sedangkan Arja mengambil makan untuk dirinya dan Bu Tiara.
" loh kok kamu yang bawa..?" heran Bu Tiara.
" kan tema restoran ini prasmanan Bu." kata Arja menujuk ke nama restoran.
" eh.. maaf saya gak tahu." malu Tiara.
" ya udah gak papa. nanti kalau kurang Bu Tiara pesan lagi saja." tawar Arja.
" oh baiklah." ucap Bu Tiara.
mereka makan tak lama dan setelah selesai Arja mengantar Tiara pulang ke rumahnya.
" Bu Tiara.eh Tia. lusa kamu izin ke sekolah. aku ajak buat foto pra-wedding disuruh papaku." ucap Arja.
" oh baiklah." kata Tiara.
Setelah menyampaikan pesan tersebut Arja pulang. sesampainya Dirumah dia ditanyai oleh papanya.
" sudah milih gaunya Ja?" tanya papanya.
" sudah pa... fotographernya juga sudah siap lusa nanti." Arja memberi tahukan papa Papanya.
" oh ya sudah. mandi dan langsung istirahat. besok ikut papa rapat.!" perintah papanya.
" oh baiklah." setuju Arja karena dirinya juga merasa lelah.
" ouhgg lama gak oleh raga badan kayak gak ada olinya.." keluh arja.
karena terlalu capek setelah mandi Arja langsung tertidur pulas di kasurnya.
**
pagi hari.
Arja yang tengah setengah telanjang dibangunkan karena dadanya ada yang menggigitnya.
"oughh Cindy jangan nakal.kalau gigit lagi kakak nggak kasih permen loh." pukul Arja pada anak yang menggigitnya dengan mata yang masih terpejam.
karena terus digigit dan diraba Arja bangun dan melihat kini jarinya yang digigit.
" aduh... Arsya. kamu kenapa dikamar ku sih. dan ini apa gigit tangan orang gak dikasih makan sama papa Usman ya...!" ucap Arja mencubit pipi ponakannya tersebut.
" sini bocah nakal. gantian Om gigit." ucap Arja Manarik tangan mungilnya Arsya.
" huahhhh huhu." tangis Arsya.
Saat Usman mencari anaknya dia mendengar teriakan bocah menangis dan segera menuju kesana.
" Arsya kamu kena..?" kata Usman terpotong melihat Arja yang mau gigit anaknya.
" penjahat. mau gigit anak ku..? langkahi mayatku.." kata Usman yang tidak tahu bahwa itu Arja dan menendangnya.
" puffss kakak gila ya..? nggak anak nggak bapaknya tukang tindas semua." ucap Arja.
" eh Arja. siapa suruh kamu menindas anak tampan ku hah...?" kata Usman.
" kalau yang kakak maksud ini menindas. berarti ini pembunuhan." debat Arja menunjukan badanya yang merah penuh liur ponakannya.
" cih.... paling digigit nyamuk." kata Usman tidak percaya.
" keluar sana. dasar tukang tindas." kata Arja memegang pipinya yang di tendang kakaknya.
" ada apa kak.?" tanya Cindy baru bangun.
" nggak ada apa-apa. cuma itu. nyalahin Arsya gara-gara digigit nyamuk." kata Usman.
" terserah kak saja cepetan keluar. cepetan kasih Arsya makan daging. biar nggak makan aku lagi..!" perintah arja yang mulai kesal.
" ya iya... dasar punya adik nggak sayang ponakannya. ya kan Cindy..?" goda Usman.
" eh kak Arja juga dimakan Arsya.?" bingung Cindy.
" iya.. cepet keluar aku mau mandi dulu.." perintah Arja.
Arja mandi karena harus bersiap untuk ikut papanya pergi rapat di kantor.
setelah selesai bersiap dia ikut sarapan dengan yang lainya.
" papa mana ma..?" tanya Arja karena tidak melihat papanya.
" dia udah berangkat terlebih dahulu tadi..." jawab mamanya.
" oh. ya sudah aku nyusul saja deh." pamit arja mengambil 2 roti lapis yang sudah di siapkan mamanya.
" ishh anak ini..." heran mamanya.
" hati-hati di jalan.!" teriak mamanya.
Arja bergegas ke kantor takut ada masalah.
saat hendak menyalakan mobil, telponnya berbunyi.
" ada apa Ra.?" tanya Arja yang sudah tau siapa yang menelponnya.
" eh tumben nggak manggil ibu.. ini mobilku dibawa orang tuaku jalan-jalan katanya. kamu bisa nggak nganterin saya ke sekolah." pinta Bu Tiara yang dijebak oleh bapaknya.
Flashback on
"pak. bu bangun udah siang Lo...!" seru Tiara dari luar kamar mereka.
karena tidak mendapat sahutan Tiara berjalan ke meja makan.
dan yang benar saja ada kertas diatas roti lapis yang sudah disiapkan bundanya.
" Tiara. sarapan dulu sebelum berangkat.
ibu dan bapak jalan-jalan keliling kota dulu.
dan mobilmu ibu pinjam, kamu hubungi Arja suruh jemput kamu ya.. dari bunda.!" kata yang tertulis disurat tersebut.
" haiss bilang saja suruh dekatin Arja pakai nulis surat segalak" keluh Tiara.
flashback off
" bisa ra.... tunggu ya..!" kata Arja menutup telpon.
tak lama Arja sudah sampai didepan rumah Tiara dan melihat Tiara yang sudah menunggu.
"ayo berangkat!!" ajak Arja dari dalam mobilnya.
" oh baiklah" ucap Tiara masuk ke mobil.
mereka hanya diam saat mobil mulai berjalan hingga sampai didepan gerbang sekolah.
" ibu masuk dulu ya.. maaf pagi-pagi udah ngerepotin kamu. terima kasih." ucap Bu Tiara keluar dari mobil.
" nggak papa lah. dari pada ngerepotin orang lain..." kata Arja yang sudah mulai menerima Tiara.
" eh..." bingung Tiara.
" ya sudah. aku pamit ya..." ucap Arja.
" maksud Arja tadi apa.. ya.?" tanya Bu Tiara dalam pikirannya.
Arja bergegas menuju ke kantor takut dimarahi papanya. karena jaraknya tidak terlalu jauh Arja akhirnya sampai dikantor papanya.
" pagi tuan muda.."
" pagi tuan muda.." salam para karyawannya. dan mendapat anggukan dari Arja.
saat memasuki ruang rapat Ayahnya terlihat marah.
" papa kenapa marah..?" bingung Arja.
" masih nanya kenapa.!!" bentak papanya didepan para dewan.
" memangnya Arja ada salah pa...?" kata Arja takut dan bingung.
" kamu kemarin mematahkan kaki,tangan seseorang kan..?" ucap papanya.
" iya pa.. tapi kalau Arja nggak mematahkan kaki tanganya. dia yang akan mematahkan kaki tangan orang lain. kemarin juga ada kuli yang jatuh tapi di biarin olehnya. dia juga membuat laporan kalau ada yang kecelakaan tapi uangnya diambil untuk dirinya sendiri. jadi nggak papa dong... mencuri dari satu orang saja harus dipotong satu tangan.
tapi dia mencuri dari banyak orang Lo... pa.. orang seperti itu pantasnya dipotong kedua tangan dan kakinya." jelas Arja membuat para dewan takut.
" niat mu itu bagus. tapi dia juga punya keluarga. kalau begini, bagaimana nasib keluarganya.?" tanya papanya.
" memangnya orang seperti itu masih pantas dikasihani keluarganya. saat aku dobrak ruangannya dia sedang berzina dengan perempuan yang bukan istrinya. aku juga nanya ke kuli. katanya ada banyak perempuan yang ke ruangan tersebut bergantian setiap harinya..." kata Arja.
" pokoknya kalau papa mau Arja nerusin bisnis ini. papa harus tahu kalau Arja tidak suka dengan orang yang menggelapkan dana.. kalau ada dewan yang gak setuju.. keluar saja dari sini... sebelum saya menjabat." ancam Arja.
" bagus... niatmu bagus nak.. tapi pikirkan dulu matang-matang sebelum bertindak." saran papanya.
" jadi papa setuju dengan pendapat Arja...?" tanya Arja.
" setuju lah... pasti perusahaan ini akan semakin menjadi makmur jika kamu yang memimpin.." puji papanya.
" kalian dengar dari putraku kan. jangan sampai kalian ada yang menggelapkan dana. jika itu terjadi jangan salahkan saya jika keluarga kalian jadi tikus jalanan. paham!!" kata Landa pada para dewan.
" ba.. baik pak Landa..kita paham.." ucap para dewan yang takut pada bapak dan anak tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
도망자
ngeri lihat bapak ama anak
2021-11-19
0
Ahmad fadli Pratama
mantap
2020-08-08
0