Zidan duduk di dalam ruang kantornya dan fokus dengan pekerjaannya bersama Leo. Mereka tampak sedang mendiskusikan bisnis dengan sangat serius. Jam berputar hampir waktu makan siang. Zidan dan Leo berhenti sejenak dengan aktifitasnya dan beristirahat. Kemudian terlihat Raisa yang datang dengan membawakan makan siang untuk Zidan.
“Sayang, aku sudah membawakan makan siang untukmu!” Kata Raisa menarik perhatian Zidan.
“Kenapa kau harus repot-repot untuk membawa ini? Aku berencana untuk makan siang diluar bersama Leo.” Kata Zidan yang tak mau melihat bekal makanan yang di bawa Raisa.
Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang masuk kedalam ruang kantor Zidan dan itu adalah Isabel yang juga datang membawakan makan siang untuk Zidan.
“Untuk apa makan diluar? Aku membawa bekal makan siang untuk om Zidan dan kak Leo!” Seru Isabel yang membuat Raisa kesal menatapnya.
“Untukku juga ada?” Tanya Leo senang.
“Tentu saja! Aku ini istri bos yang paling pengertian loh.” Sahut Isabel.
“Isabel, kau memang yang terbaik!” Seru Leo mengangkat kedua jempol tangannya.
Raisa semakin kesal melihat Isabel yang begitu ceria dihadapan Zidan dan Leo.
“Om ayo sini! Aku bawa makanan enak loh untukmu.” Bisik Isabel membuat Zidan semakin klepek-klepek.
Zidan dan Leo pun duduk di sofa dan melihat makanan yang di bawa oleh Isabel. makanan yang di masak oleh Isabel adalah daging rendang khas padang, perkedel kentang, sambal ijo, sayur lalap dan juga nasi putih. Leo yang asli orang Itali tercengang melihat makanan yang asing dimatanya.
“Apa ini?” Tanya Leo bingung.
“Ini rendang daging, perkedel, sambal ijo, sayur dan juga nasi!” Jawab Isabel.
“Ini makanan khas Indonesia loh, apa kau mau mencobanya?” Tanya Isabel pada Leo.
“Tentu saja!” Sahut Leo.
Raisa memandang jijik dengan makanan yang di bawa Isabel.
“Zidan, ini pasta daging untukmu! Makanan kesukaanmu, sayang.” Kata Raisa mencoba mengalihkan perhatian Zidan dari makanan yang di bawa oleh Isabel.
Saat Zidan mengalihkan pandangannya dan melihat pasta daging buatan Raisa, Isabel langsung memutarkan kepala Zidan dan langsung menyuapi Zidan dengan sepotong daging rendang buatannya. Zidan terus mengunyah dan menikmati rasa daging rendang yang lembut dengan berbagai rasa gurih dan aroma bumbu yang khas.
“Enak kan om?” Ucap Isabel.
Zidan memejamkan matanya menikmati setiap gigitan dan rasa daging rendang yang bahkan belum pernah ia makan.
“Hei, apa itu enak?” Tanya Leo pada Zidan.
“Wah, enak sekali!” Seru Zidan bahagia makan daging rendang.
Zidan mengambil sepotong daging rendang dan menyuapi Leo. Leo mulai mengunyah daging lemak nan gurih itu di dalam mulutnya. Dirinya seakan melayang saat mengunyah makanan khas padang itu. Lalu Zidan dan Leo saling menatap seakan memberi aba-aba untuk menyantap makanan yang di bawa oleh Isabel.
“Mari makan!” Seru Zidan dan Leo yang sangat menyukai daging rendang.
Isabel terkekeh jahat saat menatap Raisa yang penuh luapan amarahnya melihat Zidan dan Leo makan dengan rakus di saat jam makan siang. Mengapa tidak Raisa akan sekesal itu, karena makanan yang ia bawa tak laku bahkan tidak menarik perhatian Zidan sama sekali.
Beberapa saat kemudian.
“Hah, aku sangat kenyang!” Kata Leo.
“Ini makanan yang terbaik yang pernah aku makan seumur hidupku.” Kata Zidan yang juga kekenyangan.
Masakan Isabel ludes dimakan oleh oleh Zidan dan Leo. Kemudian Zidan melihat raut wajah Raisa yang kesal karena Zidan tak memperdulikannya sejak tadi.
“Eemmm, Raisa, sebaiknya pasta daging itu kau makan saja..aku sudah terlalu kenyang.” Kata Zidan sedikit merasa bersalah pada Raisa.
“Tidak perlu, lebih baik aku pulang saja!” Ujar Raisa kesal seraya melangkah keluar.
“Raisa!” Panggil Zidan hendak mengejar Raisa karena ia tau Raisa pasti marah kepadanya. Namun Isabel bergerak cepat menahan Zidan di ruangan itu.
“Om, sini duduk dulu! Setelah makan jangan lari-lari, nanti perutmu kram.” Ucap Isabel merayu Zidan.
