Saat ini Anton mulai mengikuti tes penerimaan anggota pemburu monster.
Tes pertama, tes kekuatan fisik. Anton di perintahkan untuk berlari sejauh 100 meter dengan waktu yang di tentukan.
Setelah berlari, Anton pun di perintahkan untuk melakukan beberapa tes fisik lainnya serta menguji stamina Anton saat ini.
Setelah mengikuti berbagai tes dan berhasil lolos sama seperti para pengguna energi gelap, kini pria yang mengawasi tes Anton itu pun hanya bisa terkejut dengan mata yang terbelalak. Apa lagi saat ia mengetahui bahwa Anton bisa menguasai dua elemen sekaligus padahal itu merupakan sesuatu yang cukup langka di dunia ini.
"Bo... Bocah ini bukan sembarang bocah!" Ucap si pengawas tes itu dengan ekspresi yang tampak masih terkejut.
Setelah semua tes selesai, kini Anton hanya perlu melewati tes terakhir, yakni tes untuk mengetahui level Anton saat ini.
"Semoga saja alat ini bisa mendeteksi level energiku." Ucap Anton dalam hati.
Anton kini menatap tugu di depannya itu.
Tugu itu adalah sebuah tugu yang di gunakan untuk mengecek level bawaan seseorang, yakni level awal setelah mendapatkan modifikasi serta kekuatan dari energi gelap.
"letakkan tanganmu di tugu itu." Ucap si pengawas sambil mempersilahkan Anton untuk meletakkan tangannya di tugu itu.
Anton sedikit ragu karena energi miliknya bukanlah energi gelap seperti yang di miliki oleh pemburu monster lainnya.
Namun karena sejak awal sudah membulatkan keputusan, maka Anton pun segera menepis rasa ragu itu dan segera meletakkan tangannya di tugu tersebut.
Begitu Anton meletakkan tangannya, kini tugu itu langsung memancarkan aura berwarna hitam pekat. Tak lama setelah itu, di puncak tugu yang terdapat sebuah layar virtual kecil kini menampilkan sebuah angka, dan angka itu langsung membuat Anton dan pengawas tes itu jadi sangat terkejut dan langsung membelalakkan matanya.
"Mu.... Mustahil!... Bagaimana bisa begini?" ucap Anton yang tampak tidak percaya dengan apa yang di lihat olehnya saat ini.
Sementara itu, si pengawas itu kini hanya bisa menghela nafas sambil memijit kecil pelipis kepalanya.
"Hah... Tadinya ku pikir kau ini adalah seorang pecundang!..." Ucap si pengawas itu sambil mencoba untuk melihat kembali angka yang tertera di puncak tugu itu. Lalu ia kembali melanjutkan ucapannya. "Tapi ternyata kau ini..." Ia menggantungkan lagi kata-katanya, dan kemudian menoleh ke arah Anton dengan ekspresi kesal.
"Tidak ku sangka ternyata kau benar-benar pecundang sampah!" bentak pria itu dengan kesal.
"Lihat itu!... bagaimana bisa angka itu tertera di sana?!" ucapnya lagi sambil menunjuk angka nol yang tertera di puncak tugu itu.
Sementara itu, Anton yang melihat hal itu kini tak bisa berkata-kata lagi.
Ia sama sekali tak tahu harus menjawab apa karena dia juga sama sekali tidak tahu mengapa levelnya saat ini berada di level nol.
"Mungkin alat ini sedang error... Jadinya tak bisa melakukan pengecekan level dengan benar." Ucap Anton mencoba membuat alasan.
"Mana mungkin begitu!... lagi pula jika memang sedang error pasti ada tanda-tandanya, bahkan ia pasti akan menunjukkan tulisan error di puncak tugu itu!" ucap pengawas itu lagi sambil menunjuk puncak tugu itu.
"Begitu ya... Maaf sudah mengecewakan!" Balas Anton sambil menunjukkan kepalnya dengan ekspresi murung dan lesu.
Anton tentunya merasa kesal karena ternyata tugu ini benar-benar tak bisa mendeteksi level miliknya saat ini.
