Semua orang yang ada di panti asuhan terkejut dengan perkembangan mereka bertiga. Terutama sihir tanpa mantra Ravel, dan sihir cahaya Nia yang menghasilkan elemen api. Anak-anak lain sepertinya meremehkan Dion, padahal ia belum mengeluarkan sihir andalannya. Kemudian setelah semua bertepuk tangan Nia merapal mantra berikutnya.
“Tombak emas, patuhilah aku, keluarkan kekuatanmu, Gold Spear!" teriak Nia menggunakan sihirnya.
Muncul sebuah cahaya pada tanah yang ada di depan Nia, kemudian keluar sebuah cahaya membentuk tombak. Kemudian Nia menggenggam cahaya itu dan berubah menjadi tombak berwarna emas. Setelah itu Dion mengeluarkan mantra andalannya. Ravel dan Nia sudah tahu akan mantra ini, tapi mereka membiarkan yang lain mengejek Dion agar terkejut setelah mengejeknya.
“Pedang air, hunuskan ketajamanmu, habisilah musuhku, Flying Water Blade!” ucapnya lalu air beterbangan menujunya.
Semua air mengelilinginya hingga membuat sebuah lingkaran utuh, kemudian secara perlahan air itu membentuk sebuah pedang yang mengitarinya. Terdapat 12 pedang air terbang yang mengelilinginya. Kemudian Dion menggerakkan pedang tersebut dengan pikirannya ke arah Nia, sementara Nia menangkis semua pedangnya. Setelah pedangnya kembali ia melepas mantranya.
Kemudian mereka berdua tersenyum dan tertawa karena rencana mereka berhasil. Karena setelah Nia seolah diserang semua orang memberi tepuk tangannya ke mereka berdua. Ketika semua penuh dengan tepuk tangan, Nia dan Dion bersila di tanah dan memperkuat batin mereka. Lalu Ravel tertawa melihat mereka berdua.
“Hahaha, tidak perlu segitunya kali. Yah, memang sih hanya mereka yang berikan pelindung spirit.” ucap Ravel sambil tertawa sendiri.
Kemudian semua orang melihat Ravel yang malah tertawa setelah kedua temannya meningkatkan ketahanan tekanan batin mereka. Setelah itu tiba-tiba Nia dan Dion dikelilingi oleh aura roh elemen seperti Spirit Barier yang di bentuk Ravel untuk melindungi yang lain. Mereka berdua hanya tersenyum karena yang bisa melihat aura tersebut hanya orang yang memiliki ikatan kuat dengan roh kontraknya.
Kemudian Ravel menutup matanya dan menghilangkan aura keberadaannya. Ketika semua merasa ada yang aneh dengan Ravel yang terlihat tetapi seperti tidak ada. Ravel membuka matanya dan memperlihatkan tekanan dari kapasitas mananya. Saat itu juga semua yang ada di sana terkejut. Terutama kak Natalia.
Bagi orang yang ada di sana Ravel terlihat seperti dikelilingi aura hitam yang pekat, bahkan orang yang tidak bisa menggunakan sihir pun bisa melihat auranya. Kak Nata yang merupakan orang yang bisa dibilang paling handal menggunakan sihir di sana, tidak dapat bergerak 1 senti pun. Ia melihat Ravel dikelilingi oleh aura hitam yang membentuk sebuah bayangan yang membawa sabit besar.
Kemudian Kak Natalia pingsan di saat itu juga saking tertekannya oleh aura Ravel. Ravel yang menyadarinya langsung melepaskan sihirnya dan kembali meredam sihirnya. Kemudian anak-anak lain membantu Kak Nata, sementara mereka bertiga berbicara dengan Bu Susan. Karena Bu Susan tidak bisa melihat sihir ia mengatakan kalau kepergian mereka bertiga ditentukan oleh Kak Nata.
Karena Kak Nata pingsan mereka pergi ke perpustakaan untuk membaca buku sambil menunggu Kak Nata sadar. Mereka membaca buku tentang sejarah sekolah Vitoria yang merupakan sekolah yang mereka tuju. Mereka menemukan beberapa informasi tentang penerapan pendidikan di sana. Menurut buku yang mereka baca mereka dapat dipastikan mendapat kelas yang berbeda.
Ketika mereka sedang serius membaca buku itu. Tiba-tiba Bu Susan datang, ia menyuruh Ravel dan yang lain ke kamar Kak Nata. Kemudian mereka menuju ke kamar Kak Nata untuk mendapat persetujuan mendaftarkan diri ke sekolah Vitoria. Setelah sampai Kak Nata menyuruh semua orang keluar kecuali mereka bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
lyn hime
next thor
2021-07-21
0
Pendekar
dapat arahan
2020-12-05
0