sambung Isabel.
“Eh, bukan mau bunuh diri?” Kata Zidan bengong.
Hening sesaat saling menatap. Zidan dan Isabel hendak berciuman dengan mesra, namun tiba-tiba...
Kkkkkrrriiiiuuuuukkkkkkkkkk……………….
Cacing-cacing di perut Isabel meronta.
“Pppfffftttt, bbbuuaahahahahahahahaha." Zidan tertawa terbaha-bahak.
“Hehehe, aku lapar om! Makanya aku tadi mau membangunkanmu, tapi kau tidur seperti kerbau.” Gumam Isabel.
“Sebentar, aku panggilkan pelayan untuk membuatkan makanan untukmu." Kata Zidan.
“Eh om, tidak usah! Kasihan mereka sudah tidur! Bagaimana kalau om yang masak untukku?” Sahut Isabel.
“Hah? Aku tidak bisa masak, belbel!" Ujar Zidan.
“Huh, padahal aku sangat ingin makan masakan om.” Ucap Isabel sedih.
“Belbel, jangan sedih! Oke aku masak, tapi aku tidak jamin dengan rasanya ya." Kata Zidan setuju.
Zidan pun mulai dengan memegang pisau dan memotong-motong bahan makanan yang akan di masak. Beberapa saat kemudian dapur menjadi berantakan. Zidan membuat suasana dapur menjadi riuh dan ricuh. Isabel hanya terkekeh geli saat melihat aksi Zidan dalam memasak.
“Taaaddaaa, makanan sudah siap!” Seru Zidan.
Sepiring pasta yang bentuknya menjadi aneh dan dengan warna agak kecoklatan akibat hangus. Zidan pun menyuapi Isabel dengan makanan hasil dari masakannya. Waktu Isabel merasakan makanannya, Isabel hanya bisa tersenyum getir.
“Enak kah?” Tanya Zidan.
“Enak!” Seru Isabel sungguh berdusta.
“Be…benarkah?” Zidan seakan tak percaya.
Zidan pun ikut merasakan makanan hasil masakannya tadi.
“Uhuk…uhuk…uhuk! Ini bukan makanan, rasanya pahit.” Ujar Zidan cepat-cepat menenggak minum air.
“Hehehe, tapi aku suka.” Kata Isabel.
“Kau ini, makanan tidak enak sama sekali malah suka." Ujar Zidan.
“Om, ini kali pertama kau memasak untukku, aku sangat senang sekali, jadi aku tidak akan menyia-nyiakan usaha om ini.” Ucap Isabel dengan manisnya.
Zidan terharu dan semakin klepek-klepek saat menatap Isabel yang makan dengan lahap masakannya itu.
“Aku tidak pernah menyangka kalau dia akan menjadi istri yang baik di usia nya yang masih sangat muda! Aku pikir aku akan menikahi gadis manja yang menyebalkan, ternyata aku salah! Aku semakin mencintainya.” Ucap Zidan dalam hatinya.
Keesokan harinya Zidan yang sedang membantu Isabel mandi, di panggil oleh seorang pelayan yang mengatakan bahwa Leo datang mencarinya. Zidan pun turun bersama Isabel menemui Leo setelah selesai mandi.
“Ada apa Leo? Apa ada berkas yang harus aku tanda tangani?” Tanya Zidan.
“Bukan, ini tentang kecelakaan kalian beberapa waktu lalu!” Sahutnya.
“Ada informasi apa?” Tanya Zidan.
“Dalang dari kecelakaan kalian adalah Raisa.” Kata Leo menunjukkan bukti-bukti keterlibatan Raisa.
“Apa?” Ucap Zidan terkejut.
“Iya, Raisa lah yang merencanakan semuanya.” Kata Leo.
“Raisa berencana untuk membunuh Isabel dengan merusak rem mobil yang di pakai oleh Isabel selama ini, namun anak buahnya yang bodoh tak tau kalau kau ikut juga dalam mobil tersebut.” sambung Leo.
“Kurang ajar!” Teriak Zidan sangat kesal.
FLASH BACK ON
Saat Raisa melihat Isabel semakin mesra dengan Zidan di ruang kantor, ia menyewa beberapa orang untuk mencelakai Isabel. Ia tau kalau Isabel sering menggunakan mobil yang diberikan Zidan untuknya dengan supir pribadi yang membawa Isabel kemanapun ia pergi.
“Kalian harus ingat, rencana ini hanya untuk Isabel!” Kata Raisa kepada orang-orang suruhannya itu.
Terjadilah kecelakaan yang setelah rem mobil blong, tanpa mereka sadari kalau Zidan ikut dalam mobil itu. Raisa mengetahui berita kecelakaan Zidan dan Isabel dari internet. Raisa kesal dengan anak buahnya yang lalai dalam bekerja.
“Dasar bodoh! Kenapa kalian membuat kekasihku terluka dalam kecelakaan itu hah?” Teriak Raisa murka.
“Maaf nona, kami tidak tau kalau tuan Zidan ikut dalam mobil itu.” Sahut anak buahnya.
“Jika kekasihku mati, maka kalian akan aku bunuh.” Ancam Raisa.
Raisa pun dengan perasaan yang sangat khawatir menemui Zidan dirumah sakit tanpa ia tau kalau Liana juga berada disana. Saat bertemu dengan Liana, Raisa akhirnya di usir dari rumah sakit itu.
“Sial, ibunya berada di Itali! Aku harus cepat pergi menjauh atau dia akan membunuhku!” Kata Raisa berniat melarikan diri negera lain.
FLASH BACK OFF.
“Aku akan pergi mencarinya.” Kata Zidan hendak pergi kerumah Raisa.
“Zidan, Raisa melarikan diri!” Kata Leo.
“Sial!” Ujar Zidan semakin kesal.
“Om, tenang lah! Jika ingin menemukan dia, kita harus membuat strategi yang jitu." Kata Isabel.
Mereka pun merencanakan sesuatu untuk membuat Raisa yang datang sendiri menghampiri Zidan agar bisa menjebloskan Raisa kedalam penjara akibat perbuatannya yang menewaskan supir pribadi Isabel.
*****
Beberapa bulan setelah Isabel benar-benar sembuh dari sakitnya, ia dan Zidan merencanakan untuk membuat Raisa kembali ke Itali. Zidan membuat berita palsu di medsos kalau hubungannya dengan Isabel telah berakhir. Zidan juga menuliskan beberapa status bahwa ia sangat merindukan wanita yang ia cintai yaitu Raisa.
Di Negara kelahirannya Raisa melihat semua status dari medsos Zidan yang mengatakan kalau Zidan sangat menginginkan Raisa kembali. Dengan bodohnya Raisa mempercayai semua yang di katakana oleh Zidan di medsos. Raisa pun menghubungi Zidan dengan segera.
“Sayang, ini aku Raisa!' Kata Raisa.
“Sayang, kau ada dimana? Aku sangat merindukanmu.” Kata Zidan dusta.
“Apa benar kau merindukan aku? Kau dan Isabel kan.."
“Sayang, hanya kau lah wanita yang aku cintai didunia ini!" Sahut Zidan memotong ucapan Raisa.
“Tapi bagaimana dengan ibumu? Dia sangat membenciku Zidan.” Kata Raisa.
“Aku tak peduli, asalkan kau terus berada di dekapanku, itu sudah cukup bagiku.” Ucap Zidan yang membuat Raisa sangat bahagia.
“Kembali lah, kita akan menikah dan hidup bahagia berdua.” Kata Zidan lagi.
“Baiklah sayang, aku akan berangkat ke itali besok.” Kata Raisa.
Raisa yang begitu mudah tertipu oleh bualan Zidan pun akhirnya tiba di itali. Zidan menjemputnya di bandara. Dengan senang hati Raisa menggandeng tangan Zidan.
“Sayang, kita mau kemana? Ini bukan jalan menuju rumah mu.” Kata Raisa.
“Kita akan ke hotel, di rumah masih ada gadis kecil itu.” Kata Zidan.
