Hari ini Ravel mencoba untuk membicarakan hal ini ke Bu Susan. Ia meminta tolong agar diperbolehkan untuk mendaftar ke Sekolah Sihir Vitoria. Dengan bujukan yang berlangsung lama akhirnya Ravel mendapat persetujuan. Ia mendapat persetujuan dengan syarat memperlihatkan sihirnya nanti sore di semua anak-anak panti asuhan.
Kemudian ia pergi ke perpustakaan untuk mempelajari kembali mantra dan lingkaran sihir agar tidak terjadi kesalahan. Saat ini Ravel menguasai 5 sihir kegelapan dan 2 sihir cahaya. Untuk sihir dasar yang digunakan bukan untuk pertarungan ia sudah menguasai semuanya. Dalam lingkaran sihir, dia masih seperti pengguna lingkaran sihir paling pemula.
Ketika ia sedang membaca buku Nia dan Dion datang menghampirinya. Mereka berniat ikut dengan Ravel untuk mendaftar ke Sekolah Sihir Vitoria. Sebelumnya mereka sering berlatih mantra sihir sendiri. Karena mereka tidak ingin mengganggu Ravel yang dalam konsentrasi tinggi. Berkat hal itu mereka bisa menggunakan sihir dasar, dan hanya butuh sedikit waktu untuk menguasainya.
Tanpa banyak berkata Ravel hanya mengatakan terserah. Karena Ravel tidak ingin pergi sendiri juga, setidaknya cukup bagus jika ada yang pergi bersamanya. Dion dan Nia juga merupakan orang yang cukup berbakat karena Ravel sudah melihatnya ketika latihan. Tak terasa waktu berjalan, matahari tepat di atas kepala.
Ravel pergi ke sebuah hutan di dekat gunung Arun, di sana terdapat air terjun yang memiliki energi alam. Dengan berendam di sana ia bisa merasa tenang, dan juga menghilangkan rasa panas di siang hari. Ia juga sering ke sini setelah menyelesaikan latihan pagi. Di sini juga dikatakan orang sekitar sebagai tempat pusat manifestasi mana.
Setelah menenangkan diri ia berlatih mengeluarkan sihir serangan, ke pohon di hutan.
“Iblis hitam, pinjamkan lenganmu, untuk membasmi lawanku, Devil Hand.” ucap Ravel merapal mantra.
Kemudian tangan Ravel diselimuti kegelapan dan membentuk sebuah tangan yang cukup besar dengan cakar iblis. Ia mampu merobohkan pohon dalam sekali pukul, dan memotong batu besar dengan mudah menggunakan cakarnya. Ketika berlatih, ia memiliki ide gila. Ia dapat melakukan sihir ini dengan memfokuskan mana ke kedua tangannya.
Ia berniat memfokuskan mana yang lebih besar ke kedua tangannya. Kegelapan yang menyelimuti tangannya semakin hitam, lalu dia mengayunkan tangannya ke pohon dari jauh dan melepaskan mana. Ia dapat melepaskan pukulan dan cakaran dari jarak jauh. Ketika sedang latihan Dion dan Nia datang. Ia memberitahu kalau sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Kemudian mereka menuju ke panti asuhan bersama. Ketika sampai di depan panti asuhan, sudah banyak anak-anak lain yang sudah duduk di bangku yang rapi. Kemudian kak Natalia keluar dari dalam panti asuhan bersama Bu Susan. Mereka ikut duduk di antara anak-anak panti asuhan. Tanpa basa-basi mereka langsung memulai memperlihatkan sihir mereka.
“Ella, lindungi mereka untuk jaga-jaga.” ucap Ravel telepati ke Ella.
“Spirit Barier.” Ravel menggunakan sihir.
“Tanpa mantra? Dari mana ini, sepertinya Ravel yang membuatnya.” ucap kak Nata kaget karena Ravel membuat penghalang tanpa mantra ataupun lingkaran sihir.
“Pertama, aku hanya memperlihatkan sihir ini. Kedua aku akan memperlihatkan kapasitas manaku.” ucap Ravel memberitahu semua orang.
“Kalau begitu biar aku mengeluarkan sihirku dahulu. Pedang air, datanglah ke tanganku, patuhilah mauku, Sword Water.” Ucap Dion lalu dari tanah keluar air membentuk pedang.
“Kalau begitu aku juga tidak akan kalah, akan kuperlihatkan sihir ciptaanku. Cahaya matahari, kumpulkan panasmu, bakarlah musuhku, Fire Mirror Sun.” Nia mengeluarkan api yang cukup besar hanya dengan jentikkan jari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
lyn hime
ny
2021-07-20
0
Pendekar
pertunjukan sihir
2020-12-05
0
bawi dayak
ttp semangatt nulisnya thor 💪🏿💪🏿
2020-11-17
0