Hari telah berganti malam.
Keadaan hutan saat ini sangatlah sepi dan gelap.
Akan tetapi Anton tetap mencoba untuk berjalan-jalan sebentar untuk melakukan perburuan di malam hari.
Meskipun suasana dalam hutan itu sangat gelap karena cahaya bulan sangat sedikit yang masuk akibat lebatnya daun pepohonan, namun Anton yang merupakan seorang pemburu monster tetap bisa melihat dengan jelas dalam kegelapan.
Berbeda dengan manusia biasa yang hanya bisa melihat saat ada cahaya saja.
Cukup lama Anton berjalan di tengah-tengah hutan itu. hutan terasa sangat sepi, apa karena para monster saat ini sedang tertidur atau semacamnya? ia pun juga tak tahu.
Hingga akhirnya Anton mendengar suara pertarungan di jarak yang cukup jauh darinya.
Ia pun segera pergi ke tempat itu untuk memastikan apa yang sedang terjadi di sana.
"Ruyon!!... Serang monster ini sekarang!!" Teriak Marko yang saat ini sedang terjatuh di hadapan seekor monster berkaki empat yang tampak sangat menakutkan.
Monster itu memiliki perawakan layaknya seekor Singa namun ia memiliki empat tanduk di kepalanya.
"Segera mundur dari sana Marko!" Balas Ruyon berteriak sambil menggerakkan tangannya untuk mengendalikan jurusnya yang berupa akar tanaman yang menjalar dari dalam tanah.
Akar tanaman milik Ruyon itu langsung menjalar dan bermunculan dari bawah tanah.
Lalu akar tanaman itu pun langsung melilit monster tersebut.
Monster itu hanya melirik sekilas akar tanaman yang melilit tubuhnya, lalu ia langsung mengguncangkan tubuhnya.
Seketika itu juga akar tanaman yang melilit tubuh monster itu langsung terbakar oleh elemen api yang di miliki si monster.
"Sial!... Dia terlalu kuat!" Ucap Ruyon yang tampak sedikit kesal.
Sementara itu, dua dari tiga rekan Ruyon langsung membantu Marko untuk berdiri, sedangkan tiga rekan lainnya langsung menyerang si monster itu.
"Monster ini sudah berada di level 35, sedangkan Ruyon yang terkuat di antara kita masih level 26... Ini pertarungan yang sangat berat!" Ucap salah satu rekan mereka yang sedang menebas kepala monster itu namun di tahan oleh si monster menggunakan tanduknya.
"Semuanya mundur dan lakukan serangan jarak jauh secara bersamaan!" ucap ruyon memberi perintah.
"Siap!!" Balas mereka serentak dan langsung mengambil jarak dari monster tersebut.
Kini mereka bertujuh pun langsung berdiri cukup jauh dan mengelilingi monster itu sambil menyiapkan jurus mereka masing-masing.
Di sisi lain, Anton yang baru saja tiba di tempat itu kini hanya menonton pertarungan mereka dari atas pohon yang sedikit jauh dari tempat itu.
"Aku penasaran, sebenarnya sekuat apa monster level 35 itu?" Ucap Anton bertanya-tanya dalam hati.
Berdasarkan yang terlihat menggunakan alat pendeteksi level yang Anton pakai saat ini, monster itu di tunjukkan berada di level 35.
Namun, karena sebuah ingatan yang masuk di kepala Anton saat pingsan sebelumnya, kini Anton bisa mengetahui level monster itu yang sebenarnya.
"Tingkat Rookie level 35!" Ucap Anton dengan sangat mulus tanpa keraguan.
"Entah mengapa aku merasa bahwa monster tingkat Rookie ini harusnya sangat lemah untuk ukuran kekuatanku saat ini... Tapi untuk berjaga-jaga lebih baik ku biarkan orang-orang angkuh itu melawannya lebih dulu." Pikir Anton.
Anton memang sengaja membiarkan mereka bertarung karena sebenarnya Anton juga masih agak ragu dengan ingatan yang tiba-tiba tertanam begitu saja di otaknya.
hal itu pun membuat dirinya ingin memastikan terlebih dahulu sebelum bertindak.
"sebaiknya jangan terlalu gegabah!" Ucapnya lagi dalam hati.
Kini monster yang di kepung oleh Ruyon dan para rekannya itu langsung meraung keras ke arah Ruyon.