“Mengapa kau tidak mengusirnya? Kalian kan sudah berpisah.” Ujar Raisa kesal.
“Sabar ya sayang, suatu hari hanya kau yang menjadi ratu di rumah itu.” Ucap Zidan.
Raisa kembali berbahagia dengan senyuman sumringahnya menatap Zidan yang sangat baik memainkan perannya.
Tibalah mereka di sebuah hotel, Zidan dan Raisa masuk ke kamar hotel yang sudah disiapkan untuk menjebak Raisa agar tidak bisa kabur kemanapun.
“Sayang, aku sangat merindukanmu.” Ucap Raisa bergelayut manja pada Zidan.
Tiba-tiba pintu di dobrak oleh Isabel dengan keras. Raisa sangat terkejut melihat Isabel muncul di hadapannya.
“Beraninya kau mengganggu kami disini gadis ******!” Teriak Raisa hendak menyerang Isabel.
Namun hal itu tidak terjadi seperti apa yang di inginkan Raisa. Saat Raisa sudah dekat dengan Isabel, malah Isabel yang menonjok hidung Raisa hingga berdarah. Raisa pun tersungkur dan menjerit saat melihat darah yang keluar dari hidungnya.
“Dasar nenek lampir!” Umpat Isabel.
“Zidan, lihatlah dia memukulku.” Ucap Raisa memelas pada Zidan.
“Itu memang pantas kau dapatkan Raisa.” Ujar Zidan yang membuat Raisa terkejut.
“Apa maksudmu Zidan?” Tanya Raisa bingung.
“Hei, nenek lampir! Kau itu sedang di perdaya, tak ku sangka kau begitu mudah masuk dalam perangkap.” Kata Isabel.
“Apa katamu?” Teriak Raisa kesal.
“Zidan, gadis ini sangat kurang ajar padaku.” Kata Raisa lagi.
“kau yang kurang ajar! Saat aku memberikan harapan dan cintaku padamu, kau malah berkhianat dengan sahabatku!” Kata Zidan membuat Raisa semakin panik kelakuan buruknya terbongkar.
“Zidan, itu bukan salahku! Tapi Erwin lah yang mendekati aku dan memperdaya aku.” kata Raisa membela diri.
“Beraninya kau membela diri, hah?” Teriak Isabel pada Raisa karena kesal.
“Zidan, maafkan aku!” Ucap Raisa dengan air mata buayanya.
“Kau pembunuh Raisa! Kau merencanakan untuk mencelakai Isabel kan? Supir pribadi Isabel telah mati karena ulahmu! Sekarang tanggunglah apa yang sudah kau perbuat.” Kata Zidan dengan mata yang tajam.
Polisi datang dan langsung meringkus Raisa yang meronta-ronta.
“Zidan, tolong aku! Aku mencintaimu Zidan! Aku tidak ingin masuk penjara.” Teriak Raisa saat di giring oleh polisi.
“Hah, sudah berakhir!” Ucap Zidan menghela nafas.
“Itu karena kecerdasanku kan om?” Kata Isabel memuji dirinya sendiri.
“Dasar bocah! Kalau untuk menjebak orang kau sangat pintar.” Sahut Zidan.
“Tentu saja! Cita-citaku saat kecil ingin menjadi detektif loh om! Makanya aku pintar menjebak orang, hehehe.” Sambung Isabel.
“Benarkah? Berarti saat pertama kali kita bertemu apa itu rencanamu untuk menjebak pria tampan seperti itu hah?” Kata Zidan menatap Isabel.
“Huh, kau terlalu percaya diri om!” Ujar Isabel melangkah keluar kamar hotel.
“Hei, tunggu aku belbel!” Teriak Zidan mengikutinya keluar.
Untuk mempertanggung jawabkan kejahatannya Raisa di jatuhi hukuman penjara seumur hidup karena telah merencanakan pembunuhan yang menyebabkan kematian dari supir pribadi Isabel. Setalah Raisa mendekam dalam penjara hubungan Zidan dan Isabel semakin mesra bahkan Zidan semakin tergila-gila pada gadis kecil itu yang selalu merayu dengan tingkahnya yang sangat menggemaskan bagi Zidan. Leo yang menang dalam taruhan dengan Zidan, menagih janji untuk libur selama 1 tahun penuh.
