Bab 4. MPBB

"Tolong lepasin gue!" bentak Acha sambil mendorong tubuh Regan cukup kasar.

Tanpa rasa bersalah Regan segera menjauhkan tubuhnya setelah teman-temannya meninggalkan area toilet. Pria itu memajukan kepalanya dan berbisik tepat di telinga Acha.

"Daleman lo keliatan, mau jadi jala*ng lo?" tanya Regan melirik kemeja sekolah Acha yang transparan. Pria itu melepas hodienya lalu melempar asal pada Acha yang masih membeku di tempatnya.

"Hodienya jelek!" teriak Regan padahal Acha tidak bertanya.

Setelah kepergian Regan, Acha langsung memungut hoodie putih yang tergeletak di lantai. Hodienya masih bagus bahkan terlihat seperti baru.

"Apa semua orang kaya seperti dia? Membuang barang yang masih bagus? Aku membeli satu saja harus mikir ribuan kali," gumam Acha.

Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya, Acha segera memasang hodie tersebut di tubuhnya, sehingga aroma pria itu menguar di indera penciuman Acha.

"Kenapa aroma ini terasa tidak asing?" gumam Acha yang mulai mengenali aroma pria yang dia tolong malam-malam saat pulang berjualan dengan ayahnya.

"Apa benar dia membuangnya? Apa aku bisa mengambilnya?" Kepala Acha terus saja dipenuhi tanda tanya. Tidak ingin telat dan mendapatkan hukuman, Acha lantas berlari ke kelasnya untuk mengikuti mata pelajaran matematika.

Tanpa sadar sejak tadi pemilik Hodie sedang memperhatikan dari lantai tiga. Entah apa isi hati Regan, hanya pria itu yang tahu sendiri. Terlebih sikap Regan sering kali berubah-ubah dalam waktu dekat.

***

Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu, seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Tidak sabar untuk pulang kerumah bertemu para orang tua.

Berbeda dengan Regan yang wajahnya sudah masam sejak keluar dari kelas. Jika siswa lain menganggap bel pulang adalah surga dunia, maka berbeda dengan Regan yang mengenggapnya neraka. Pulang kerumah bukanlah keinginan pria itu.

Ketika Regan hendak memasang helm full face miliknya, seorang gadis datang menghampiri. Bedanya gadis itu tidak terlalu heboh seperti fans-fans Regan yang sering kali histeris jika melihat ketampanan pria itu.

"Duluan gih, nanti gue nyusul!" ujarnya pada teman-temannya yang lain. Ketiga sahabat Regan lantas mengangguk dan segera melajukan motornya meninggalkan kawasan sekolah. Menyisakan Acha dan Regan saja yang berada di parkiran sekolah.

"Ngapain lo natap gue?" tanya Regan ketus, terlebih Acha berdiri kikuk tepat di depan motor Regan.

"Nama gue Acha." Mengulurkan tangannya penuh senyuman. Dengan ogah-ogahan Regan mengambil uluran tangan Acha. Harus kalian tahu momen ini sangatlah fenomenal, tidak pernah sekalipun Regan meraih uluran tangan siapapun. Yang pertama mendapatkannya adalah Acha.

"Regan."

"Regan? Lo kelas berapa?"

"Sebelas IPS 3," sahut Regan.

Acha menelan salivanya kasar mendengar hal tersebut. Sebelas IPS 3 adalah kelas yang dipenuhi akan anak-anak nakal, dan sialnya Acha dengan berani menemui Regan hanya karena hodie yang masih melekat di tubuhnya.

"Bisu lo?" tuding Regan dengan alis terangkat.

Acha buru-buru mengeleng. "G-gue datang cuma mau nanya tentang ini." Menunjuk dadanya sehingga tatapan Regan tertuju pada undakan yang tidak terlalu besar. Acha yang menyadarinya semakin salah tingkah. "Bu-bukan itu jangan salah paham dulu. Maksud gue hodienya. Lo beneran udah buang? Boleh gue pungut nggak? Sekarang lagi musin hujan dan hodienya hangat banget." Cengir Acha tanpa rasa malu ataupun takut diejek miskin.

Bagi Acha selama dalam kebaikan dan tidak melanggar norma-norma kemanusian, kenapa harus malu?

Regan tersenyum tipis, baru kali ini pria itu bertemu gadis yang bisa membuat hatinya menjadi tenang dan betah untuk bicara meski tidak banyak.

"Pungut aja, lo kan miskin!" ujar Regan lalu melajukan motornya tanpa memasang helm full facenya.

Acha menghela nafas panjang. "Nggak papa Cha, kamu kan emang miskin. Yang salah tuh kalau dia ngatain kamu kaya padahal miskin," ucapnya pada diri sendiri.

...****************...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Masa iya udah lupa,baru juga beberapa hari, Regan aku percaya dia gak inget,Soalnya dia mabok, dunia novel mah, kalo dunia nyata kejadian yg bertahun2 juga bakal gak akan bisa di lupain..hee..hee..

2023-09-23

1

lenong

lenong

polos bener sih Cha🤗🤗

2023-09-03

0

lenong

lenong

modus aja nih bocah atu🤭🙏

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!