“Ada yang ingin aku tanyakan pada kalian, jawab sejujurnya jika ingin aku izinkan meninggalkan panti asuhan.” ucap Kak Nata.
“Kami pasti akan menjawab dengan jujur, jadi apa yang ingin kakak tanyakan?” tanya Ravel.
“Tujuan awalku adalah membuat kalian menunjukkan sihir dasar kalian, aku akan mengatakan dengan jelasnya. Kemampuan kalian itu setingkat dengan murid sekolah sihir tahun terakhir. Sekolah sihir itu 5 tahun loh, kemampuan kalian terbilang tidak biasa jika kalian mendaftar di tahun pertama dengan kemampuan itu.”
“Apa kau serius kak? Menurutku ini masih jauh dari kata luar biasa sih.” ucap Ravel dengan santainya.
“Kalau begitu, aku ingin menanyakan satu hal terakhir. Nia, sihir yang kau gunakan tadi manifestasi mana roh cahaya bukan? Bagaimana kau bisa menghasilkan sihir elemen api?”
“Kalau itu aku diajari teorinya oleh Ravel, dia juga bisa menggunakannya kok.” jawab Nia
“Ravel bagaimana kamu bisa menemukan teori seperti itu, dan jelaskan teorinya padaku!”
“Gawat, bagaimana aku menjelaskannya kalau aku mendapatkan teorinya dari pengetahuan dunia asalku? Apa yang harus aku lakukan?” ucap Ravel dalam hati yang bingung harus menjawab apa.
“Kalau tidak salah aku pernah dengar sih, kalau ada teori yang membuat sihir kita berubah elemen.” sambung Dion menjawab pertanyaan Kak Nata.
“Oh, waktu itu aku bertemu dengan seorang kakek tua. Dia memberitahuku semua tentang ini, karena bukan elemenku jadi aku mengajari Nia cara melakukannya. Aku bisa menggunakannya dengan dampak kecil saja.” jawab Ravel mencoba menutupi kalau dia menemukan teori ini dari kehidupan lamanya.
“Dengarkan aku baik-baik, kalian ini terlalu terburu-buru dalam mempelajari sihir. Memang kalian terbilang anak yang berbakat di bidang ini. Biar kupertegas, jalan menjadi penyihir sangat berduri. Kau tahu dalam menjadi penyihir yang kau khawatirkan bukanlah monster atau lawan yang tangguh, tapi kendali pada sihir kalian sendiri. Jika seseorang kehilangan kendali pada sihirnya, ia akan di kendalikan oleh pikiran jahat.” ucap Kak Nata yang sebenarnya mengkhawatirkan mereka bertiga.
“Ya, aku tahu. Aku sudah tahu itu dan akan tetap menempuh jalan yang aku pilih.” jawab Ravel sudah membuat tekad.
“Ravel, aku tahu kamu berbakat, tapi kalian ini bisa dibilang sebuah berlian yang belum diasah. Sihir kalian memang hebat, tapi kalian tidak menguasai sihir dasar sampai sempurna.”
“Sudah kok, karena menurutku tidak terlalu penting jadi aku tidak menunjukkannya.” jawabnya dengan santai karena tidak menunjukkan sihir dasarnya.
“Apa? Kamu sudah menguasainya? Bagaimana dengan kalian berdua?” tanya Kak Nata
“”Kami berdua sudah menguasainya juga kok.” jawab Nia lalu Dion mengangguk.
“Dengarkan aku baik-baik, kalian terlalu terburu-buru untuk menjadi penyihir. Ilmu dasar sebenarnya sangat berguna untuk melakukan sesuatu hal. Tadinya kupikir kalian sudah sangat hebat tetapi sihir hanya kalian pelajari tetapi tidak kalian manfaatkan.
“Yah, kalau itu aku tidak bisa menyangkalnya, Hehehe.” jawab Ravel
“Baiklah, aku akan mengizinkan kalian mendaftar ujian masuk ke sekolah Vitoria. Dengan syarat kalian tidak menggunakan sihir yang tadi kecuali benar-benar diperlukan. Ketika liburan tahun pertama, kalian harus kembali kesini dan menunjukkan perkembangan kalian.”
“Benarkah kak? Syukurlah akhirnya bisa masuk ke sana.” jawab Ravel dengan lega.
“Ingat, kalian hanya boleh menggunakan sihir dasar. Aku juga sudah menyiapkan rumah sederhana untuk kalian bertiga.”
“Bukankah sekolah Vitoria memiliki asrama.”
“Karena sangat mahal, kepala sekolah mengizinkan untuk tinggal di luar sekolah. Kalau begitu, persiapkanlah perlengkapan kalian. Aku akan menemani kalian ke rumah yang sudah aku siapkan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
lyn hime
next
2021-07-22
0
Pendekar
ka Nata setuju daftar sekolah sihir dan uda siapkan rumah
2020-12-05
1
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
hm oke
2020-09-24
2