“Hei, kau kalah taruhan denganku! Aku menang karena kau telah jatuh cinta pada istrimu yang menggemaskan itu! Hahaha.” Kata Leo tertawa menang.
“Jadi kau mau apa?” Tanya Zidan mengaku kalah.
“Aku mau cuti selama 1 tahun lamanya.” Sahut Leo.
“Baiklah, aku beri kau waktu setahun untuk berlibur! Tapi aku menyerankanmu untuk liburan ke Indonesia saja!” Kata Zidan.
“Kenapa harus kesana?” Tanya Leo.
“Disana banyak wanita cantik, dan pemandangannya juga sangat bagus.” Jawab Zidan.
“Benarkah, banyak wanita cantik?” Jiwa playboy Leo langsung bergejolak.
“Tentu saja! Kulit wanita di Indonesia sangat bagus, sangat sexy!” Ucap Zidan mempengaruhi Leo.
“Baiklah! Aku akan liburan kesana.” Kata Leo.
“Kalau begitu kau bisa hubungi iparku yang bernama Abrar! Dia bisa menjadi penolongmu disaat kau berada di sana nantinya.” Kata Zidan.
Zidan pun memberikan alamat kantor dan juga nomor ponsel milik Abrar kepada Leo. Leo pun bergegas pergi dari ruangan kantor Zidan, sementara Zidan hanya terkekeh jahat saat melihat Leo kegirangan. Tak lama kemudian Isabel masuk dan langsung memeluk Zidan yang duduk di ruang kantornya.
“Om! Aku ada kabar gembira nih.” Kata Isabel.
“Apa itu, manis?” Tanya Zidan mencubit pipi Isabel.
“Aku lulus masuk universitas!” Seru Isabel girang di pangkuan Zidan.
“Selamat ya sayang! Kau menjadi mahasiswi sekarang.” Ucap Zidan.
Isabel masih kegirangan dengan surat kelulusannya masuk dalam universitas yang ia inginkan.
“Belbel, kalau kau sudah menjadi mahasiswi, berarti kau bukan bocah lagi kan?” Kata Zidan.
“Iya dong! Sekarang aku adalah wanita dewasa, hahaha.” Sahut Isabel percaya diri.
“Seperti yang kita tau, hanya wanita dewasa yang pantas hamil dan melahirkan anak, bukan? Hehehehe." Kata Zidan.
“Eemm, apa maksudmu om?” Tanya Isabel bingung.
“Kau harus segera hamil, belbel! Kau harus melahirkan anakku.” Kata Zidan mendekatkan wajahnya pada Isabel.
Isabel bukannya takut ataupun ngeri, ia malah menggoda Zidan dengan menggantungkan kedua tangannya pada leher Zidan.
“Om sayang, kau ingin aku melahirkan berapa bayi untukmu?” Tanya Isabel.
“Sebanyak ruang kamar yang ada dirumahku, agar semua kamar itu tidak kosong lagi!” Jawab Zidan seenak jidatnya saja.
“Se…sebanyak itu kah?” Tanya Isabel denagn waja pucat.
“Iya, belbel ku sayang!” Sahut Zidan.
“Aaaarrggghhh, aku bisa mati kelelahan karena melahirkan!” Teriak Isabel langsung berlari keluar dari ruang kantor Zidan.
Melihat Isabel yang kabur, Zidan tertawa geli karena berhasil membuat Isabel jera untuk menggodanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Cahayadewi
orang kaya mau bolak balik korea itali itali Korea itali Indonesia mah bebas ya thorrr,, aq mudik aja setahun sekali
2020-07-21
0
Syafiqah Nur Zahirah
Siapa thor????????? 😕
2020-03-22
0
태태
Gemes deh klo pnya suami kaya zidan hehehe<___>
2019-12-21
6