Kemudian Ravel duduk menyila dan di belakangnya ada Ella yang mentransfer energi alam ke tubuhnya. Mot menggores jarinya dan memberikan tanda di kepala Ravel menggunakan darah tersebut. Seketika tanda itu terserap ke dalam tubuh Ravel dan mulai mengacaukan tubuhnya. Ravel bertahan tanpa jeritan sedikit pun, sementara Ella menjerit kesakitan hingga lemas.
Setelah selesai, Ella pingsan tak berdaya dan Ravel penuh dengan luka. Karena sudah memiliki energi alam di dalam tubuh ia bisa pulih dengan cepat.
“Hei, bagaimana aku memanggilmu? Aku tidak akan memanggilmu dewa!”
“Panggil saja aku Mort.”
Kemudian Ravel keluar dari dimensi waktu Mort dan kembali ke keadaan sebelumnya. Kemudian Ares turun dari langit.
“Ulangi perkataanku saat bicara padanya!” bisik Mort menyuruh Ravel.
Kemudian Ravel hanya meniru perkataan Mort saat berbicara dengan Ares.
“Ravel, kau melanggar perjanjian. Kau akan kami kembalikan ke alam setelah kematian.”
“Hei, kenapa kau menyamar menjadi Ares selama ini? Dimana Ares kau sembunyikan?” ucap Ravel mengikuti perkataan Mort
“Siapa yang kau maksud?” jawab dewi Ares terlihat biasa saja dan tak terlihat sedang berbohong.
“Berhentilah berpura-pura menjadi perempuan itu, sebagus apa pun aktingmu tidak akan bisa membohongiku.” ucapnya kembali mengikuti perkataan Mort
“Ravel kamu berani berkata lancang seperti itu, apa kamu tahu konsekuensinya?” ucap Ares mulai kesal dan menerjang ke arah Ravel dengan sebuah pedang.
“Setahuku, Ares lemah lembut dan penyayang. Apa kau benar-benar Ares?” ucap Mort dari dalam tubuh Ravel.
“Siapa kamu? Apa maumu? Sampai mencari tahu asal usulku. Cepat jawab!” ucap Ares terkejut dan berhenti dengan seketika.
“Hahaha, memangnya kau tidak mengenalku? Lihat baik-baik ya!” ucap Mort dengan penuh semangat.
Kemudian Mort melakukan perwujudan dewa dengan kontrak darah yang dilakukan dengan Ravel. Ares terkejut bukan kepalang, karena yang ada di hadapannya adalah orang yang menjadi panutan baginya.
“Mot, kenapa kau ada di sini?” ucap Ares panik.
”Hei, kenapa kau panik begitu? Bukankah ada yang harus kita bicarakan, Clara?” ucap Mort dengan mata penuh hawa membunuh.
“Sejak kapan kau tahu?” ucap Ares yang sebenarnya adalah Clara sang dewa kegelapan sambil berubah kembali ke wujud asalnya.
“Dari awal aku tahu semuanya. Karena menarik jadi aku mengikuti alur saja.”
“Apa dia sekutu kita?” tanya Ravel bingung.
“Tenang saja, dia bawahanku saat masih di penghakiman dewa.” jawab Mort menenangkan Ravel.
“Penghakiman dewa? Apa itu?” ucap Ravel tidak mengerti perkataan Mort.
“Tempat para dewa memutuskan hal bersama tentang makhluk hidup dan tempat tinggal kami, bisa dibilang semacam kayangan atau titik temu surga dan neraka.” jawab Mort menjelaskan.
“Meski kurang paham, aku bisa mengetahui apa yang kau maksud. Lalu, kenapa ia mencoba membawaku kembali dan mengapa aku di bawa ke dunia ini?" tanya Ravel meminta alasan atas kematiannya.
"Sebenarnya masalah ini cukup rumit, nanti kalau ada waktu akan aku jelaskan.”
“Baiklah, aku ikuti saja ucapanmu.” ucap Ravel merelakkan apa yang sudah terjadi.
“Karena kau di sini, dimana Ares? Apa dia masih hidup?” tanya Mort ke Clara dengan niat membunuh.
“Sebenarnya aku mendapat perintah membunuh Ares dari Ishtar, ia menggunakan nama kakaknya untuk mengancamku.” jawab Clara tunduk karena takut pada Mort.
“Apa kau membunuh Ares? Tidak ‘kan? Kalau kau membunuh Ares aku pasti sudah memenggalmu dari tadi.” tanya Mort mengenai keberadaan Ares.
“Aku tidak berani membunuh orang paling berharga bagimu, aku membiusnya dan menyembunyikannya, lalu aku menyamar menjadi Ares dan bilang pada Ishtar kalau aku membunuh Clara.”
“Baiklah, aku akan mempercayaimu. Sebaiknya kau sembunyi seaman mungkin dan beritahu aku lokasi Ares." ucap Mort mempercayai bawahannya.
“Saat ini, Ares ada di gunung Chuvash. Ia bilang Chuvash adalah teman baik yang bisa di percaya.” ucap Clara memberitahu keberadaan Ares.
“Maksudmu, gunung naga Chuvash itu? Kalau begitu aku bisa merasa tenang.” respon Mort dengan napas lega.
"Bukankah Chuvash terkenal sebagai naga yang kejam dan haus darah?" tanya Clara bingung akan ketenangan Mort.
"Ya, seperti aku dan Ares dipandang bukan? sosok yang kejam dan haus darah!" ucap Mort dengan senyuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
lyn hime
next thor 😊
2021-07-29
0
Pendekar
Dewi samaran Clara
2020-12-05
0
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
haaa tiba tiba alurnya gk bisa saya ikutin
2020-09-24
2