18

Tiara yang tidak tahu harus berbuat apa. dia hanya bisa duduk diam diatas tempat tidur sampai Arja selesai mandi.

" eh kamu nggak tidur siang. ngapain bengong.?" heran Arja yang baru keluar kamar mandi.

" eh.? Kya.aa!! kamu. kamu. kenapa nggak pakai baju.?" kaget Tiara melihat Arja hanya menggunakan handuk.

" kamu kenapa sih. kan sudah sah suami istri. tubuhku adalah tubuhmu dan sebaliknya. bukankah begitu.?" heran Arja melihat Tiara yang kaget.

" nih keringin rambutku..!" ucap Arja menyerahkan handuk kecil pada Tiara.

" kan kamu bisa sendiri atau pakai hairdryer biar tambah cepat.!" ucap Tiara yang masih menutup matanya menggunakan tangan.

" Hahh.?" bingung Arja.

" iya.iya sini aku keringin.!" kata Tiara merutinya.

selesai memakai baju Arja tidur siang bersama Tiara karena keduanya kecapekan.

"Ra bangun sudah sore loh.. kamu dan Arja belum makan siangkan.?" ucap bundanya Tiara membangunkan.

" eh bunda. ada apa bun.?" tanya Tiara yang masih mengantuk.

" itu kamu dan suamimu belum makan siangkan soda sore loh..!" kata bundanya.

"eh.? maaf bun. aku kecapekan tadi sampai lupa." kata Tiara.

" kamu kalo gituan juga harus ingat makan." kata bundanya yang salah paham.

" eh.? apa yang dimaksud bunda. ?" tanya Tiara bingung.

" ehh..? kamu belum gituan sama Arja.?" tanya bundanya sambil mengisyaratkan menggunakan jarinya.

" bunda apan sih!!. bunda keluar dulu.!" kesal Tiara.

" kalau belum kenapa bilang kecapekan. orang lainkan bisa salah paham.!" kata bundanya berjalan keluar kamar.

" terserah bunda saja.!" kesal Tiara.

"Arja.. bangun.!" kata Tiara menggoncang tubuh Arja.

" aku masih ngantuk. bentar lagi ya pa. telat sedikit gak papa kan.?" ngigau Arja.

" ih..siapa yang papa kamu.? Bangun.cepetan.!" kata Tiara lagi menggoncang tubuh Arja.

" ehm.. ada apa Ra.?" tanya Arja baru bangun.

" kamu belum makan siangkan. ayo makan!" ajak Tiara.

" oh... kamu bisa nggak bawa kesini saja. aku masih capek.!" ujar Arja malas bangun.

" ya sudah kalau begitu..!" kata Tiara turun dari ranjang.

" Arja mana Ra. nggak ikut turun.?" tanya mamanya.

" kecapekan bun dia. sepertinya dia disuruh papanya bekerja terlalu keras. padahal umurnya masih muda begitu.!" kata Tiara.

" ya nggak papa dong. suami harus bekerja keras untuk menafkahi istrinya. nanti setelah kamu punya anak. kamu berhenti saja jadi guru, fokus sama ngurus anak-anak kamu saja.!" perintah bundanya.

" baik bun." setuju Tiara. karena dia tahu sedihnya karena kurang diperhatikan oleh orang tuanya meski saat malam atau libur Tiara bisa menghabiskan waktu bersama orang tuanya, itu masih kurang.

"ya sudah nanti selesai makan kamu pijitin saja suami kamu biar pegalnya hilang." saran dari bundanya.

" baik bun.!" kata Tiara menurutinya.

" aku anterin makanan dulu Bun.!" pamit Tiara.

" iya."

"nih Ja makan dulu.!" kata Tiara pada Arja yang masih berbaring ditempat tidur.

" oh... kamu sudah makan.?" tanya Arja yang matanya masih terpejam.

" belum lah. ini aku bawa kesini sekalian.! Ayo bangun. cepet makan.!" balas Tiara.

" Ok.. aku cuci muka dulu.!" kata Arja masih mengantuk.

setelah selesai cuci muka Arja makan bersama Tiara dibalkon kamar.

dan setelah selesai makan Tiara membereskannya, sedangkan Arja mulai menata laptop dan komputernya.

selesai menata komputernya dia membuka email untuk mendapatkan laporan. karena tidak ada masalah Arja mulai bermain game yang sudah tidak dibukanya selama dua minggu.

Arja bermain sampai matahari tenggelam dan pergi mandi. selesai mandi Arja melihat Tiara melamun diatas tempat tidur.

" kamu kenapa melamun..?" tanya Arja.

" emm nggak kenapa-napa kok." kata Tiara mengambil handuk untuk mengeringkan rambut Arja.

"eh.? kok kamu inisiatif sih.?" bingung Arja.

" nggak papa lah. kan sudah tugasku melayani suami.!" jawab Tiara.

"hah..? " pinta Arja.

setelah mengeringkan rambut Tiara memijit pundak Arja.

"kamu kenapa sih...?" tanya arja heran melihat istrinya begitu menurutinya dan berinisiatif.

" nggak papa kok. kamu pasti capek kan jadi biar aku pijit saja ya.!" ucap Tiara.

" boleh juga.. enak..!" ucap Arja yang pertama kali dipijit oleh orang lain.

" pasti berat ya buat kamu.! belum menikmati masa muda tapi sudah harus bekerja dan mengurus istri.!" ujar Tiara prihatin pada Arja.

" nggak papa kok. aku kan sudah terbiasa. sekarang bekerjanya juga nggak seberat dulu saat masih di bengkel." kata Arja.

" tapi kan... biasanya laki-laki lain seumuranmu masih ingin kebebasan dan bermain dengan teman-teman kamu.!" kata Tiara.

" ya... itukan laki-laki lain. aku kan nggak suka yang begituan. lagipula temanku juga kebanyakan perempuan. yang laki-laki paling Bayu saja yang seumuran denganku.! bayu pun juga sudah mau bertunangan bulan depan." kata Arja.

" eh Bayu yang sekelas denganmu dulu.?" tanya Tiara.

" Iya... dia dijodohkan oleh orang tuanya dengan sahabatnya sejak kecil. dulu kelas sebelah namanya Amel." ujar Arja.

" oh..." paham Tiara.

" ya sudah. ayo turun makan. pasti bapak sama bunda sudah menuggu.!" Ajak Arja.

" baiklah.!" setuju Tiara.

" Arja. kata Tiara tadi kamu kecapekan ya.. gimana udah mendingan.?" tanya bunda lati.

" udah kok bun. tadi udah dipijitin sama Tiara."

jujur Arja.

" ya sudah. ayo makan.!" ajak bunda lati.

"baik bun." jawab Arja.

Tiara mengambiljan nasi untuk Arja.

" terima kasih.!" ucap Arja melihat Tiara begitu perhatian padanya.

mereka makan dan ngobrol. selesai makan Arja pergi ke kamar.

" Ra karena Arja masih muda pasti dia belum paham tentang begituan. lebih baik kamu berinisiatif.!" kata bundanya yang mambantu Tiara mencuci piring.

" bunda kok ngomongin gitu sih..!" malu Tiara.

" loh gak papa dong. kalian kan sudah suami istri. buat apa malu.?" ujar bundanya.

selesai mencuci piring Tiara langsung pergi ke kamar karena kesal mendengar bundanya yang mendesak terus.

" Arja. kamu pengen punya anak nggak.?" tanya Tiara ragu.

"eh.? kamu kenapa lagi. bunda mendesak kamu buat segera punya anak.?" tanya Arja.

"iya. kamu.. nggak mau..?" tanya Tiara takut.

" kalau aku sih. mau-mau saja. terserah kamu sudah siap belum.?" tanya balik Arja.

" eh.? emm aku...aku udah siap kok.!" balas Tiara malu.

" kamu pengen sekarang atau.. setelah resepsi saja.?" goda Arja.

" eh.! em... terserah kamu saja. aku siap kok kapanpun.!" kata Tiara yakin.

"puffs Haha." ketawa Arja.

" eh.? kamu.. kenapa kamu ketawa.?" bingung Tiara.

" kamu lucu sekali soalnya. Haha.!" ketawa Arja melihat istrinya begitu imut saat ragu-ragu.

" ya sudah. kalau kamu sudah siap, aku nggak perlu sungkan lagi.!" ucap Arja mengunci pintu.

" eh.. em kenapa mengunci pintu.?" heran Tiara.

" tentu saja agar bapak sama bunda nggak denger." ucap Arja mendekati Tiara dan mulai mencium bibirnya.

" em..ahk..emmm.." desah Tiara.

Arja mulai melepaskan pakaiannya dan istrinya.

" kamu beneran sudah siap.?" tanya Arja.

"em.!" angguk Tiara.

karena mendapatkan jawaban Arja langsung mulai aksinya dari ******* bibirnya dan meremas dadanya Tiara yang lumayan besar.

karena Arja melihat Tiara yang sudah basah. akhirnya dia mulai memasukkan tongkat suci sungokonya ke lubang Tiara.

"akh...em..akh.!!" desah Tiara kesakitan karena pertama kalinya.

Arja memompa dengan lembut membuat Tiara menikmatinya.

mereka bermain hingga 4 ronde.

karena kecapekan akhi mereka tidur tanpa memakai pakaian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!