Nafas yang sangat panas dari mulut monster itu membuat Ruyon langsung mengeluarkan banyak keringat karena kepanasan.
"Bau T4i!" Ucap Ruyon.
"Serang sekarang!!" Teriak Ruyon memberi perintah.
Kini seluruh jurus yang sudah di siapkan oleh mereka semua langsung melesat ke arah monster itu.
Namun si monster langsung menghentakkan kaki dan tubuhnya.
Seketika itu pun terbentuklah ledakan api yang menghasilkan gelombang api yang sangat kuat yang bergerak meluas dari titik pusatnya.
Gelombang api itu pun langsung berhantaman dengan jurus yang di gunakan oleh Ruyon dan kawan-kawan.
Alhasil ledakan yang cukup kuat pun terjadi dan dari ledakan itu tampak begitu banyak sisa-sisa energi gelap dan kobaran api yang kini berhamburan di udara.
Anton yang melihat hal itu kini bisa menilai bahwa serangan Ruyon dan kawan-kawannya saat ini sama sekali tidak akan bisa menembus pertahanan monster itu.
Sementara itu, Ruyon dan kawan-kawannya kini hanya bisa terkejut dengan ekspresi tidak percaya melihat si monster yang masih berdiri dengan kokoh dan menatap mereka dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
"Sial!... Kenapa monster sekuat ini ada di wilayah ini?!... Harusnya monster di sini semuanya masih berada di level 20 ke bawah!... Dasar para senior tak berguna!... mereka melewatkan satu monster kuat di sini!" Ucap Ruyon menyalahkan para pemburu monster yang lebih senior dari mereka.
"Jangan menyerah!... Kembali ke formasi awal dan kalahkan monster itu!" Ucap si pemimpin kelompok mereka memberi perintah.
Kini mereka semua pun kembali mengambil tindakan. Mereka kembali membuat formasi menyerang secara terus-menerus.
Ada yang menyerang dari jarak dekat dan ada pula yang menyerang dari jarak jauh. Hingga akhirnya dalam waktu beberapa menit mereka pun berhasil menumbangkan monster itu bersama-sama.
"Akhirnya selesai juga!" Ucap Marko.
"Sudah ku duga!... Kita ini memang orang-orang jenius yang bisa mengalahkan monster yang levelnya bahkan lebih tinggi dari kita!" Sambung Ruyon merasa bangga.
Di tengah-tengah rasa senang dan bangga mereka semua setelah mengalahkan monster itu, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang bergema di udara.
"Hahahaha!!"
Suara tertawa itu tentunya berasal dari Anton yang melihat sekelompok orang lemah ini merasa sudah yang paling kuat sejagat hanya karena mengalahkan monster barusan.
"Hanya monster level 30an saja kalian sampai membutuhkan waktu lama untuk mengalahkannya?... Yang benar saja?!... Apa yang seperti itu di sebut jenius?... Yang ada sih b0doh!" Ucap Anton meledek mereka.
Sontak mereka semua pun langsung menoleh ke arah Anton yang berada di salah satu dahan pohon.
Melihat sosok Anton tentunya membuat Marko dan Ruyon langsung kesal karena kata-kata yang Anton keluarkan barusan.
"Hahahaha... Sepertinya ada orang yang iri di sini karena levelnya masih nol... Hahahaha" Ucap Marko sambil tertawa dan membalas ledekan Anton.
Lalu Ruyon dan yang lainnya pun juga ikut meledek Anton hingga pada akhirnya kesabaran Anton pun sudah tidak bisa ia tahan lagi.
Anton pun langsung turun dari dahan pohon dan berdiri di hadapan mereka.
"Hahaha... Kenapa? Apa kau marah, wahai pecundang?!" Ucap Ruyon meremehkan dan mengucilkan Anton.
"Bilang saja kalau kau memang itu dengan kekuatan kami!... Hahahaha!"
Anton pun hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Marko dan Ruyon.
Kemudian Anton mulai menatap mata Marko terus-menerus dengan tatapan tajam mengintimidasi.
"Pecundang?... iri?... Siapa yang kau sebut seperti itu?" Tanya Anton sambil mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat dari tubuhnya.
Seketika Marko dan rekan-rekan sekelompoknya itu langsung jatuh berlutut akibat tekanan aura milik Anton.
Sudah tak ada lagi suara tertawa yang terdengar, kini hanya mata mereka yang terbelalak dan menunjukkan ekspresi terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments