Ketika Acha telah duduk di atas motor, barulah Regan menghidupkan mesinnya.
"Peluk pinggang gue," perintah Regan.
"Kenapa harus peluk Lo?" tanya Acha dengan sewot.
"Gue takut lo jatuh. Untuk keamanan lebih baik lo peluk gue."
"Gue tak mau. Tidak akan jatuh," ucap Acha lagi.
"Oke, kalau Lo tak mau, terserah!"
Regan segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sehingga Acha ketakutan dan akhirnya memeluk pinggang cowok itu. Regan tersenyum merasakan pelukan dipinggangnya.
Saat lampu merah Acha kembali melepaskan pelukan di pinggang Regan. Dia malu karena banyak mata memandangi mereka.
Regan yang menyadari ada cowok yang melihat Acha langsung melototkan matanya. Dia membuka kaca helm penutup wajahnya.
"Apa Lo sudah bosan melihat indahnya dunia? Mau gue congkel mata Lo? Berani menatap pacar gue!" ucap Regan dengan emosi.
Cowok yang tadi menatap ke arah Acha langsung memalingkan wajahnya. Dia menatap ke depan. Regan melihat Acha dari kaca spion. Baru dia menyadari kenapa banyak mata memandang ke arah mereka.
Setengah paha Acha terpampang jelas karena dirinya yang duduk mengangkang. Paha putih mulus Acha tentu saja menjadi pusat perhatian.
Tanpa menunggu lampu lalu lintas hijau, Regan melajukan motornya, membuat Acha dan pengendara lainnya kaget. Tangan gadis itu langsung memeluk erat pinggang Regan.
Regan menepikan motornya di jalanan yang sedikit sunyi. Kembali Acha menjadi heran.
"Kenapa berhenti?" tanya Acha heran.
Tanpa menjawab pertanyaan Acha, cowok itu menanggalkan jaketnya dan menutup paha gadis itu. Barulah Acha mengerti.
"Gue tak suka yang menjadi milik gue ditatap orang lain. Besok lo harus pakai celana panjang saat ke sekolah. Di toilet sekolah baru Lo ganti dengan rok," ujar Regan.
Acha menganggukkan kepalanya setuju. Dia tadi tidak memperhatikan jika roknya tersingkap dan memperlihatkan sebagian pahanya.
Acha kembali memeluk pinggang Regan saat motor dijalankan. Cowok itu tampak menikmatinya. Tercium bau bedak dari tubuh Acha. Wangi yang menyegarkan. Regan rasanya tidak ingin Acha turun dari motornya.
Sampai di sekolah, Acha melihat ketiga teman Regan telah menunggu diparkiran. Tampak Roy yang tertidur di bangku dekat parkir.
Saat Acha akan turun dari motor, Regan melarangnya. Dia tidak ingin temannya melihat paha Acha.
"Biar gue yang turun dulu," ucap Regan. Setelah dia turun dari motor, baru dia membantu gadis itu turun. Marvin dan Alex saling pandang, melihat Regan yang bersikap manis dengan Acha.
Sejak lima tahun lalu, mereka selalu bersama. Regan memang tidak pernah memiliki pacar. Baginya pacar hanya akan merepotkan. Namun, tidak tahu pelet apa yang dimiliki Acha sehingga pria itu mau pacaran dan memilih Acha, gadis mungil yang manis sebagai kekasih hatinya.
Regan menggenggam tangan Acha. Menendang bangku yang dibuat Roy untuk tidur sehingga cowok itu kaget.
"Gempa ...," teriak Roy. Hal itu memancing tawa Acha dan temannya yang lain.
"Gempa pala Lo," ucap Regan menjitak kepala Roy. Cowok itu menghapus ilernya dan mengikuti langkah Regan.
"Mata gue masih ngantuk. Gara-gara bos yang jatuh cinta, tidur gue yang terganggu. Ngapain gue yang harus juga bangun subuh," omel Roy.
"Lo pikir cuma lo aja yang tersiksa harus bangun pagi, gue juga kali!" ucap Alex.
"Ini gara-gara ide Lo, kenapa beri ide Regan harus menembak Acha segala sih," ucap Roy dengan Marvin.
"Kenapa salah gue? Gue cuma memberi ide, diterima syukur, tak diterima tidak boleh, gue maksa" ucap Marvin.
Regan yang berjalan di depan mereka bertiga tidak menyadari perdebatan ketiga rekannya. Dia ingin membawa Acha ke kelasnya. Mengatakan pada guru jika Acha harus pindah ke kelas mereka.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
ira rodi
marvin sama kayak regan...
2024-03-08
3
Qaisaa Nazarudin
Astaga Regan,, Sampai segitunya,, Emangnya bisa ya, kelasnya Echa kan kelas anak2 pandai semua..
2023-09-23
2
lenong
emang bisa gitu ya🤣🤣🤣
2023-09-03
0