Bab 3. MPBB

Acha, gadis itu terpaku di tempatnya ketika mendapatkan pertanyaan dari pria tampan. Pria yang sempat dia lihat menabrak gerbang sekolah tanpa ada rasa bersalah tadi pagi.

Sementara tatapan Regan tetap saja tertuju pada Acha, menunggu jawaban gadis itu.

"Kita pernah ketemu?" tanya Regan lagi dengan alis terangkat.

Acha lantas menganggukkan kepalanya tapi detik berikutnya buru-buru mengeleng sebab merasa ragu pernah bertemu di mana. Intinya pria yanh duduk tidak jauh darinya tampak tidak asing.

"Woi lo dengar ketua gue nanya nggak sih?" bentak Marvin membuat Acha tersentak kaget.

"Sudah, kayaknya dia bisu," celetuk Regan mengalihkan perhatiannya ke objek lain ketika menyadari rasa takut pada pancaran mata Acha.

Diam-diam pria itu mencuri-curi pandang pada Acha yang mulai meninggalkan kantin dengan membawa minuman dan beberapa roti.

"Tumben banget lo baik gitu sama orang cuek," sindir Alex memainkan ponselnya. Namun, Regan tampak acuh.

Selama ini pria itu sedang mencari gadis yang menolongnya beberapa hari yang lalu. Sayangnya Regan mabuk sehingga tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajah gadis tersebut.

Kenapa Regan mencari gadis itu? Tentu saja merasa tersentuh. Acha hanya gadis asing tapi ingin mempertikan luka yang dia derita, sementara kedua orang tuanya hanya sibuk bertengkar dan bertengkar sehingga Regan tidak betah di rumah.

Alasan Regan nakal dan membangun geng motor yang sering dijuluki raja jalanan itu semua karena ingin mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Namun, semuanya sia-sia, jangankan sekali kedua orang tuanya bahkan tidak pernah menanyakan kabarnya.

Bertanya tentang dia belum makan atau tidak, orang tua Regan tidak pernah.

***

Toilet

Acha, gadis pindahan beberapa hari yang lalu karena mendapatkan beasiswa dadakan dari pihak sekolah. Gadis itu sedang berada di toilet untuk membersihkan menggantikan kakak kelasnya bernama Rini.

Sebenarnya Acha ingin menolak, terlebih banyak tugas yang harus dia kerjakan. Namun, gadis itu juga takut pada Rini dan antek-anteknya yang selalu menyiksa setiap saat ketika permintaanya tidak dituruti.

"Kak, apa saya boleh pergi sekarang? Bel pelajaran sudah berbunyi," ucap Acha. Gadis itu mendongak menatap Rini dan dua temannya yang sedang berdiri bersedekap dada.

Acha telah membersihkan semua lantai toilet, tapi tidak dengan kacanya yang terkena percikan sabun akibat ulah Rini dan kawan-kawannya.

"Belum tuh!" Rini mengangkat dagu angkuh.

"Saya janji bakal bersihin setelah jam istirahat kedua tiba ...." ucap Acha.

Brak

Belum selesai Acha berucap, ember yang berisi air kotor tumpah ke lantai bersih akibat tendangan dari Rini.

"Sayangnya belum bersih! Cepat bersihkan atau lo bakal tahu akibatnya!" Ancam Rini.

Gadis itu sangat membenci Acha karena kencantikannya mampu mengalahkan popularitasnya selama ini di sekolah. Terlebih akhir-akhir ini Acha menjadi topik hangat karena otaknya yang cerdas juga ramah pada siswa lain.

"Yuk cabut, kalau lama-lama dekat sama gadis miskin ini kita bisa saja ketularan miskin!" Mengajak teman-temannya pergi. Bahkan Rini menabrak pundak Acha, untung saja gadis itu sigap berpegangan pada wastafel atau dia akan terjatuh ke lantai kotor.

Acha memejamkan matanya sambil mengepalkan tangan. "Sabar Acha, kamu pasti bisa lewatin semuanya demi masa depan yang cerah. Membantu ayah mencari uang untuk membiayai pengobatan ibu."

Gadis itu kembali membersihkan toilet untuk kedua kalinya, karena terburu-buru beberapa percikan air mengenai seragam putih gadis tersebut sehingga dalaman yang di kenakan cukup terlihat.

Acha yang tidak menyadari segera keluar dari kamar mandi khusus wanita membawa ember juga pel. Langkah Acha berhenti ketika tubuhnya langsung ditubruk oleh pria hingga terjerambab pada dinding.

Jantung Acha berpacu sangat hebat, terlebih ketika terpaan nafas pria yang dia temui di kantin tadi menerpa wajahnya.

"Le-lepasin!" pinta Acha

"Kalau gue nggak mau lo mau apa, hm?" Regan menaikan alisnya masih mengamit pinggang Acha cukup mesra sehingga tubuh mungil itu tidak bisa dilihat dengan jelas oleh siapapun, terlebih teman-temannya sesama geng motor yang baru saja keluar dari kamar mandi khusus laki-laki setelah merokok secara bergantian.

...****************...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aku suka peran cewek yg gak lemah, Cewek yg bisa melawan dan ada ilmu beladiri, walau miskin tapi bisa ngelawan,..Jangan mau ditindas, Ntar selalu jadi bahan bulliying..

2023-09-23

1

lenong

lenong

ngiri bilang neng..!!

2023-09-03

0

Teh Yen

Teh Yen

Regan gt Karena nyelametin Lo dari pandangan laki" lain hehe

2023-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!