Setelah Dilo puas mengejek dan merendahkan Anton, kini Dilo pun langsung pergi dari tempat itu.
Begitu pula dengan kedua orangtua mereka yang kini langsung pergi dari sana dan lebih memilih mengikuti dan memuji putra mereka Dilo.
"Hah... Sejujurnya selama ini aku selalu penasaran... Kenapa aku selalu di perlakukan berbeda seperti ini?" ucap Anton dalam hati.
Anton terus bertanya-tanya dalam hatinya.
Ia bingung dengan apa yang selama ini terjadi pada dirinya.
Sebenarnya susah sangat lama pikiran ini terbesit di pikiran Anton, dan ia juga sering berpikir bahwa dirinya mungkin sebenarnya tidak berasal dari keluarga ini.
"Jika di lihat dari tampilan wajah serta beberapa aspek lainya, aku ini memang seperti tidak ada kemiripan sama sekali dengan saudara-saudara ku maupun orangtua ku." Pikir Anton yang saat ini masih terus berbaring di lantai paving itu.
Setelah sudah merasa cukup sunyi, kini Anton pun bangun dan segera beranjak ke kamarnya dan membersihkan diri di kamar mandi yang ada di kamarnya.
Sesudah itu ia pun langsung beristirahat dan tidur di atas ranjangnya.
Ia tidur dari jam itu hingga bangun keesokan paginya.
Sebelum matahari terbit, dan suasana masih sangat sepi serta masih gelap, kini Anton pun mengemas barang-barang miliknya dari kamarnya.
Ia memilih beberapa pakaian yang paling ia butuhkan saat ini, dan karena ia memiliki beberapa yang tabungan yang cukup kini Anton pun berpikir untuk memulai hidup sendiri dan pergi dari keluarga Maroso.
Anton telah membulatkan tekadnya. Semalam ia sudah memikirkan banyak hal hingga akhirnya ia pun membulatkan tekad untuk pergi dan belajar hidup mandiri tanpa bantuan dari siapa-siapa.
Anton kini keluar dari rumah itu melalui jendela kamarnya.
Ia turun dari jendela dan langsung melesat cepat kabur dari rumah itu.
"Mulai sekarang aku hanya akan mengandalkan diri sendiri!" Ucap Anton dalam hati sambil terus melesat menjauh dari kota awal.
Setelah beberapa jam Anton melakukan perjalanan, akhirnya Anton pun tiba di salah satu kota yang terletak di tembok ke enam.
Kota itu cukup ramai dan padat penduduk, namun kepadatan penduduknya masih belum sama dengan kepadatan penduduk di kota awal.
Kemarin sebelum Anton tiba di rumah, Anton memang sudah sempat mencari tahu tentang beberapa hunian yang ada di kota ini.
Di kota ini ia menemukan satu rumah yang masih belum berpenghuni di salah satu perumahan yang ada di pinggiran kota.
Rumah yang masih belum berpenghuni itu tampak tidak hanya satu, kira-kira masih ada lima lagi rumah yang belum berpenghuni dan kelima rumah ini juga belum terjual laku.
Kelima rumah yang belum berpenghuni ini ada di bagian sebelah kiri dan kanan rumah yang di beli oleh Anton dengan cara di cicil.
Kemarin Anton telah berbicara dengan pemilik perumahan ini dan ia sudah membuat persetujuan dengan Anton sehingga hari ini Anton tinggal memastikan persetujuan mereka kemarin.
Anton pun kini menemui pemilik dari perumahan itu untuk melakukan transaksi pembayaran agar rumah itu bisa segera ia tinggali saat ini.
Setelah berbicara cukup lama dengan pemilik perumahan itu, kini pemilik perumahan itu dengan senyum yang ramah mengantar Anton hingga di depan rumah yang baru saja Anton beli.
Rumah itu tidak begitu besar, ukuranya kira-kira hanya 10x7 meter saja dan tampilannya sama seperti rumah lain yang bersampingan dengan rumahnya.
