Cinta pertama?

Di rumah yang terlihat sangat gelap, terdapat seorang gadis sedang duduk di atas ranjang kamarnya. Dia terlihat sangat suram, aura gelap menyelimuti dirinya, disertai dengan tangan yang terus menggaruk-garuk hingga menyebabkan luka yang menyebabkan pendarahan.

Walaupun begitu, gadis itu tetap melakukan hal yang sama. Itu semua bukan tanpa sebab, tetapi saat ini gadis itu sedang mengalami depresi karena mengalami mimpi yang mengingatnya terhadap trauma masa lalu.

"Kenapa… kenapa… kenapa… kenapa…"

Gadis itu terus mengatakan hal yang sama, suaranya terdengar sangat menderita, ditambah dengan ekspresinya yang terlihat seperti menggambarkan kecemasan, ketakutan, marah, serta sedih. Dan itu semua bercampur menjadi satu lingkaran yang berhasil membuat gadis tersebut menjadi seperti ini.

Gadis itu adalah Maria Theresa, orang yang pernah Arvin temui di atap sekolah. Namun, kondisinya saat ini lebih terpuruk daripada sebelumnya, hal itu yang menyebabkan suasana menjadi mengkhawatirkan.

"Tidak, tidak, tidak! Aku harus sekolah, aku harus sekolah, aku tidak boleh bolos, aku tidak boleh bolos! Ah ya, itu benar, aku masih memiliki seseorang yang bisa ku percaya. Ya, ya, itu benar. Dia pasti bersedia menjadi temanku, ya, aku yakin itu, ya, ya."

Dengan langkah terpaksa, Maria berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya serta membersihkan lukanya dari infeksi.

Namun, wajah suramnya masih menempel, walaupun telah menghabiskan waktu untuk menenangkan diri ditambah dirinya mandi menggunakan air dingin. Yang seharusnya bisa membuat moodnya kembali normal, tetapi sepertinya itu tidak berlaku bagi Maria.

"Hmm… memangnya dia akan menemani orang gila sepertiku, ya…? Mana mungkin juga itu terjadi…" Gumam Maria di depan cermin lebih tenang dari sebelumnya.

"Aku jelek, aku gila, aku tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan tak pernah datang ke dalam kehidupanku, semuanya sudah rusak, rusak oleh jalng itu!" Maria yang awalnya tenang tiba-tiba menjadi menakutkan dengan wajah seperti seorang predator.

"Aah… aku tidak bisa seperti ini terus. Ayo Maria, kau pasti bisa… ya, itu pasti Maria… aku pasti bisa…" Suara Maria semakin menghilang setiap saatnya.

***

"Dia akan melompat! Seseorang tolong dirinya!"

"Cepat-cepat woy! Bagaimana jika dia melompat dari atas sana!"

"Mana orang yang menyelamatkannya!! Dia sudah sepuluh menit diam di atas sana!!"

Saat ini, kericuhan disertai keresahan sedang terjadi di sekolah elite tempat dimana Arvin menimba ilmunya.

Semua orang terlihat berkumpul dalam satu tempat, mereka tampak khawatir dan ketakutan ketika melihat seorang siswi sedang berdiri di ujung atap dengan tatapan kosong.

Gadis itu tak lain adalah Maria Theresa, entah bagaimana ceritanya dirinya tiba-tiba melakukan itu. Tapi satu hal yang pasti, sekarang kondisi Maria sedang diambang kebingungan dengan perasaan yang tercampur aduk.

Sebagian dari dirinya telah menyerah untuk hidup, tetapi sisanya masih memiliki tekad untuk terus hidup. Jika bisa digambarkan, saat ini situasi di dalam diri Maria sedang bertaruh antara bagian mana yang lebih mendominasi dirinya.

Namun, kondisi itu masih terus berlanjut hingga sepuluh menit lamanya. Bahkan saat ini para guru sedang berada di atap untuk menyelamatkannya dengan bujukan.

Mereka tidak ingin jika saja ketika mereka berlari dan hendak untuk menyelematkan, tiba-tiba Maria melompat dan berakhir tewas karena kesalahan mereka.

Sehingga, saat ini pihak sekolah sedang menyiapkan sesuatu di bawah yang bisa digunakan sebagai pendaratan untuk berjaga-jaga jika saja Maria benar-benar melompat.

'Aku, aku, aku, aku takut… tapi, aku harus melakukan ini… aku tidak bisa… aku bisa… Ayo Maria, melompatlah! Tidak, tidak, tidak, aku takut!'

Saat ini Maria sedang bergelut dengan dirinya sendiri. Seperti sebelumnya, dia sedang menentukan bagian mana yang paling mendominasi dirinya, maka keputusan akhir akan segera diputuskan.

"Dek Maria… menjauh lah dari sana… itu berbahaya…" Bujuk salah satu guru dengan suara lembut, berharap Maria akan menuruti kata-katanya.

Walaupun begitu, Maria tetap tidak mendengarkan perkataannya. Tidak, saat ini Maria tidak bisa mendengarkan siapapun, bahkan pandangannya pun terasa sangat kabur dan sedikit gelap, sehingga dirinya tidak mengetahui situasi yang sedang terjadi.

Tetapi, semua seketika dibuat terkejut oleh tindakan Maria yang perlahan melangkahkan kakinya ke depan. Hal itu yang menyebabkan semuanya ketakutan setengah mati, sedangkan Maria sendiri tidak menyadari hal itu dan terus saja bergelut dengan dirinya.

"Dek Maria! Kamu tak boleh seperti itu! Kemari lah! Jangan ikuti bisikan setan yang menyesatkan!"

Para guru tampak sangat panik, mereka juga perlahan-lahan mulai menghampiri Maria tanpa diketahui olehnya. Begitupula dengan orang-orang yang berada di bawah sana, mereka memiliki reaksi yang sama, namun tidak berani untuk melakukan tindakan apapun.

Itu memang sudah sepantasnya dilakukan, mengingat bala bantuan masih belum datang, dan jika seandainya mereka merelakan diri sebagai tempat pendaratan Maria, maka tubuh mereka akan hancur dan berakhir dengan kematian.

"Lompat… lompat… lompat… lompat…" Gumam Maria dengan kesadaran yang telah diambil alih oleh keinginan terkuat di dalam dirinya.

Namun, tak lama kemudian muncul Arvin yang langsung berlari menuju Maria, membuat beberapa guru terhempas karena ditabrak olehnya.

"Maria!!" Arvin berteriak dengan kencang dan berhasil mencapai telinga Maria yang seketika membuatnya kembali sadar.

"Arvin…?" Maria tampak sedikit linglung dengan keadaannya tubuhnya yang telah terjun bebas sebelum bala bantuan datang.

""Tidak!!!""

Semua orang dengan serempak berteriak melihat kejadian itu, sebagian dari mereka juga menutup mata mereka, dan tak sedikit pula yang justru merekam semua itu dengan tenang.

Namun, sebelum tubuh Maria terjun semakin jauh, Arvin telah berhasil menggapai tangan Maria, walaupun sedikit gemetaran karena panik.

"Haah, akhirnya dapat juga kau wanita merepotkan…" Ucap Arvin sambil tersenyum puas ke arah Maria.

Melihat aksi Arvin yang mengejutkan, semua orang yang awalnya terdiam, langsung berteriak heboh karena bahagia serta bersyukur sama seperti Arvin.

Karena Arvin telah berhasil menyelamatkan Maria, semua orang yang berada di atap langsung menghampirinya dengan kelegaan tampak di wajah mereka.

"Kesini kau anak bandel!" Ucap Arvin kemudian menarik tubuh Maria dengan entengnya.

Sementara itu, Maria yang seolah tak mengetahui apapun, tampak linglung dengan wajah bertanya-tanya. Namun, orang-orang tak menyadari hal itu selain Arvin yang bisa mengintip isi hatinya.

'Dia kebingungan? Mungkinkah selama ini dia tidak sadar telah melakukan sesuatu yang berbahaya? Tapi, itu melegakan… aku tidak bisa membiarkan dirinya menderita lebih lana lagi.' Batin Arvin merasa bersyukur.

"Arvin, apa yang sedang terjadi?" Tanya Maria dengan polosnya.

Namun, sebelum dirinya mendapatkan jawaban, Arvin telah memeluknya dengan erat dan berkata, "Kau adalah wanita terbodoh yang pernah kutemui… Tapi, aku bersyukur karena kau selamat… Dasar bodoh!"

Mendengar semua itu, Maria yang awalnya kebingungan langsung tersenyum bahagia dan memeluk balik tubuh Arvin sebelum pada akhirnya beberapa orang menghancurkan momen romantis itu. Para guru langsung mendatangi Maria dan memeluk nya sama seperti yang dilakukan oleh Arvin sebelumnya.

Sejujurnya saat ini mereka semua tidak bisa menyalahkan Maria atas kejadian sebelumnya, karena bagaimanapun juga dibalik setiap tindakan pasti ada alasannya. Dan hal itu yang akan menjadi prioritas pihak sekolah, yaitu untuk mencari tahu akar dari permasalahannya.

Setelah semuanya berakhir, Arvin yang dianggap sebagai pahlawan itu langsung pergi dari tempat kejadian dan memilih untuk diam di belakang sekolah, mengingat saat ini Maria sedang mendapatkan perhatian lebih dari pihak sekolah.

Sesampainya di belakang sekolah, Arvin langsung duduk di sembarang tempat dan melihat notifikasi sistem yang menyatakan keberhasilannya dalam menyelesaikan misi.

[Misi utama berhasil dituntaskan!]

[Menyelamatkan Maria dari kematian]

[Tingkat: B+]

[Hadiah: 10 juta rupiah dan satu item acak]

[Penalti: Tidak terjadi karena misi berhasil diselesaikan]

[Selamat! Anda mendapatkan 500 SP dan 100+ Ketertarikan Maria]

Melihat semua itu, Arvin menghela nafas panjang dan bersyukur karena masih bisa menyelamatkan Maria tepat waktu.

"Haah, baru pertamakali aku terlambat masuk sekolah, tapi kenapa harus dikejutkan oleh kejadian ini!?" Kesal sekaligus menyesal karena keterlambatannya hampir membuat Maria tewas, walaupun itu semua bukan kesalahannya.

"Tapi untunglah dia masih selamat. Entah kenapa semalaman aku selalu memikirkan dirinya, tapi ternyata aku jatuh cinta kepadanya. Haha, baru pertamakali aku merasakan perasaan mendebarkan seperti ini!" Tawa Arvin sambil mencengkram dada nya dengan kuat.

Terpopuler

Comments

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍

2023-05-28

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

dibuat alur ceritanya yang menarik, janganlah terlalu lambat juga... sedang² saja laaahh...koq jadi kayak lagu dangdut ajaahh... wkwkwk 😛😀🤣💪👍👍👍

2023-05-28

0

Only One

Only One

soalnya sudah agak bosan dengan yang alurnya cepat dan bikin suasananya dag-Dig -dug serr.

2023-05-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!