Arja dan Bu Tiara Setelah keluar dari rumah mereka jadi merasa canggung.
" ehm... Bu Tiara kok mau nikah sama saya..?" tanya Arja ragu.
" saya kan juga dipaksa." pasrah Bu Tiara.
" memangnya bu Tiara nggak punya pacar.?" tanya Arja.
" nggak ada. saya nggak pernah yang namanya pacaran." kata Bu Tiara.
" loh.. kenapa nggak pernah pacaran Bu. ibu kan cantik pasti banyak yang naksir sama ibu saat kuliah dong...." heran Arja.
" yaa saat itu sih banyak yang ngejar. tapi aku nggak peduliin akhirnya pada menyerah satu per satu hehe." gurau Bu Tiara.
" Bu Tiara dulu saat kuliah enak nggak..?" tanya Arja penasaran karena dia mau masuk kuliah.
" enaknya itu dapat teman dan ilmu yang baru saja sih..." jawab Bu Tiara.
"oh... berarti sama seperti sekolah biasa ya Bu..?" tebak Arja.
" ya iya sama aja kaya sekolah biasa." balas bu tiara.
mereka berbincang cukup lama. karena Arja sudah merasakan dingin akhirnya ia mengajak masuk Bu Tiara.
" ayo masuk bu. udah mulai dingin. nanti malah masuk angin." ajak Arja.
" oh baiklah." setuju Bu Tiara.
mereka masuk kerumah dan kebetulan bapak dan bundanya Tiara juga udah mau pulang.
" eh udah mau pulang..Om.?" tanya Arja sopan.
" iya." jawab pak li.
" kalau begitu saya pamit ya pak.." pamit pak li.
" hati-hati dijalan ya..." kata Landa.
"saya pamit om,bu" pamit Bu Tiara memberikan salam.
" iya. jaga kesehatan... seminggu ini puas- puasin ketemu Arja. soalnya Minggu depan kamu udah nggak boleh ketemu dengannya lagi.." goda papa Landa.
" oh baiklah Om." kata Bu Tiara.
Mama Arja mengantar sampai mobil sedangkan papanya didepan rumah karena masih harus akting.
"kalau gitu Arja ke kamar dulu ya pa.." pamit Arja.
"tunggu dulu. Arja besok kamu ajak Tiara untuk memilih gaun. dan kamu siapkan fotografer untuk foto pra-wedding kamu. Minggu ini harus selesai. paham..?" perintah papanya.
" oh oke pa... Arja masuk ya sudah ngantuk nih..." pamit Arja.
" cuci tangan kaki dulu sebelum tidur." kata Papanya mengingatkan.
" Iya pa. selamat malam." kata Arja berlari ke ke kamar.
**
pagi hari.
didepan rumah Arja rame banget karena Cindy baru pulang dari luar negeri ikut sepupunya yang disuruh Usman untuk mengurus bisnis dan usman serta Siti yang baru kembali dari kampung.
" kok rame banget sih. masih pagi juga huaah." ucap Arja bangun tidur dan melihat keluar jendela.
"eh simulut toa pulang sama tukang ngatur juga..." keluh Arja pada adik dan kakak iparnya.
"huhhh kedamaian hilang seketika." tangis Arja.
setelah cuci muka Arja turun kebawah untuk meminta oleh-oleh dari Cindy.
" Cindy. pulang kok gak bilang-bilang." ucap arja begitu sampai diruang keluarga karena mereka sudah berkumpul disana.
" udah kok sama papa dan Mama. kata papa kakak sibuk ngejar cinta jadi nggak peduli sama Cindy. makanya Cindy gak ngasih tahu kakak..." keluh Cindy.
" kamu bohongin papa tuh.. Kakak disuruh ngurusin perusahaan karena papa koma.." jujur Arja.
" cih.. alasan saja.." marah Cindy.
" mana oleh-oleh kakak..?" tanya Arja.
" kan kakak nggak pesen mau minta oleh-oleh.. jadi aku cuma bawa buat Arsya aja." jawab cindy.
" kamu ini.... nggak kakak nggak adik..." nfeluh Arja.
" ya sudah. aku ke kamar saja mau siap-siap."
" jadi kesini cuma nanya oleh-oleh..?" tanya Cindy.
" ya iyalah masa nanya kabar kamu..? kakak kan udah lihat kamu." canda Arja.
" dasar kakak bodoh.." teriak Cindy.
" Haha sudah-sudah kakak kamu mau ke butik buat milih gaun dengan Bu Tiara." kata Papanya.
"jadi keduanya sudah setuju pa..?" tanya usman.
" iya" singkat papanya.
" cih... pantes aja lupa Adiknya." ngeluh Cindy.
" udah kan masih ada Arsya tuh yang peduliin kamu sampai gigit rok kamu tuh.." tunjuk papanya.
" eh.... Arsya kamu nakal ya... kamu memangnya belum makan ya.. " ucap Cindy mencubit pipi Arsya.
" jangan cubit dong nanti kalau nangis gimana..?" kata Usman melarang Cindy.
" ma buat adik lagi dong... kak Usman dan kak Arja udah nggak ngepedulin Cindy lagi." pinta Cindy pada mamanya.
" kamu ini... mama kan udah....." ucap mamanya.
"boleh nanti papa usahain." potong papanya dan dapat cubitan dari istrinya.
" usaha apa pah.. mama masih kurang jelas..?" ancam istrinya.
"usaha buat nyuruh Arja biar cepat buatin kita cucu dong.." elak Landa.
" kamu udah denger Cindy. kamu kan baru balik dari luar negeri pasti capek. sana istrahat dulu." perintah mamanya yang masih mencubit papanya.
" baik. ma.. papa yang sabar ya...." salam Cindy pada papanya yang meringis kesakitan.
" kamu juga Usman baru balik pasti istri kamu dan arsya capek. istirahat aja dikamar kamu.." perintah mamanya.
" baik ma... pa. kuat-kuatin ya.... anggap aja penebusan dosa.." salam Usman.
" innni duaaa anakkk durhaka banget sih awaww. udah dong ma.." ringis Landa pada istrinya.
" siapa suruh ngomong sembarangan didepan anak-anak." kata istrinya menariknya ke kamar.
sementara itu Arja menghubungi Bu Tiara untuk diajak ke butik.
" halo Bu. saya disuruh papa saya untuk mengajak ibu pergi ke butik. apakah ibu bisa hari ini.?" tanya Arja.
" bisa sih tapi harus sore karena masih ngurus remidi anak-anak kelas 1 dan 2."
" oh ya sudah. kalau begitu saya kekantor dulu saja nanti kalau Bu Tiara sudah selesai, Bu Tiara hubungi saya saja biar saya jemput saja." tawar Arja.
" oh baiklah." kata Bu Tiara.
" kalau begitu saya berangkat dulu Bu.." pamit Arja.
" oh baiklah." ucap Bu Tiara menutup telpon.
Arja berangkat ke kantor menggunakan mobil Porsche keluaran terbaru milik papanya.
dia menyetir sendiri Karana mengingat sorenya harus menjemput Bu Tiara dan kursinya cuma 2.
sesampainya dikantor dia langsung menuju ke ruangannya dan memeriksa dokumen. Arja hanya bertugas untuk memeriksa dokumen sedangkan untuk rapat dia cuma menemani papanya saja. setelah memeriksa dokumen dia diminta sekertaris Ayahnya untuk mengecek proses pembangunan di dekat sekolah SMAnya.
diapun berjalan kesana dengan menyetir sendiri dan menyuruh sekertaris ayahnya untuk pergi menggunakan mobil sendiri.
sesampainya disana Arja melihat ada para pegawai yang berkerumun.
" ada apa pak.?" tanya Arja.
" itu mas ada kuli yang mangalami kecelakaan." kata karyawan tersebut.
Arja berlari dan menyuruh salah seorang tukang untuk segera membawa kuli yang sudah tua tersebut ke rumah sakit terdekat.
" cepat pak bawa kerumah sakit saja.." perintah Arja.
" tapi kata mandornya disuruh bawa ke klinik saja mas nggak ada dana katanya..." jawab kuli tersebut.
" eh... bawa kerumah sakit saja biar saya yang bayar. Susan pinjam mobilmu dan atarkan bapak ini kerumah sakit." kata Arja.
" baik tuan muda." kata susan sekertaris ayahnya.
" saya mau cari mandor tersebut dan patahkan tanganya." ucap Arja sambil menjetikan jari mengajak bodyguardnya.
" dimana mandornya." tanya arja pada seorang kuli.
" di ruangan pak.." kata kuli tersebut menujuk kearah ruangan yang ada dipojokan.
" oh terima kasih." kata Arja menuju ke ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments