Saat ini, hanya Hiruzwen dan Ligoso lah yang berusaha untuk menyembunyikan identitas Anton yang sebenarnya karena hanya mereka berdua lah yang saat ini mengetahui tentang Anton.
Setelah cukup lama Anton melakukan perburuan di hutan Dimbogo, Anton pun terus melangkah maju menyusuri hutan itu.
Hingga akhirnya Anton mendengar suara pertarungan yang berada cukup jauh darinya.
Mendengar suara pertarungan itu, Anton pun melesat maju. Ia langsung melompat ke salah satu pohon, dan mulai dari situ ia langsung melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.
"Sepertinya ada pertarungan di sekitar sini!" Ucapnya sambil terus melesat ke depan.
Sementara itu, di tempat yang Anton maksud sebelumnya tampak Karina dan para anggotanya sedang bertarung melawan sekelompok monster reptil mirip iguana namun memiliki tubuh yang lebih besar.
Ukuran tubuh para monster mirip iguana itu memiliki besar tubuh yang beragam, mulai ukuran batang kelapa dewasa hingga ada yang sebesar mobil pick up.
Saat ini Karina lah yang sedang berhadapan dengan monster yang besarnya seperti mobil pick up itu.
Namun Karina tidak bertarung sendirian. Ia di bantu oleh Rio dan satu orang anggota lagi yang bernama Irma. Seorang wanita pengendali air dengan level yang tidak jauh berbeda dari Karina. Namun usia mereka berbeda karena Irma lebih tua dari Karina.
"Karina!" Teriak Irma dengan tegas sambil menembakkan air ke depan Karina.
Seketika itu juga air yang di tembakkan itu berubah menjadi perisai setengah lingkaran yang langsung melindungi Karina dari tembakan racun si monster itu.
Monster mirip iguana itu memiliki kemampuan khusus untuk menyerang menggunakan racun.
Racun-racun itu tidak hanya keluar dari mulut mereka saja, karena dari tubuh mereka pun bisa mengeluarkan racun untuk menyerang lawan.
"Terima kasih Irma!" Ucap Karina sambil menoleh pada Irma.
Setelah itu kini Karina pun langsung melompat ke belakang dan menjaga jarak dari si monster besar itu.
Di sisi lain, para anggota kelompok Karina yang lainnya saat ini tampak sedang bertarung dengan sangat sengit melawan para monster tersebut.
Mereka banyak yang kesulitan karena ketebalan kulit monster itu sangat kuat dan sulit di tembus menggunakan jurus yang sederhana dan yang biasa-biasa saja.
Hal itu di karenakan level mereka semua berada di bawah level para monster tersebut.
"Sial!... Kulit mereka benar-benar sangat kuat dan sulit untuk di tembus!" Ucap salah satu anggota sambil melompat menghindari sumburan racun dari mulut si monster itu.
"Kalau seperti ini terus bisa-bisa kita akan lebih dulu kehabisan energi sebelum bisa menumbangkan mereka!" Sanggah si anggota lainnya sambil menebas racun yang di lesatkan ke arahnya menggunakan kemampuan pengendali angin miliknya sehingga racun-racun itu bisa di hempaskan dan tidak mengenai dirinya.
"Jangan putus asa! Tetap waspada dan teruslah menyerang!" Ucap Karina memberi perintah.
"Siap!" Balas para anggotanya itu.
Sementara itu, kini Rio yang juga merupakan seorang pengguna kekuatan racun langsung melesatkan tebasan racun secara bertubi-tubi.
Tebasan racun itu membentuk bulan sabit dan melesat ke arah monster dengan ukuran paling besar di antara para monster yang ada di tempat mereka saat ini.
"Matilah!!" Teriak Rio dengan sangat bersemangat karena ingin pamer di depan Karina.
Namun sayangnya semua serangan itu sama sekali tidak berefek pada si monster karena kulit monster itu sangat tebal dan memiliki racun yang bahkan lebih kuat dari racun milik Rio sehingga racun milik Rio kalah dari racun milik si monster itu.
Monster itu pun langsung meraung keras sambil mengangkat kepalanya di udara seolah sedang menyiapkan serangan yang kuat.
"Sial! Serangan ku sama sekali tidak ada artinya di mata monster itu!" Ucap Rio dengan ekspresi yang tampak kesal.
Sementara itu si monster kini sudah berhasil membuat sebuah gumpalan besar racun berwarna ungu gelap.
Lalu si monster itu pun langsung menembakkan gumpalan racun yang besar itu ke arah Rio.
Rio yang melihat hal itu bukannya menghindar malah mencoba beradu jurus dengan si monster itu.
Rio dengan cepat memutar-mutar pedangnya hingga terbentuk sebuah lingkaran energi di depannya.
Sesudah itu dengan cepat Rio menebaskan pedangnya ke lingkaran itu dan saat pedang Rio menghantam lingkaran energi itu, tiba-tiba terjadilah ledakan di lingkaran itu.
Bersamaan dengan ledakan itu, tampak sebuah pedang beracun berukuran besar dengan panjang sekitar 3 meter lebih melesat cepat ke arah gumpalan racun itu.
DUAAARRRR!!!
Terjadi ledakan yang cukup kuat saat dua jurus itu saling berhantaman.
Ledakan itu membuat seluruh racun langsung menyebar di sekitaran area ledakan.
Tidak hanya itu saja, gas racun yang menyebar di udara itu tampak sangat tebal dan pekat sehingga tak ada yang mengetahui sesuatu yang terjadi di dalamnya.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba puluhan benda runcing yang terbuat dari racun langsung melesat keluar dari dalam gas beracun tersebut.
Serangan beranda berujung runcing itu melesat langsung ke arah Rio dan hal itu tentunya membuat Rio terkejut dan tak sempat menghindar.
Kini serangan benda berujung runcing itu pun langsung menembus tubuh Rio mulai dari bagian atas hingga ke bawah.
"AAARRRRGGGGHHH!!"
Teriak Rio kesakitan saat terkena serangan itu.
Terdapat kiranya 13 benda runcing yang tertancap di tubuh Rio, dan dari benda runcing itu racun yang sangat kuat mulai menjalar ke seluruh tubuh Rio dan membuat Rio semakin merasa kesakitan hingga tubuhnya tak bisa di gerakkan.
"Sial! Sial! Sial! Sial! Siiiaaaaalllll!!!!" Rio terus mengumpat dengan ekspresi kesal.
Ia kini tidak hanya gagal pamer di depan Karina, tapi juga gagal dalam hal bertahan hidup dan menjadi orang yang kuat.
"Rio!!" Teriak Karina dan Irma serentak dan langsung berlari ke arah Rio.
"Kau tidak apa-apa?!" Tanya Irma dengan ekspresi yang tampak sangat panik.
"Aku tidak apa-apa! aku sehat walafiat! tenang saja!" Jawab Rio yang mulutnya kini di penuhi oleh busa.
"oh syukurlah! Ku pikir kau kenapa-kenapa!" Ucap Irma dengan ekspresi tidak peduli.
"Gadis sialan!!... Apa kau tak lihat aku sedang sekarat?!" Bentak Rio dengan suara keras.
"Diam kau dasar lemah!" Balas Irma sambil menatap Rio dengan sinis.
Sementara itu, kini udara tempat mereka bertiga saat ini terlihat mulai tercemar.
Ternyata si monster itu mulai mengeluarkan uap racun dari tubuhnya dan mulai meracuni orang-orang yang ada di sekitar tempat ini.
Seketika itu juga seluruh anggota Karina tampak terkena efek racun dan mereka semua langsung berjatuhan bagaikan boneka tak bertulang.
"Ap... Apa yang terjadi di sini?" Ucap Karina yang masih belum menyadari bahwa udara di tempat ini sudah tercemar.
Sementara itu, para anggota Karina kini langsung di terkam saat mereka sudah tidak berdaya dan jatuh begitu saja ke tanah.
Karina yang melihat hal itu kini langsung emosi dan ia pun segera berdiri. Ia hendak berjalan namun tiba-tiba kakinya terasa berat dan tak bisa digerakkan.
Tidak hanya itu saja, tubuh-nya kini langsung mati rasa dan akhirnya ia pun jatuh begitu saja dengan keadaan tubuh yang tampak sangat lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Sak. Lim
songong smbong lagi idioooooot
2023-12-03
0
Ya Fi
nahkan beban
2023-07-30
1