Tentu saja Zidan meleleh saat melihat tampang manis dari Isabel yang sangat menggemaskan. Melihat Isabel yang bergelayut di dalam dekapan Zidan, Leo pamit undur diri dari ruangan itu untuk memberikan privasi pada mereka.
“Kenapa kau tiba-tiba semanis ini, belbel?” Tanya Zidan menatap Isabel.
“Kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau tidak menyukainya?” Isabel balik bertanya.
“Tentu saja aku menyukainya! Dasar bocah.” Sahut Zidan.
“Cepat cium aku!” Kata Zidan.
Dengan berjinjit Isabel mencium Zidan yang membungkuk membalas ciumannya. Zidan lalu menggendong Isabel.
“Eh, om, aku mau di bawa kemana?” Tanya Isabel bingung.
“Disini aku punya ruang rahasia, sayang!” Bisik Zidan.
Zidan membawa Isabel ke ruang yang biasa ia gunakan untuk beristirahat saat lelah bekerja di kantornya. Di ruangan itu terdapat ranjang yang cukup luas untuk mereka berdua. Zidan menutup pintu ruangan itu namun ia tidak menguncinya.
Di tempat parkiran mobil Raisa menunggu kedatangan Zidan yang ia harap akan segera datang untuk mengejarnya. Namun hal itu tak kunjung terjadi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali keruangan Zidan.
Tiba di ruangan Zidan, Raisa tak melihat siapapun disana. Tapi ia mendengar sesuatu yang membuat jantungnya deg-degan. Raisa membuka perlahan sebuah pintu ruangan yang di dalamnya terdapat Isabel yang sedang bermanja-manja di pelukan Zidan. Raisa mengintip dan terkejut melihat apa yang dilakukan oleh pria yang sangat mencintainya tersebut. Isabel tau Raisa sedang mengintip dari balik pintu.
“Hehehe, kau mengintip aktivitas kami, mak lampir! Lihat saja seberapa sanggup kau bertahan melihat aksiku ini.” Gumam Isabel dalam hatinya sambil melirik Raisa dengan ekor matanyal.
Isabel terus melancarkan aksinya untuk melayani Zidan sang suami dan membuat si wanita ular mati kesal saat melihatnya. Raisa kembali pulang kerumahnya dengan perasaan kesal, sedih dan juga penyesalan saat ia meninggalkan Zidan untuk berselingkuh dengan Erwin dulu.
“Betapa bodohnya aku meninggalkan Zidan dulu dan pergi bersama Erwin yang ternyata adalah seorang playboy!” Ucap Raisa sambil menangis di kamarnya.
“Dulu Zidan sangat mencintaiku dan juga setia padaku, dia juga melakukan apa yang terbaik untukku dan selalu menghargaiku sebagai wanita yang ia cintai! Tapi kini Zidan bahkan tak perduli denganku dan hanya menatap pada gadis kecil itu.” Kata Raisa menyesali semua perbuatannya.
“Ini tidak bisa di biarkan, sampai kapanpun Zidan akan menjadi milikku! Aku harus segera menyingkirkan gadis kecil itu.” Kata Raisa lagi merencanakan hal jahat untuk Isabel.
*****
Beberapa hari berlalu Isabel sedang duduk manis di hadapan guru privatnya untuk mengajarkan pelajaran padanya. mengapa Isabel duduk manis sambil belajar, karena Zidan sedang memperhatikan Isabel dari sisi ruang belajar tersebut. Tak lama kemudian seorang pelayang mengetuk pintu dan mendekati Zidan.
“Tuan, di bawah ada nona Raisa.” Kata pelayan itu.
“Baiklah, nanti aku akan menemuinya.” Sahut Zidan.
Pelayan itu pun berlalu dan begitu pula dengan Zidan yang akan menemui Raisa di ruang tengah.
“Sayang, aku sangat merindukanmu!” Sudah seminggu kau tidak mengunjungiku, kenapa?” Kata Raisa bermanja-manja pada Zidan.
“Aku sedang sibuk!” Jawab Zidan singkat seraya mencoba melepaskan pelukan Raisa.
Raisa kesal saat Zidan tak membalas pelukannya dan malah mencoba untuk menjauhinya.
“Zidan, kenapa kau berubah seperti ini padaku, hah? Apa karena gadis kecilmu itu hingga kau melupakan cinta kita?” Teriak Raisa kesal pada Zidan.
“Bukan seperti itu Raisa, aku hanya sedikit lelah saja dan ingin sendiri! Lebih baik kau pulang saja, nanti aku akan datang mengunjungimu.” Kata Zidan.
“Tidak Zidan! Kau sudah berubah dan berhenti mencintaiku hanya karena gadis ****** itu mencoba menggodamu.” Ujar Raisa lagi yang memancing kekesalan Zidan.
“Raisa jaga bicaramu!” Bentak Zidan kesal pada Raisa.
Raisa kaget saat Zidan membentak dirinya. Pria yang mencintainya tak pernah memperlakukan dirinya seperti itu.
“Kau mengatakan istriku gadis ******? Apa kau tidak berpikir tentang tingkahmu yang dulu menyakiti aku, hah?” Teriak Zidan.
“Apa dia tau kalau aku berselingkuh dengan sahabatnya? Aku tidak yakin kalau Ibu akan mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, karena itu akan membuat Zidan tersiksa.” Ucap Raisa dalam hatinya.
“Sekarang aku tanya padamu, kenapa kau meniggalkan aku sendiri di hari pernikahan kita?” Tanya Zidan pada Raisa.
“Itu, karena…” Raisa gugup menjawabnya.
“Karena apa?” Bentak Zidan sangat emosi.
“Itu karena ibumu yang menyuruhku untuk pergi meninggalkanmu, Zidan.” Jawab Raisa.
“Apa? Apa kau yakin dengan ucapanmu tadi, hah? Ibuku sangat menyayangimu Raisa, dia tidak mungkin akan melakukan hal itu padaku.” Kata Zidan semakin kesal dan mencengkram lengan Raisa dengan kuat.
“Itu benar, Zidan! Ibu hanya berpura-pura menyayangi aku di hadapanmu padahal sebenarnya ibumu sangat membenciku dan bahkan memberikanku sejumlah uang untuk meninggalkanmu di hari pernikahan kita.” Kata Raisa memfitnah Liana.
Isabel yang sedang menguping pembicaraan mereka begitu geram dengan perkataan Raisa yang mencoba untuk memfitnah Liana. Isabel langsung masuk ke dalam dan berdiri tepat di hadapan Raisa dengan seraya menatapnya kesal.
“Jangan mencoba untuk memfitnah ibu mertuaku, tante tua!” Teriak Isabel geram pada Raisa.
Zidan sangat kaget saat melihat Isabel membela ibunya dari fitnah yang di katakan oleh Raisa.
“Kurang ajar kau!” Ujar Raisa kesal karena Isabel berani berteriak padanya.
Raisa hendak menyerang Isabel, namun seperti biasa Isabel menggunakan tekhnik menghindar yang di ajarkan dari taekwondonya. Berkali-kali Raisa jatuh tersungkur saat Isabel berhasil mengelak serangannya.
Raisa semakin kesal pada Isabel yang tersenyum seolah mengolok-olok dirinya di hadapan Zidan. Sekali lagi Raisa akan menyerang Isabel, Zidan langsung mencegahnya dan menyeretnya keluar dari rumah. Raisa berteriak kesal saat ia diperlakukan seperti itu oleh Zidan.
Zidan masuk dan duduk menyendiri di ruang kerjanya. Ia sangat terpukul saat Raisa mengatakan bahwa ibu yang telah menyebabkan kegagalan dari hubungan mereka berdua. Isabel tau persis apa yang sedang di rasakan oleh Zidan saat ini, ia menghampiri Zidan dan berniat untuk menghiburnya.
“Om, Apa aku boleh masuk?” Tanya Isabel.
“Masuklah, belbel!” Sahut Zidan.
“Om, apa kau percaya dengan ucapan tante itu?” Tanya Isabel.
“Entahlah! Aku sedang tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini.” Jawab Zidan sangat frustasi.
Untuk menghibur Zidan, Isabel dengan genitnya duduk di pangkuan Zidan yang tengah duduk di kursi kerjanya. Dengan kedua tangannya, Isabel menyentuh wajah Zidan yang terlihat murung.
“Om, jangan sedih lagi, masih ada aku yang akan menemanimu! Ayo cepat cium aku disini!” Ucap Isabel memonyongkan bibir tipisnya untuk menghibur Zidan.
“Bocah ini selalu membuatku bahagia dengan tingkah lucu dan cerianya.” Ucap Zidan dalam hatinya sambil menatap Isabel yang menunggu ciuman darinya.
Zidan lalu mengecup Isabel dengan mesra. Hanya Isabel yang mampu membuat Zidan dapat melupakan Raisa yang dulu pernah sangat ia cintai. Kehadiran Isabel membuat kehidupan Zidan semakin berwarna dan kini Isabel sangat berarti dalam kehidupan Zidan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Iswa Mamyla
isabel is the best
2020-08-12
1
Herlina Lina
kirain bakal ada perjuangan zidan ngejar isabel..eehh ternyata malah kebalik cewe nya ngejar" emang sih cewe nya harus memperjuangkan dan mempertahan kan milik nya..tapi di tinggal gitu aja selama ber bulan" terus di maafin gitu aja..dan si zidan ngerawat mantan nya dengan sabar tanpa memperdulikan si istriii..hello kalian sudah menikah bukan pacaran..aku bingung agak kecewa juga sama alur nya
2020-05-26
2
HununNurlaela
bitch Raisa!
2020-03-09
0