Selain itu, ia juga makin kesal saat si pengawas ujian itu menyebutnya pecundang sampah.
Hal itu pun membuatnya sedikit tersinggung dan langsung menatap tajam pria tersebut.
Aura membunuh kembali di kerahkan dan aura itu langsung membuat si pengawas tes itu langsung tersurut dan tersungkur di lantai.
Diego hanya diam, sementara si pengawas tampak ketakutan saat merasakan aura membunuh itu.
"Sudahlah... Jika memang tak bisa dengan cara ini... Maka akan ku bawakan satu mayat monster ke tempat ini sebagai bukti kekuatanku!" Ucap Diego yang kemudian berbalik dan membelakangi pengawas tes itu.
"Hoi!... Kau mau ke mana?!" Ucap pria itu yang terdengar sedikit berteriak.
Anton tak mempedulikan panggilan pria itu, ia terus berjalan dan hendak meninggalkan tempat tersebut.
"Hei bocah!... Kenapa buru-buru begitu? Apa kau tak mau mengambil sertifikat pemburu monster yang sudah kau dapatkan dengan susah payah?" Tanya pria pengawas itu dengan suara yang bisa di dengarkan oleh Anton meskipun saat ini Anton sudah berada cukup jauh dari pria itu.
Mendengar ucapan pria itu, langkah kaki Anton pun terhenti dan kemudian ia menoleh tanpa memutar tubuhnya.
"Apa maksud anda?" Tanya Anton memastikan.
"Kau lulus dalam tes ini dan sudah di akui sebagai seorang pemburu monster." Jawab pria itu dengan santainya sambil berjalan mendekati Anton.
"Tapi level ku..."
"Tidak usah khawatir!..." Ucap pria itu sambil menepuk bahu Anton. "Meskipun levelmu saat ini masih level 0, bukan berarti tak bisa di tingkatkan... Terlebih lagi saat ini kau sama sekali tidak menggunakan Energi gelap namun sudah bisa mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat.... Setahu ku, tak banyak orang yang bisa menggunakan aura membunuh... Boleh ku tahu energi apa yang kau pakai itu?" Tanya si pria pengawas itu dengan raut wajah penasaran.
"Aku tak tahu energi apa yang ku miliki saat ini, akan tetapi aku merasa kalau ini bisa membantuku untuk menjadi lebih kuat agar bisa melawan para monster di luar sana." Jawab Anton dengan ekspresi yang juga tampak bingung.
Setelah memberi sedikit penjelasan pada pria itu, kini pria itu ikut merahasiakan tentang energi misterius milik Anton saat ini.
"Untuk sekarang sebaiknya kau jangan terlalu mudah mengungkapkan tentang energimu ini di depan umum, karena kalau kau melakukannya, maka kita tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh para profesor gila yang terus-menerus membuat perkembangan dengan berbagai teknologi canggih dari bahan kristal energi gelap hasil buruan para pemburu monster." Ucap pria itu memperingati Anton agar Anton tak jadi korban kelinci percobaan bagi para profesor itu.
"Uhm... Aku mengerti. Terimakasih atas sarannya." balas Anton.
Setelah itu Anton pun pergi dari asosiasi pemburu monster itu.
Namun sebelum pergi ia sudah mendapatkan sebuah informasi wilayah di mana terdapat para monster lemah yang bisa di buru oleh para pemburu monster pemula agar mereka bisa meningkatkan kemampuan bertarung mereka.
Setelah tiga jam lebih Anton melakukan perjalanan dengan cara berlari, kini Anton tiba di gerbang tembok terakhir, yakni tembok ke enam.
"Akhirnya... Ini dia petualangan pertamaku!" Ucap Anton dalam hati.
Anton pun langsung pergi dan meninggalkan tempat itu.
Ia kini langsung berangkat ke sebuah wilayah hutan yang tidak begitu jauh dari tembok ke enam.
Hutan di tempat itu cukup lebat dan di huni oleh beberapa monster lemah.
Meskipun jumlah monster di tempat itu sangat sedikit, namun tempat itu sangat cocok untuk para pemula untuk mendapatkan pengalaman bertarung sebelum pergi ke wilayah yang lebih berbahaya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments