Saat ini Anton sedang dalam perjalanan menuju ke hutan Dimbogo, yakni sebuah tempat yang saat ini sedang di adakan penyerangan untuk memusnahkan banyak monster yang tinggal di tempat itu.
Berdasarkan informasi dari asosiasi, monster yang ada di hutan ini di dominasi oleh monster jenis reptil berkaki empat yang menyemburkan racun dari mulutnya.
Selain informasi itu, asosiasi sama sekali belum mengetahui secara pasti monster apa saja selain monster reptil raksasa itu.
"Saat ini sebaiknya aku pastikan sendiri seberapa kuat para monster yang ada di sana... Jika seandainya monster-monster itu jauh lebih kuat, maka sebaiknya aku tidak terlalu gegabah dan kalau bisa ku peringatkan saja para pemburu lainnya yang mungkin tidak bisa berhadapan dengan para monster itu agar mereka segera mundur!" ucap Anton dalam hati.
Saat ini Anton bisa merasakan bahwa para pengguna energi gelap saat ini sebenar-nya masih berada di tingkat Rookie sama seperti para monster yang juga berada di tingkat Rookie.
Yang Anton khawatirkan saat ini adalah, bagaimana jika yang muncul di hutan itu nanti-nya adalah monster tingkat veteran ke atas? Bisa-bisa para pemburu monster yang bahkan masih belum mencapai tingkat veteran itu pasti akan sangat sulit melawan para monster itu.
Setelah beberapa jam Anton melakukan perjalanan sambil melompat dari satu pohon ke pohon lain-nya, kini Anton pun tiba di tempat para pemburu monster yang sedang berkumpul menunggu waktu untuk melakukan perburuan secara serentak.
Seperti himbauan dari pihak asosiasi, di katakan bahwa semua yang mengikuti misi ini harus berkumpul terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk membentuk kelompok yang lebih kuat dari sebelumnya karena terkadang dalam keadaan seperti ini setiap kelompok harus bisa saling berbaur agar bisa saling menguntungkan dan memberi jaminan keselamatan yang lebih tinggi.
Benar saja, saat Anton tiba di tempat itu, ia memantau dari pohon dan melihat bahwa sekarang sudah ada beberapa orang sedang menyatukan kelompok mereka masing-masing agar jadi semakin banyak jumlah anggotanya dalam perburuan.
Bisa di bilang mereka sedang mencoba melakukan kerja sama dengan kelompok yang berbeda-beda.
Sementara itu, Anton kini hanya melihat dan memperhatikan mereka semua dari atas pohon itu.
Tak satu pun orang yang menyadari kehadiran Anton di sekitar tempat itu.
Hingga akhirnya ada seorang gadis yang seumuran Anton dengan tingkat kepekaan yang cukup tinggi kini bisa merasakan kehadiran orang baru di sekitar tempat itu.
Seketika gadis itu pun mulai menoleh ke arah Anton yang sedang duduk di salah satu dahan pohon itu, dan entah kenapa gadis itu tiba-tiba merasakan sesuatu yang meresahkan dari Anton.
Ia merasa seolah Anton memiliki pertentangan dengan dirinya. Instingnya seolah membuat dirinya merasa bahwa ia harus menjauhi Anton karena Anton adalah mahkluk yang berbahaya baginya.
"Tchi!" Gadis itu berdecak kesal sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit menggunakan tangan kanannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Ucap gadis itu yang kini masih menahan rasa sakit.
"Karina!" Ucap seorang pria dengan ekspresi sedikit khawatir karena melihat wajah Karina yang tiba-tiba tampak sedikit pucat.
"Kau tak apa-apa?" Tanya pria itu sambil menepuk bahu Karina.
"Tidak apa-apa! aku baik-baik saja." Jawab Karina. Kini Karina langsung kembali menoleh ke arah Anton.
Begitu Karina menoleh, kini tatapan mata mereka saling bertemu.
Karina jadi sedikit terkejut saat melihat tatapan Anton yang berada di balik topeng dengan motif serigala itu.
Dari tatapan Anton itu Karina bisa menebak bahwa saat ini Anton sedang menatapnya dengan ekspresi datar. Namun entah kenapa ekspresi datar itu membuat Karina merasa seolah sedang di intimidasi oleh Anton.
Di sisi lain, Anton yang ternyata memang sedang menatap Karina dengan tatapan kosong itu sebenarnya sama sekali tidak mencoba mengintimidasi Karina.
Ia hanya menyadari bahwa sejak tadi Karina terus memperhatikan dirinya dan itu membuat ia merasa sedikit canggung dan tidak nyaman. Alhasil ia pun mencoba menatap balik gadis yang belum ia ketahui namanya itu dengan niatan agar gadis itu juga jadi salah tingkah di buat-nya.
Sementara itu, si pria yang merupakan rekan Karina kini mencoba melihat apa yang sebenarnya sedang di perhatikan Karina sejak tadi.
Begitu si pria mencoba mengikuti ke arah mana Karina menatap, kini si pria itu pun mendapati sosok Anton yang sedang duduk di dahan pohon dan terus memandangi Karina.
Tatapan kosong yang terkesan dingin itu membuat si pria merasa kesal pada Anton.
"Orang itu!... Apa dia sedang meledekmu?!" ucap di pria sambil menoleh ke arah Karina.
Karina tak menjawab dan malah terus fokus menatap Anton karena saat ini Karina benar-benar penasaran apa yang sebenarnya ia rasakan dari Anton saat ini.
Karena merasa terabaikan, kini si pria pun jadi kesal kepada Anton.
Bisa di bilang, si pria ini sebenarnya menyimpan perasaan pada Karina, namun sayang-nya tidak pernah mendapat perhatian lebih dari Karina. ia bahkan sangat jarang berbicara panjang lebar ataupun bersikap akrab dengan Karina.
Hal itu pun tentunya membuat ia kini merasa iri dengan Anton yang terus di pandangi oleh Karina.
"Orang itu!... Mukanya benar-benar ngeselin!!" Ucap si pria sambil memunculkan sebuah pedang energi, yakni sebuah pedang yang terbuat dari kristal energi gelap yang di ambil dari tubuh monster.
Begitu ia memunculkan pedangnya, kini ia langsung melompat ke arah Anton dan menebaskan pedangnya ke wajah Anton.
Karina yang melihat hal itu sontak terkejut dan langsung memanggil pria itu serta menyuruhnya untuk menjauh dari Anton.
"Rio!!... Menjauh dari orang itu sekarang!!" Teriak Karina.
Namun si pria yang bernama Rio itu sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Karina karena dirinya telah di makan oleh rasa cemburu yang tidak masuk di akal.
Sebilah pedang pun kini berayun ke wajah Anton.
Namun dengan sangat tenang Anton langsung memunculkan sebuah perisai petir di tangan kirinya, tepat di sepanjang lengan atas hingga lengan bawah serta mencapai punggung tangan.
Perisai petir itu melingkar di seluruh tangan Anton.
Lalu dengan perisai yang muncul menutupi tangan kiri itu, kini Anton pun segera menggunakan tangan kiri ya itu untuk menepis tebasan pedang dari Rio.
Tebasan pedang Rio pun berhasil di tangkis dengan mudah, dan hal itu pun membuat Rio langsung terkejut dan membelalakkan matanya.
ia seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
Rio saat ini cukup percaya diri dengan levelnya yang sudah mencapai level 52, dan ia merasa bahwa dirinya pasti bisa dengan mudah menghabisi Anton.
Setelah Anton berhasil menangkis tebasan pedang itu, kini Anton pun dengan cepat mengangkat tangan kirinya dan langsung menyentil dahi Rio menggunakan jari tengahnya.
Seketika itu juga Rio pun langsung terlempar cukup jauh hanya dengan satu sentilan jari yang di barengi dengan tekanan dari elemen angin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Keyyis
good job
2023-04-27
2