Permintaan untuk memindahkan Acha ke IPS 3 ditolak mentah-mentah oleh pihak sekolah, terutama wali kelas IPA 1 di mana Acha berada. Tidak masuk akal bagi semua guru jika gadis pintar yang mendapatkan beasiswa seperti Acha menempati kelas pembuangan yang ditempati Regan dan teman-temannya.
Namun, bukan Regan namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika Acha tidak boleh pindah, maka Reganlah yang mengajukan diri untuk pindah jurusan secara tiba-tiba padahal sudah kelas 2.
Awalnya para guru kembali menolak, tapi akhirnya setuju juga. Bukan hanya Regan yang pindah, tapi ketiga sahabat pria itu juga ikut pindah atas perintah dari Regan.
Penyesalan mulai berdatangan di hati ke empat pria tampan tersebut ketika materi-materi yang dijelaskan oleh guru kimia di depan kelas tidak satupun yang mereka pahami. Otak Regan, Marvin, Roy dan Alex tidak sanggup menampung rumus dan soalnya yang beranak cucu.
"Ngantuk banget njir," keluh Roy membaringkan kepalanya di atas meja.
"Gila sih, sekarang gue akuin nih kelas tempatnya orang-orang pintar," bisik Alex dan dijawab anggukan oleh Marvin yang masih fokus. Meski materi yang dijelaskan masuk di telinga kanan, keluar di telinga kiri.
Sedangkan biang masalah masih duduk dengan tegap, sebelah tangannya terus mengenggam tangan kiri Acha tanpa di ketahui oleh guru yang masih sibuk menjelaskan.
"Lepasin Regan, gue nggak fokus ih," bisik Acha. "Kalau nilai gue jelek, beasiswa gue bakal dicabut. Lo kira uang persemester di sekolah ini murah?" Acha mulai misu-misu tapi Regan seakan tuli.
Bahkan ketika mata pelajaran kimia telah selesai dan gurunyapun telah menghilang. Otak Regan dan teman-temannya masih saja blank karena dikejutkan dengan rumus, padahal selama ini hanya mempelajari sejarah dan masa lalu.
"Ternyata mengenang masa lalu jauh lebih baik njir dibandingin nyari pasangannya X dan Y. Bisa-bisanya kita di suruh nyari pasangan huruf, padahal gue manusia aja masih jomblo," omel Alex yang kesal. Telinga pria itu seakan berasap mendengar guru menjelaskan tadi.
"Lo ngerti, Vin?" tanya Regan, Roy dan Alex ketika Marvin masih saja fokus pada papan tulis.
"Kagak, rasanya gue mau pingsan njir!" ucap Marvin.
Acha tertawa, rasanya sangat menyenangkan mendengar celetukan dan keluhan yang terdengar kocak tersebut. Perlu diakui persaudaran Regan dan teman-temannya sangatlah dalam.
"Mau gue bantu jelasin ulang nggak?" tanya Acha.
"Nggak!" sahut keempatnya yang tidak ingin mendengar apapun lagi, membuat Acha terdiam.
Roy, Marvin dan Alex bergerak cepat mengumpulkan buku tugas yang baru saja dia catat dari papan tulis lalu memberikannya pada Acha.
"Cantik banget sih, Cha. Kerjain tugas kita ya." Cengir Alex.
"Kalian mau mati?" Regan melempar buku teman-temannya ke lantai. "Beraninya kalian nyuruh-nyuruh cewek gue!" Menatap tajam sahabat-sahabatnya.
"Nggak pa-pa Regan, gue mau ngerjain kok. Barengan tapi. Gue ngerjain dan kalian ngikutin cara kerja gue." Acha tersenyum manis.
Mungkin dengan cara ini dia bisa membantu pria-pria yang tersesat di jalan yang salah karena pergaulan bebas.
"Manis banget njir senyumnya," puji Marvin tanpa berkedip.
"Tutup mata kalian!" perintah Regan, lalu beralih pada Acha. "Sayang, jangan senyum gitu aku nggak suka. Nanti senyum manisnya buat aku aja."
"Huek."
Ingin rasanya Roy, Marvin dan Alex muntah mendengar perbedaan suara Regan ketika bicara para mereka dan Acha.
"Udah pakai aku-kamu, sayangnya ngikut pula. Cabutlah kita, nggak guna ketuanya Atlantis!"
"Ketua Atlantis?" tanya Acha seperti tidak asing dengan nama itu.
"Kagak njir, salah dengar lo," ralat Marvin menyenggol lengen Roy.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Njiirr… Ngakak abis aku bacanya, Baru pertama baca novel alurnya kek gini, Padahal aku udah baca puluh2 bahkan ratusan novel lho,,,gila deg degan sambil ngakak bacanya 🤣🤣
2023-09-23
2
lenong
masa lalu gak usah di pelajari guys, udah di lupain aja😂😂😂
2023-09-03
0
Haryani Yuliwulansih
😂😂😂
2023-06-30
0