Selesai mandi Arja turun untuk sarapan. Dia duduk bersebelahan dengan Tiara dan menghadap kedua mertuanya.
" Arja... apakah kamu sudah dapat tempat kuliah.?" tanya pak li.
" belum pak. saya mau nyari didekat sini saja atau kuliah online.!" jawab Arja.
" oh... ya sudah... kalau kamu sudah punya rencana.!" tenang pak li.
" maaf pak li. kalau saya boleh menyarankan. apa nggak sebaiknya pak li setelah pensiun tinggal disini saja. biar bisa bersama dengan Tiara dan cucu bapak nanti !" saran Arja.
" pufss.." tersedak Tiara mendengar kata Arja.
" kamu kenapa Ra.?" bingung arja mengambilkan Air.
" nggak papa.!" ucap tiara.
" bebar juga nak Arja. tapi... saya nggak bakal jual rumah dikampung. soalnya itukan rumah peninggalan orang tua bapak.!" jelas pak li.
" kalau itu sih saya mengerti kok pak. biar nanti saya mencarikan orang untuk menjaga rumah bapak. pasti bunda juga gak setuju meninggalkan kampung.! karena belum sempat pamer cucu disana. jadi kita bisa berkunjung kesana.!" ucap Arja dengan nada polos.
" pufss. kamu memang pengertian nak Arja.!" kaget bunda lati mendengar ucapan Arja begitu terus terang.
" memangnya nak Arja sudah usaha buat cucu untuk kita..?" tanya pak li semangat.
" kalau itu sih... doa'in saja pak biar bisa cepet awww.!" ucap Arja dan mendapat kan cubitan Tiara di pinggangnya.
" kamu kenapa mencubit ku Ra.?" tanya Arja bingung.
" nanti saja kita bicarakan dikamar ya..!" kata Tiara yang kesal mendengar Arja bicara.
" ya sudah. pak. bun. kita kemarin dulu ya..!" pamit Tiara menyeret Arja.
" jangan lupa buat yang banyak ya..!" goda bunda lati.
" kenapa kita nggak buat sendiri saja bun.?" genit pak li.
" lihat umur...!" ucap bunda lati membereskan piring.
"Ra.. kamu kenapa. aku ada berbuat salah ya..?" tanya Arja polos.
" maksud kamu apa ngomong kayak gitu didepan orang tuaku.?" selidik Tiara dengan tatapan tajam.
" bukan apa-apa. cuma aku nggak mau orang tuamu terpisah denganmu.!" ujar Arja.
" daripada nanya itu... mendingan kita usaha membuat banyak cucu untuk mereka.!" ucap Arja mulai mengunci kamar.
" ka.. kamu.. mau apa.?" tanya Tiara takut.
" kamu kan udah janji tadi malam. aku cuma menagihnya.?" ujar Arja memeluk Tiara.
" umm.. ini akh kan umm masih pagi Ja..umm!" desah Tiara.
" nggak papa kok nggak ada yang dengar.! jadi tepatin janji kamu saja.!" ujar Arja ******* dan meremas dada Tiara.
" umm akhh.. pelan ya Ja..!" ujar Tiara yang takut merasakan sakit seperti sebelumnya.
" iya... aku akan lebih lembut.!" ucap Arja melepaskan celana.
setelah mereka puas. Arja menggendong Tiara dan membantunya mandi.
setelah selesai mandi baru mereka tidur.
"Ra.. Ja.. bangun udah siang Lo.. ini penata riasnya sudah sampai.!" teriak bundanya dari luar kamar.
" uhmm. Ra bangun... ayo siap-siap untuk resepsi terakhir.!" ucap Arja membangunkan Tiara yang memeluknya seperti guling.
" bentar lagi ya.. Ja.. aku masih capek. Lo..!" balas Tiara menarik selimut.
" itu.. bunda udah teriak.. katanya penata riasnya sudah sampai. cepet bangun. nanti malam aku pijitin lagi...!" ujar Arja.
" um... baiklah..!" ucap Tiara malas.
**
selesai resepsi.
" lihat masak cowok itu udah ganteng, masih muda, dan tajir. mau menikahi cewek yang lebih tua darinya.!" ujar salah satu tamu undangan yang masih mendengung di telinga Tiara.
" kamu kenapa tiba-tiba melamun.?" tanya Arja setelah selesai mandi melihat Tiara bengong belum mengganti pakaiannya.
" kamu kelelahan.?" tanya lagi Arja.
" Ra... kamu kenapa.?" tanya Arja lagi jongkok didepan Tiara.
" eh.. Arja. nggak papa kok. aku mau pergi mandi.!" ucap Tiara gugup.
" aneh. padahal tadi baik-baik saja.?" pikir Arja.
" Arja kenapa baik sama aku ya.? dan sepertinya dia tidak peduli dengan usiaku.?" kata Tiara pada dirinya sendiri.
Arja yang tengah memeriksa laporan lewat email. dia tidak fokus dan memikirkan Tiara.
saat Tiara keluar dari kamar mandi Arja menanyainya.
"Ra... kamu kalau ada masalah jujur saja sama aku, jangan pendam sendiri.. aku bakal bantu kamu sebisanya kok.!" ucap Arja.
" Arja kamu... hiks. kamu kenapa baik banget sama aku... kenapa kamu mau menikahi ku.? bahkan tidak mempedulikan usiaku.!" tangis Tiara meluapkan semua pertanyaan yang ada dipikirannya.
" oh... jadi karena ini.. kamu terus bengong.
aku kan pernah bilang sama kamu. kamu istriku. tanggung jawabku. mungkin saja aku sudah mulai mencintaimu.!" jujur Arja.
Tiara yang mendengar ucapan Arja berlari memeluknya dan menangis di dadanya.
" sudah nggak perlu nangis lagi... kedepannya kalau kamu punya masalah bilang saja. karena aku juga tidak bisa menebak semua yang kamu pikirkan.!" ucap Arja mengelus kepala istrinya.
"emm. baiklah.!" ucap Tiara senang.
" nah sekarang jujur kamu kenapa bisa memikirkan tadi..?" tanya Arja penasaran.
"umm.. saat resepsi tadi aku denger omongan orang lain bahwa aku nggak pantas buat kamu..!" jujur Tiara.
"oh... ingat kamu harus yakin dengan dirimu sendiri. lihat ke kaca,! kamu itu perempuan yang cantik, lembut, dan baik, perhatian lagi. yang seharusnya nggak percaya diri itu aku.. aku kan masih belum bisa mengurus diri sendiri, belum mapan, tapi sudah punya istri sebaik kamu..!" kata Arja mencubit hidung Tiara.
" ya sudah.. kamu kalau capek istirahat dulu. aku mau memeriksa laporan sebentar.!" ucap Arja.
" baiklah. jangan bekerja terlalu keras... kamu kan belum seharusnya bekerja.!" ucap Tiara mengingatkan.
" iya. iya. " ucap Arja mencium kening Tiara.
karena Tiara tidak bisa tidur dia memilih menemani Arja.
" kamu kok nggak tidur. inikan sudah malam.?" tanya Arja melihat Tiara menyusulnya.
" aku nungguin kamu saja.!" ucap Tiara duduk disofa ruang kerja Arja.
" ya sudah kalau begitu.!" kata Arja.
Saat Arja fokus melihat komputernya Tiara menatapnya terus karena kagum melihat Arja yang tampan saat serius.
" kamu kenapa menatapku terus... sini.!" ucap Arja melembaikan tangan.
" duduk sini.!" tarik Arja membuat Tiara duduk di pangkuannya.
" em.. kalau begini kan ganggu kami. !" ronta Tiara.
" kalau kamu meronta lagi kamu malah jadi ganggu aku. diam saja.!" ucap Arja fokus pada komputernya.
karena merasa nyaman Tiara malah tidur dipangkuan Arja.
Selesai memeriksa laporan Arja baru sadar kalau tiara sudah tertidur.
lalu ia menggendongnya ke kamar dan membaringkannya diranjang dan tidur disampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Kusmiati
masih kecil udah punya istri si arja nya keren banget dan udah punya usaha sendiri lg
2021-08-20
1