Selain itu halaman rumah itu juga sangat minim hanya seluas 11x3 meter saja, yang mana 4 meter sisa dari 7 meter ukuran lebar rumah merupakan halaman samping yang bisa di jadikan sebagai sebuah garasi.
Karena ukuran yang minimalis itulah membuat rumah yang ada di perumahan tersebut di jual cukup murah dan bisa di cicil perbulan.
"Apa kelima rumah di samping kiri dan kanan ini masih belum laku?" Tanya Anton sambil memperhatikan rumah yang bertetangga dengannya, jarak rumah itu dengan rumah Anton hanya satu dinding saja. Satu-satunya pemisah rumah Anton dan rumah tetangganya adalah sebuah garasi.
Sesudah garasi langsung di sambung oleh dinding rumah yang bertetanggaan.
"Masih belum ada." Jawab pria paruh baya pemilik perumahan itu sambil tersenyum ramah pada Anton. "Jika kau punya kenalan yang butuh rumah murah kau bisa rekomendasikan perumahan ini, mungkin saja mereka mau."
"Tenang saja... Jika nantinya aku punya kenalan yang mencari rumah, aku akan merekomendasikan tempat ini." Balas Anton sambil tersenyum.
Setelah itu kini Anton yang sudah menerima kunci rumah itu langsung membuka pintu rumahnya.
Lalu ia pun mulai mengatur beberapa barang bawaannya.
Barang bawaan Anton tidak seberapa, ia hanya membawa beberapa pakaian saja sementara benda-benda lainya yang akan mengisi rumah sama sekali belum ia siapkan.
Begitu Anton masuk, rumah itu benar-benar sangat kosong dan polos.
Belum ada satu pun benda yang mengisinya kecuali beberapa lampu yang berada di setiap ruangan yang ada di dalam rumah itu.
Rumah baru Anton ini memiliki dua kamar, ruang tamu, ruang tengah, dapur, WC dalam kamar, WC di luar kamar, dan di bagian pintu depan terdapat sedikit teras berukuran 3x2 meter.
"Hah..." Anton menghela nafas panjang. "mumpung aku masih punya uang mungkin sebaiknya aku beli perlengkapan tidur dulu." Ucap Anton dalam hati.
Setelah itu Anton pun bergegas keluar dari rumah.
Ia kini mulai berjalan-jalan di sekitar kota dan mencari beberapa peralatan yang ia butuhkan saat ini.
Butuh waktu hampir setengah hari bagi Anton untuk mencari barang-barang yang paling di perlukan saat ini dan dia juga sudah berpesan pada pada pemilik toko-toko tempat ia berbelanja sebelumnya untuk mengirim benda-benda yang ia beli itu ke rumahnya pada pukul 05 sore.
Setelah sudah pukul 05 sore, kini Anton sudah menunggu di rumahnya dan tak butuh waktu lama kini semua barang-barang yang ia beli tampak berada di sebuah kendaraan angkutan yang sedang menuju ke arahnya.
Setelah berhenti di depan rumah, kini Anton pun mengarahkan orang-orang yang bertugas membawa barang-barang itu untuk membawanya masuk ke ruangan yang Anton inginkan di rumahnya itu.
"Hah... Akhirnya selesai juga!" Ucap Anton setelah orang-orang itu selesai menurunkan barang-barangnya.
"Hati-hati di jalan!" Ucap Anton kemudian sambil melambaikan tangannya saat orang-orang yang mengangkut barang-barangnya itu kini pergi dari hadapan Anton menggunakan mobil angkutan yang mereka bawa.
"Hah... Sekarang waktunya menyusun dan mengatur isi rumah ini!" Ucap Anton dalam.hati sambil memperhatikan semua barang-barang yang ada di dalam rumahnya.
"Hah..." Sekali lagi Anton menghela nafas panjang. "Saking bersemangatnya ingin segera mengisi rumah baru, aku pun jadi tidak sadar kalau uangku sudah hampir habis akibat semua barang-barang ini... Untungnya semua ini masih terbilang penting dan merupakan sebuah kebutuhan dan bukan sekedar keinginan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
anggita
wis like👍 kabeh. mugo sukses novelmu yo thor...
2023-04-26
1