**
Tinggal serumah
setelah Bu Tiara mendingan dua meminta untuk dibawa pulang kerumahnya.
sedangkan kak Siti masih khawatir dengan kondisi sahabatnya tersebut karena dua tinggal seorang diri disini. Kak Siti meminta Usman untuk meminta izin ibunya agar Arja menemani Bu Tiara sementara waktu dirumahnya.
" gimana mas kata Mama..?" tanya Siti.
" boleh tapi harus bawa satu pembantu.." jawab Usman.
" oh baiklah. bagus kalau begitu" kata Siti lega.
" Arja nanti kamu temani Tia untuk beberapa hari.!.dan ini PERINTAH" tegas Siti menekankan kata perintah.
" wanita ini kenapa sensitif banget ya..?" tanya usman dalam hati.
" tapi kak..." melas Arja mendengar kata kakak iparnya.
" tapi apa..? kakak udah izin kepada mama dan dia udah setuju." tegas Siti.
" tapi kakak kan belum nanya Bu Tiara." timpal Arja.
" kamu nggak mau, Tia..?" tanya Siti menatap tajam ke Bu Tiara.
" boleh kok asal gak berdua.." pasrah Bu Tiara.
" ya udah. Arja kamu pulang beresin baju dan keperluan pindah kamu. dan Tia biar aku saja yang mengantarnya. sekalian Arja setelah beberes selesai langsung ke rumah Tia dan ajak satu pembantu dari rumah Mama.." tegas Siti.
"itu anak orang lain kenapa kamu yang atur sayang..?" bisik Usman.
" ooo kamu mau ngatain aku tukang atur..? Ok nanti malam kamu tidur disofa..!" bisik Siti sambil mencubit pinggang suaminya.
" awwaw jangan dong sayang..nanti kalau aku kedinginan Gimana..?" tanya usman.
" aku bisa pakai selimut..sayang...ya kan..?" kata Siti dengan tatapan tajam.
" baiklah Tia ayo kita pulang. mas kamu urus administrasi.!" ajak siti.
"siap nyonya muda.." jengkel Usman karena disuruh-suruh terus oleh istrinya.
"ayo Tia.!"
Bu Tiara pulang bersama Siti dan usman. sedangkan Arja pulang kerumahnya Untu beberes.
" ma Aku pulang.." ucap Arja ketika masuk rumah.
" Oo udah pulang. gimana keadaan gurumu..?" tanya mamanya.
" udah mendingan ma. oh ya Mama kok ngizinin sih aku tinggal dirumahnya Bu Tiara.? jangan-jangan Mama udah gak butuh aku lagi ya..hiks." manja Arja.
" gk usah banyak akting. kamu cepetan beberes pembantunya udah berangkat ke rumah Bu Tiara.
" puffs.. jadi ini semua udah direncanain.?" tanya Arja.
" iya sama kakak ipar kamu." kata mamanya.
" kak Siti ini pasti Mama kedua ku ya..?" ucap arja.
setelah mengepak barang keperluannya Arja langsung berangkat ke rumahnya bu Tiara. tak sampai setengah jam Arja sudah sampai dirumahnya Bu Tiara.
saat Arja sampek disana Usman dan istrinya pamit pulang.
"Tia kami pamit pulang dulu ya... kamu jaga diri yang bener. awas kalo sakit lagi.." ancam Siti.
" siap madam." kata Bu Tiara.
" Arja karena kamu udah yampek sini kami pamit. kamu jagain Tia dengan bener jangan-jangan macem-macem. paham" ancam Siti mengepalkan tangan dimuka Arja.
" pa.. paham kak" angguk cepat Arja.
" ayo mas. kita pulang!." ajak siti.
setelah keduanya pulang, Arja masuk ke kamar yang sudah disiapkan oleh Siti.
selesai Arja merapikan barangnya dia masak makan malam untuk dirinya sendiri.
saat masuk dapur dia melihat Bu Tiara tengah memasak disana.
" Bu Tiara udah mendingan.?" tanya Arja.
" udah kok. ini udah bisa masak." jawab Bu Tiara.
Bu Tiara memasak dibantu bik rus.
Arja menuju kulkas untuk mengambil bahan untuk dimasak untuknya sendiri.
" eh kamu ngapain? kan ibu sudah masak." heran Bu Tiara.
" den Arja nggak biasa makan makanan orang lain non." kata bik rus memberi tahu.
"Ooo aku lupa." ucap Bu Tiara mengingat omongan Arja di atap sekolah.
setelah selesai masak mereka makan bersama. Arja membawa makanannya ke balkon kamarnya. sedangkan Bu Tiara makan bersama bik rus.
" Arja emang gitu ya bik kalo dirumah.?" tanya Bu Tiara heran melihat Arja makan dikamarnya.
" kalau ada papanya dia makan bareng di meja makan non." kata bik rus.
" Ooo kok bisa gitu bik..?" tanya Bu Tiara penasaran.
" saat den Arja kecil dia kan pernah dibius lewat makanan oleh mantan bapak dan dibawa ke rumahnya untuk di siksa." kata bik rus menceritakan.
" Ooo gara-gara itu too. tapi saat dia makan bakso sama aku kok nggak keberatan..?" bingung Bu Tiara.
" pasti yang dagang cowok kan non." tebak bik rus.
" iya.. emang kenapa bik." penasaran Bu Tiara.
" den Arja itu traumanya bukan sama makanannya non tapi sama perempuan.
jelas bik rus.
"yaa.. sejak saat itu den Arja pendiem, dan nggak suka di dekati anak perempuan." terang bik rus.
" Oo pantesan kalo dikelas dia juga serius belajar cuma kalo siang dia makan di Atap gedung sekolah." kata Bu Tiara.
" kok non tau tuan muda makan di Atap..?" tanya bik rus.
" saya pernah makan bareng sama dia di atap." jawab Bu Tiara.
" O ya sudah non saya beres-beres." pamit bik rus.
" o silahkan bik." ucap Tiara juga menuju kamarnya.
Dikamar Usman masih penasaran dengan istrinya karena menyuruh Arja tinggal dengan sahabatnya.
" yang kamu kenapa sih nyuruh Arja tinggal serumah dengan sahabat kamu.?" tanya Usman.
" aku dan mama kamu berniat menjodohkan Arja dengan Tia mas." Jujur Siti.
" kok kamu nggak ngasih tau aku dulu. kan aku bisa bantuin." semangat Usman untuk menjodohkan Arja dengan Bu Tiara karena Usman tahu kalo Arja mau deket sama Bu Tiara.
sedangkan dirumah orang tua Arja. mamanya juga memberitahukan niatnya untuk menjodohkan Arja dengan Bu Tiara kepada suaminya.
" eh ma Arja kemana.? kok nggak makan bareng." tanya papanya Arja.
" dia Mama suruh tinggal bersama dengan sahabatnya Siti. soalnya Mama mau ngejodohin Arja dengannya." jujur mamanya Arja.
" Lo kok Mama nggak memberi tahu." kecewa suaminya.
" kan papa sibuk di kantor. kan udah mama kasih tahu barusan juga.." kata istrinya.
" nama sahabatnya Siti siapa ma..?" penasaran papa Arja.
" Tiara pa. dia guru magang di sekolahnya Arja dan Arja nggak menolak Tiara seperti cewek lainya." kata istrinya memberi tahu.
" ya.. mungkin karena gurunya ma.. kan Arja juga nggak nolak sama guru nya yang lain." kata papa Arja karena dia tahu kalo Arja nggak Alergi dengan gurunya.
"ya iya sih. tapi mama suka sama Tiara dia orangnya lembut keibuan dan mandiri." bersikeras mamanya Arja.
" terserah Mama aja deh." pasrah suaminya.
Cindy yang baru bangun tidur dari sore tidak melihat kakaknya dan bertanya pada mamanya.
" Kaka mana ma..?"
" kakak tinggal sama Bu gurunya sayang biar tambah pintar." jawab mamanya.
" yah... Cindy sendilian dong di lumah." kecewa Cindy.
" Cindy kalo mau tiap libur juga tinggal sama kakak aja gimana.." tawar mamanya.
" oke deh nanti Cindy juga bisa pintal." polos Cindy.
" sini ayo makan." angkat mamanya.
**
esok pagi.
jam 4 pagi Arja sudah bangun karena dia sekarang harus mandiri. mulai dari nyiapin baju, masak dan bersiap berangkat sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments